DFSK Glory 560 dan 580 Ingin Jadi SUV Expert di Indonesia
A
A
A
DFSK Glory 560 sudah dipesan 100 unit di perhelatan GIIAS 2019 di Surabaya bahkan sebelum harganya resmi dirilis, sebelum konsumen benar-benar melihat mobilnya secara langsung. Ini menunjukkan bagaimana pasar Indonesia semakin terbuka dengan kehadiran merek baru asal China. DFSK Glory 560 dikenalkan ke publik pada 26 Maret 2019 silam.
Berada di kelas LSUV (low SUV). Harga resminya sendiri baru diumumkan pada Jumat (5/4) kemarin. Yakni, Rp210 juta-Rp270 juta on the road Jabodetabek. Produk yang akan diluncurkan di ajang Telkomsel Indonesia Internasional Motor Show pada 25 April 2019 mendatang itu dipasarkan dalam 3 varian dan 2 tipe transmisi kendaraan berbeda. Yakni 1.5T M/T dan CVT.
Lewat rentang harganya, harga Glory 560 bersaing langsung dengan kompetitor seperti Toyota Rush dan Daihatsu Terrior yang dipasarkan di rentang harga Rp198 juta-Rp261 juta, juga Honda HR-V dengan banderol Rp284 juta-Rp317 juta. ”Kami berharap bisa mencakup pasar yang lebih luas," ujar Franz Wang, Managing Director PT Sokonindo Automobile of Sales Centre.
Wang optimistis, respons positif di GIIAS Surabaya 2019 menjadi indikasi bahwa Glory 560 bisa diterima masyarakat. Sejak Maret silam, mobil tersebut sudah melakukan produksi masal di pabrik DFSK di kawasan Cikande.
Menjadi SUV Expert
Ketika Wuling bermain di dua segmen (MPV dan SUV), maka DFSK berniat jadi SUV expert di Indonesia. Artinya, produk-produk mereka nantinya kebanyakan berfokus di SUV. Mengapa?
Menurut Wang, pasar SUV di Indonesia masih terus akan potensial.
Pada 2015, misalnya, total penjualan SUV di Indonesia hanya 120 ribu unit. Tapi, di 2018 angkanya melonjak jadi 200 ribu unit. ”Dalam 5 tahun terakhir, pasar SUV terus meningkat. Perbulannya, penjualan wholesales SUV di Indonesia bisa mencapai 16.000 unit,” ungkap Wang. Separuh dari angka tersebut adalah pasar LSUV, yang disasar oleh DFSK Glory 560.
Wang mengatakan, bagaimana konsumen Indonesia memandang SUV sekarang berbeda. ”Masyarakat Indonesia suka sekali dengan SUV. Yang dulunya membeli city car, kemudian upgrade ke SUV. Bahkan, tidak sedikit yang mobil pertamanya langsung memilih SUV,” ungkapnya.
Beda Glory 580 dan 560
Baik DFSK Glory 560 dan 580 sama-sama SUV berukuran sedang, tapi keduanya memiliki segmen yang berbeda. Glory 580 ditargetkan untuk pasar eksklusif yang mendukung gaya hidupnya, sementara Glory 560 diluncurkan bagi pasar yang lebih luas. Dalam konsep desain, Glory 580 memiliki lampu depan bergaya eagle-eye yang mencerminkan gaya elegan.
Sedangkan Glory 560 mengusung desain lebih sporty dan agresif. Kesan sporty dihadirkan lewat roof rail, velg 17 inci, dual-banner intake grill dalam balutan krom, hingga lampu utama yang didukung teknologi LED Daytime Running Light. Glory 580 dirancang untuk pasar medium SUV, menargetkan konsumen menengah ke atas.
”Ini terlihat dari sisi desain dan kelengkapan fitur-fiturnya. Kita bisa katakan 580 berada di segmen sedikit eksklusif,” ujar Wang. Adapun Glory 560 ditargetkan untuk segmen SUV yang lebih luas. Lebih terjangkau. Segmen menengah. SUV yang lebih kompak. ”Konsumen yang ingin memiliki SUV, dan sangat peduli keluarga,” ungkapnya.
Value for Money
Strategi DFSK sebagai pemain baru di Indonesia untuk menarik hati konsumen adalah memberikan value for money. ”Dari desain, 560 masih mengikuti medium SUV. Dimensi kendaraan 4.294 x 1.772 x 1.580 (PxLxT). Sehingga lebih unggul dibanding sejumlah produk lainnya di kelas yang sama,” ungkap Wang.
Selain itu, interior Glory 560 juga disebut Wang mewah. ”Menggunakan soft panel material yang dipakai di kendaraan 400 juta, jok kulit, floating head unit touchscreen berukuran 8 inci, dan fitur-fitur lainnya di medium SUV. Sehingga sangat value for money,” tambah Wang lagi. Termasuk juga garansi hingga 7 tahun atau 150.000 km.
12 Ribu Unit 2019
Tahun ini, DFSK menargetkan penjualan 12 ribu unit atau sekitar 1.000 unit per bulan. Glory 560 dipastikan akan memberikan kontribusi yang besar terhadap penjualan DFSK pada 2019. ”Berapa persen nantinya kontribusi Glory 560, kami serahkan ke konsumen,” ujar Franz Wang. Yang jelas, langkah DFSK di Indonesia saat ini sudah mantap.
Tahun lalu, mereka melakukan pengembangan dealer secara masif. Dari yang awalnya hanya 11 dealer, di akhir 2018 menjadi 50 dealer. Kemudian, perakitan DFSK Glory 560 di pabrik Indonesia selalu penggunaan komponen lokal yang berkualitas dan telah mematuhi peraturan penggunaan minimum komponen lokal yang telah ditetapkan oleh pemerintah. ”Kami juga berencana melkaukan ekspor ke beberapa negara di Asia Tenggara,” ungkapnya.
Berada di kelas LSUV (low SUV). Harga resminya sendiri baru diumumkan pada Jumat (5/4) kemarin. Yakni, Rp210 juta-Rp270 juta on the road Jabodetabek. Produk yang akan diluncurkan di ajang Telkomsel Indonesia Internasional Motor Show pada 25 April 2019 mendatang itu dipasarkan dalam 3 varian dan 2 tipe transmisi kendaraan berbeda. Yakni 1.5T M/T dan CVT.
Lewat rentang harganya, harga Glory 560 bersaing langsung dengan kompetitor seperti Toyota Rush dan Daihatsu Terrior yang dipasarkan di rentang harga Rp198 juta-Rp261 juta, juga Honda HR-V dengan banderol Rp284 juta-Rp317 juta. ”Kami berharap bisa mencakup pasar yang lebih luas," ujar Franz Wang, Managing Director PT Sokonindo Automobile of Sales Centre.
Wang optimistis, respons positif di GIIAS Surabaya 2019 menjadi indikasi bahwa Glory 560 bisa diterima masyarakat. Sejak Maret silam, mobil tersebut sudah melakukan produksi masal di pabrik DFSK di kawasan Cikande.
Menjadi SUV Expert
Ketika Wuling bermain di dua segmen (MPV dan SUV), maka DFSK berniat jadi SUV expert di Indonesia. Artinya, produk-produk mereka nantinya kebanyakan berfokus di SUV. Mengapa?
Menurut Wang, pasar SUV di Indonesia masih terus akan potensial.
Pada 2015, misalnya, total penjualan SUV di Indonesia hanya 120 ribu unit. Tapi, di 2018 angkanya melonjak jadi 200 ribu unit. ”Dalam 5 tahun terakhir, pasar SUV terus meningkat. Perbulannya, penjualan wholesales SUV di Indonesia bisa mencapai 16.000 unit,” ungkap Wang. Separuh dari angka tersebut adalah pasar LSUV, yang disasar oleh DFSK Glory 560.
Wang mengatakan, bagaimana konsumen Indonesia memandang SUV sekarang berbeda. ”Masyarakat Indonesia suka sekali dengan SUV. Yang dulunya membeli city car, kemudian upgrade ke SUV. Bahkan, tidak sedikit yang mobil pertamanya langsung memilih SUV,” ungkapnya.
Beda Glory 580 dan 560
Baik DFSK Glory 560 dan 580 sama-sama SUV berukuran sedang, tapi keduanya memiliki segmen yang berbeda. Glory 580 ditargetkan untuk pasar eksklusif yang mendukung gaya hidupnya, sementara Glory 560 diluncurkan bagi pasar yang lebih luas. Dalam konsep desain, Glory 580 memiliki lampu depan bergaya eagle-eye yang mencerminkan gaya elegan.
Sedangkan Glory 560 mengusung desain lebih sporty dan agresif. Kesan sporty dihadirkan lewat roof rail, velg 17 inci, dual-banner intake grill dalam balutan krom, hingga lampu utama yang didukung teknologi LED Daytime Running Light. Glory 580 dirancang untuk pasar medium SUV, menargetkan konsumen menengah ke atas.
”Ini terlihat dari sisi desain dan kelengkapan fitur-fiturnya. Kita bisa katakan 580 berada di segmen sedikit eksklusif,” ujar Wang. Adapun Glory 560 ditargetkan untuk segmen SUV yang lebih luas. Lebih terjangkau. Segmen menengah. SUV yang lebih kompak. ”Konsumen yang ingin memiliki SUV, dan sangat peduli keluarga,” ungkapnya.
Value for Money
Strategi DFSK sebagai pemain baru di Indonesia untuk menarik hati konsumen adalah memberikan value for money. ”Dari desain, 560 masih mengikuti medium SUV. Dimensi kendaraan 4.294 x 1.772 x 1.580 (PxLxT). Sehingga lebih unggul dibanding sejumlah produk lainnya di kelas yang sama,” ungkap Wang.
Selain itu, interior Glory 560 juga disebut Wang mewah. ”Menggunakan soft panel material yang dipakai di kendaraan 400 juta, jok kulit, floating head unit touchscreen berukuran 8 inci, dan fitur-fitur lainnya di medium SUV. Sehingga sangat value for money,” tambah Wang lagi. Termasuk juga garansi hingga 7 tahun atau 150.000 km.
12 Ribu Unit 2019
Tahun ini, DFSK menargetkan penjualan 12 ribu unit atau sekitar 1.000 unit per bulan. Glory 560 dipastikan akan memberikan kontribusi yang besar terhadap penjualan DFSK pada 2019. ”Berapa persen nantinya kontribusi Glory 560, kami serahkan ke konsumen,” ujar Franz Wang. Yang jelas, langkah DFSK di Indonesia saat ini sudah mantap.
Tahun lalu, mereka melakukan pengembangan dealer secara masif. Dari yang awalnya hanya 11 dealer, di akhir 2018 menjadi 50 dealer. Kemudian, perakitan DFSK Glory 560 di pabrik Indonesia selalu penggunaan komponen lokal yang berkualitas dan telah mematuhi peraturan penggunaan minimum komponen lokal yang telah ditetapkan oleh pemerintah. ”Kami juga berencana melkaukan ekspor ke beberapa negara di Asia Tenggara,” ungkapnya.
(don)