Memotivasi, Pilot RI Lintasi Malaysia-Australia dengan Pesawat Mesin Tunggal
A
A
A
JAKARTA - Astronacci Aviation menggelar World Tour Flight dari Malaysia, Indonesia dan berakhir di Australia. Pesawat dipiloti oleh Capt Gema Goeyardi, FAA Flight Instructor, Captain Citation V Jet, dan Farandi Angesti, yakni seorang FAA Commercial Pilot lulusan 14DAYPILOT Flight Academy.
Dalam perjalanan ini, pesawat yang digunakan adalah CPL IR dengan durasi perjalanan selama 115 hari. Astronacci Aviation merupakan perusahaan business jet, ferry flight, dan Pilot Provider dari AS yang bekerja sama dengan 14DAYPILOT Flight Academy untuk melakukan persiapan training pilot dalam perjalanan tersebut. Ini adalah pencapaian besar karena pesawat yang digunakan adalah pesawat mesin tunggal CIRRUS SR20 melintasi Samudra Hindia.
Cirrus SR20 adalah perusahaan manufaktur pesawat yang berbasis dan berasal dari Amerika Serikat.
Didirikan pada 1984, perusahaan Cirrus Aircraft dikenal sebagai manufaktur pesawat Single Engine (bermesin tunggal) hingga pesawat jet (Cirrus Vision Jet). Pesawat-pesawat yang ditawari oleh Cirrus Aircraft diketahui memiliki gambaran sebagai pesawat mewah dan elegan di pasar General Aviation.
World tour kali ini merupakan aksi pertama yang diadakan oleh Astronacci Aviation, LLC. Sedangkan pesawat yang telah dipilih untuk melakukan tour tersebut adalah Cirrus berjenis SR20.
Cirrus yang akan diterbangi memiliki registrasi pesawat N96706 dan callsign atau panggilan ASTRONACCI706 saat mengudara. Registrasi pesawat memiliki kode November (N) karena ini adalah sebuah pesawat registrasi Amerika Serikat (AS) tapi akan terbang di wilayah Asia, khususnya
Malaysia, Indonesia, dan Australia.
Pesawat dilengkapi sistem navigasi dan avionics yang sangat canggih di kelasnya, termasuk sistem autopilot. Kenyamanan dalam pesawat ini pun sudah tidak diragukan lagi, maka dari itu sudah siap untuk digunakan terbang antarnegara.
Dari segi keamanan, Cirrus SR20 ini dilengkapi sistem Cirrus Airframe Parachute System (CAPS), yaitu sistem parasut yang dapat digunakan jika dibutuhkan. Contoh pada saat kehilangan daya mesin atau ada situasi darurat yang membutuhkan parasut tersebut.
Dalam perjalanan ini, Captain Gema Goeyardi didampingi oleh dua pilot lainnya, yaitu 1 pilot Indonesia bernama Farandi Angesti dan 1 pilot warga Singapura bernama Verlyn Yang, lulusan dari 14DAYPILOT Flight Academy.
“Kami menunjuk Karisma Flight Support untuk membantu seluruh proses di Indonesia,” sebutnya seraya mengatakan, lulusan 14DAYPILOT Flight Academy sudah dipersiapkan dengan baik sejak awal mau jadi pilot profesional dan tangguh," kata Capt Gema Goeyardi.
Perlu diketahui perjalanan lintas negara ini perlu persiapan yang matang dan banyak yang harus dipertimbangkan untuk membuat penerbangan lancar dan aman. Faktor internal yang harus dipersiapkan seperti kelayakan pesawat untuk bisa terbang, terutama untuk terbang dengan jarak cukup jauh, dan juga kelayakan dari pilot itu sendiri.
Sebelum penerbangan lintas negara ini dimulai, Capt Gema dan Farandi Angesti, sudah banyak persiapan mengenali medan-medan yang akan mereka lintasi melalui flight simulator. Dari segi bahan bakar, weight and balance, dan berfungsinya instrumen kokpit juga harus di pertimbangkan.
Penerbangan membawa ekstra tangki bahan bakar (avgas 100LL) untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan. Karena tidak semua bandar udara mempunyai bahan bakar pesawat berjenis avgas 100LL.
Faktor eksternal yang harus dipertimbangkan dalam penerbangan lintas negara ini adalah cuaca, flight plan, medan, rute penerbangan, dan dokumen-dokumen legal seperti surat perizinan. Persiapan penerbangan tidaklah semudah persiapan penerbangan jarak dekat. Terlebih menggunakan pesawat bermesin tunggal dan dengan tak mampu terbang jarak jauh.
"Tidak seperti pesawat jet lainnya, Cirrus SR20 hanya bisa menampung bahan bakar avgas 100LL sebanyak 56 US gall atau setara 212 liter. Sehingga rute penerbangan tidak bisa terbang langsung menuju Australia. Banyak bandar udara yang kita hampiri untuk bisa mengisi bahan bakar dan istirahat untuk para pilot," sebutnya.
Untuk penerbangan ini, pesawat akan dipiloti Capt Gema Goeyardi, seorang Citation V Jet Captain dan Founder Astronacci Aviation, LLC. Dia tidak sendirian karena akan didampingi oleh co-pilot (atau Second in Command) Farandi Angesti, FAA Commercial Pilot, dan pemegang rekor MURI atas pencapaiannya lulus menjadi pilot komersial hanya dalam waktu 115 hari (umumnya 10-12 bulan). Kedua pilot akan terbang dari bandara pertama di Malaysia, melewati Indonesia dengan tujuan akhir Australia.
World Tour flight memulai penerbangan pertama pada 29 Juni 2019 dari Bandara Johor Bahru/Senai International Airport (WMKJ), Malaysia, menuju Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (WIPP), Palembang, untuk mengisi bahan bakar (AVGAS 100LL), dan dilanjutkan menuju Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Selepas dari Bandara Halim Perdanakusuma, pesawat menuju Bandara Juanda, Surabaya, untuk melakukan pengisian bahan bakar kembali. Lalu di hari yang sama, penerbangan dilanjutkan menuju Bandara Ngurah Rai (WADD), Bali.
Di Bali, ada pergantian awak yakni Second in Command Farandi Angesti digantikan oleh Verlyn Yang untuk perjalanan menuju ke Australia. Perjalanan dilanjutkan pada 1 Juli menuju Bandara Sultan Muhammad Salahuddin, Bima dan di hari yang sama penerbangan dilanjutkan menuju El Tari (WATT), Kupang.
Pada 2 Juli 2019, Capt Gema Goeyardi berhasil landing di Bandara Internasional Darwin (YPDN), Australia, setelah menempuh perjalanan selama 4,5 jam dari Bandara El Tari Kupang melintasi Samudera Hindia dan melanjutkan penerbangan ke Gold Coast. Setelah sampai di Darwin, penerbangan berlanjut ke Bandara Tennant Creek Airport (YTNK)-Mount Isa Airport (YBMA)-Longreach Airport (YLRE)-Charleville Airport (YBCV), dan akan mendarat dengan tujuan akhir di Gold Coast Airport (YBCG).
"Saya sebagai FAA Safety Representative dan Flight Instructor berharap event ini bisa memotivasi pilot muda Indonesia untuk terus belajar dan aktif dalam meningkatkan proficiency. Suatu hari general aviation akan besar di Indonesia," harap Gema Goeyardi.
Dalam perjalanan ini, pesawat yang digunakan adalah CPL IR dengan durasi perjalanan selama 115 hari. Astronacci Aviation merupakan perusahaan business jet, ferry flight, dan Pilot Provider dari AS yang bekerja sama dengan 14DAYPILOT Flight Academy untuk melakukan persiapan training pilot dalam perjalanan tersebut. Ini adalah pencapaian besar karena pesawat yang digunakan adalah pesawat mesin tunggal CIRRUS SR20 melintasi Samudra Hindia.
Cirrus SR20 adalah perusahaan manufaktur pesawat yang berbasis dan berasal dari Amerika Serikat.
Didirikan pada 1984, perusahaan Cirrus Aircraft dikenal sebagai manufaktur pesawat Single Engine (bermesin tunggal) hingga pesawat jet (Cirrus Vision Jet). Pesawat-pesawat yang ditawari oleh Cirrus Aircraft diketahui memiliki gambaran sebagai pesawat mewah dan elegan di pasar General Aviation.
World tour kali ini merupakan aksi pertama yang diadakan oleh Astronacci Aviation, LLC. Sedangkan pesawat yang telah dipilih untuk melakukan tour tersebut adalah Cirrus berjenis SR20.
Cirrus yang akan diterbangi memiliki registrasi pesawat N96706 dan callsign atau panggilan ASTRONACCI706 saat mengudara. Registrasi pesawat memiliki kode November (N) karena ini adalah sebuah pesawat registrasi Amerika Serikat (AS) tapi akan terbang di wilayah Asia, khususnya
Malaysia, Indonesia, dan Australia.
Pesawat dilengkapi sistem navigasi dan avionics yang sangat canggih di kelasnya, termasuk sistem autopilot. Kenyamanan dalam pesawat ini pun sudah tidak diragukan lagi, maka dari itu sudah siap untuk digunakan terbang antarnegara.
Dari segi keamanan, Cirrus SR20 ini dilengkapi sistem Cirrus Airframe Parachute System (CAPS), yaitu sistem parasut yang dapat digunakan jika dibutuhkan. Contoh pada saat kehilangan daya mesin atau ada situasi darurat yang membutuhkan parasut tersebut.
Dalam perjalanan ini, Captain Gema Goeyardi didampingi oleh dua pilot lainnya, yaitu 1 pilot Indonesia bernama Farandi Angesti dan 1 pilot warga Singapura bernama Verlyn Yang, lulusan dari 14DAYPILOT Flight Academy.
“Kami menunjuk Karisma Flight Support untuk membantu seluruh proses di Indonesia,” sebutnya seraya mengatakan, lulusan 14DAYPILOT Flight Academy sudah dipersiapkan dengan baik sejak awal mau jadi pilot profesional dan tangguh," kata Capt Gema Goeyardi.
Perlu diketahui perjalanan lintas negara ini perlu persiapan yang matang dan banyak yang harus dipertimbangkan untuk membuat penerbangan lancar dan aman. Faktor internal yang harus dipersiapkan seperti kelayakan pesawat untuk bisa terbang, terutama untuk terbang dengan jarak cukup jauh, dan juga kelayakan dari pilot itu sendiri.
Sebelum penerbangan lintas negara ini dimulai, Capt Gema dan Farandi Angesti, sudah banyak persiapan mengenali medan-medan yang akan mereka lintasi melalui flight simulator. Dari segi bahan bakar, weight and balance, dan berfungsinya instrumen kokpit juga harus di pertimbangkan.
Penerbangan membawa ekstra tangki bahan bakar (avgas 100LL) untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan. Karena tidak semua bandar udara mempunyai bahan bakar pesawat berjenis avgas 100LL.
Faktor eksternal yang harus dipertimbangkan dalam penerbangan lintas negara ini adalah cuaca, flight plan, medan, rute penerbangan, dan dokumen-dokumen legal seperti surat perizinan. Persiapan penerbangan tidaklah semudah persiapan penerbangan jarak dekat. Terlebih menggunakan pesawat bermesin tunggal dan dengan tak mampu terbang jarak jauh.
"Tidak seperti pesawat jet lainnya, Cirrus SR20 hanya bisa menampung bahan bakar avgas 100LL sebanyak 56 US gall atau setara 212 liter. Sehingga rute penerbangan tidak bisa terbang langsung menuju Australia. Banyak bandar udara yang kita hampiri untuk bisa mengisi bahan bakar dan istirahat untuk para pilot," sebutnya.
Untuk penerbangan ini, pesawat akan dipiloti Capt Gema Goeyardi, seorang Citation V Jet Captain dan Founder Astronacci Aviation, LLC. Dia tidak sendirian karena akan didampingi oleh co-pilot (atau Second in Command) Farandi Angesti, FAA Commercial Pilot, dan pemegang rekor MURI atas pencapaiannya lulus menjadi pilot komersial hanya dalam waktu 115 hari (umumnya 10-12 bulan). Kedua pilot akan terbang dari bandara pertama di Malaysia, melewati Indonesia dengan tujuan akhir Australia.
World Tour flight memulai penerbangan pertama pada 29 Juni 2019 dari Bandara Johor Bahru/Senai International Airport (WMKJ), Malaysia, menuju Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (WIPP), Palembang, untuk mengisi bahan bakar (AVGAS 100LL), dan dilanjutkan menuju Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Selepas dari Bandara Halim Perdanakusuma, pesawat menuju Bandara Juanda, Surabaya, untuk melakukan pengisian bahan bakar kembali. Lalu di hari yang sama, penerbangan dilanjutkan menuju Bandara Ngurah Rai (WADD), Bali.
Di Bali, ada pergantian awak yakni Second in Command Farandi Angesti digantikan oleh Verlyn Yang untuk perjalanan menuju ke Australia. Perjalanan dilanjutkan pada 1 Juli menuju Bandara Sultan Muhammad Salahuddin, Bima dan di hari yang sama penerbangan dilanjutkan menuju El Tari (WATT), Kupang.
Pada 2 Juli 2019, Capt Gema Goeyardi berhasil landing di Bandara Internasional Darwin (YPDN), Australia, setelah menempuh perjalanan selama 4,5 jam dari Bandara El Tari Kupang melintasi Samudera Hindia dan melanjutkan penerbangan ke Gold Coast. Setelah sampai di Darwin, penerbangan berlanjut ke Bandara Tennant Creek Airport (YTNK)-Mount Isa Airport (YBMA)-Longreach Airport (YLRE)-Charleville Airport (YBCV), dan akan mendarat dengan tujuan akhir di Gold Coast Airport (YBCG).
"Saya sebagai FAA Safety Representative dan Flight Instructor berharap event ini bisa memotivasi pilot muda Indonesia untuk terus belajar dan aktif dalam meningkatkan proficiency. Suatu hari general aviation akan besar di Indonesia," harap Gema Goeyardi.
(mim)