Intip Dapur Perakitan Hino Dutro di Hamura Plant, Batas Lembur 1,5 Jam
A
A
A
TOKYO - Di sela-sela pameran automotif Tokyo Motor Show (TMS) 2019, SINDOnews berkesempatan melihat perakitan truk Hino Dutro 300 Series di Hamura Plant, Tokyo. Setiap hari, 280-300 unit truk Hino Dutro lahir di pabrik ini.
Tiba di Hamura Plant yang terletak di Midorigaoko, Hamura-shi, Tokyo, rombongan wartawan dari Indonesia yang diundang PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) disambut Plant Management Department Administration Division Toshinori Sasaki, Kenta Nezuka dari Departement Operations Support Division For Thailand and Indonesia; dan Lucky Rahardi, karyawan HMSI yang sedang berdinas di Tokyo.
Rombongan lalu diarahkan ke sebuah ruangan untuk di-briefing tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama berada di pabrik. Untuk mencapai lokasi perakitan mobil, kami menumpang bus Hino yang telah disediakan.
Tak sampai lima menit, rombongan tiba di lokasi perakitan mobil. Bersamaan dengan kami, ada pula anak-anak sekolah yang tengah melakukan study tour di pabrik tersebut. Mereka terlihat antusias menyaksikan proses perakitan mobil di Hamura Plant.
Selama berada di dalam pabrik, pengunjung tak bisa sembarangan berjalan. Ada lokasi khusus untuk para pengunjung atau karyawan yang berjalan kaki, biasanya di sebelah kanan atau kiri lokasi perakitan.Untuk menyeberang ke lokasi lain pun tidak bisa sembarangan. Kami diminta melihat kanan dan kiri. Setelah jalur aman, barulah menyeberang di lokasi yang ditentukan. Jika kebetulan ada kendaraan operasional yang sedang berjalan, kami wajib berhenti dan mendahulukan kendaraan tersebut lewat agar tak mengganggu proses perakitan mobil.
Perakitan truk ini menggunakan jasa robot dan juga tenaga manusia. Robot yang "berdinas" di antaranya bertugas memasang as dan mesin ke sasis, menyatukan kerangka bodi dengan sasis truk, serta membawa atau mengantarkan suku cadang ke titik-titik pemasangan yang dijaga karyawan. Sementara pemasangan suku cadang yang melengkapi bodi mobil dilakukan pekerja manusia.
Jadi begitu ada bodi truk yang berjalan di rel tiba di depan karyawan, mereka harus melengkapinya dengan suku cadang tertentu sesuai tugasnya. Mereka punya waktu 180 detik untuk melakukan tugasnya.
Di bagian akhir proses perakitan dilakukan quality control. Hal ini dilakukan untuk memastikan truk yang diproduksi di Hamura Plant benar-benar sempurna. "Jika di line terakhir ada unit yang kurang baik, akan diperbaiki lagi sehingga yang keluar dari pabrik ini dipastikan baik kualitasnya," kata General Manager Administration Division Hamura Plant, Kazuharo Ogino.
Setelah dipastikan sempurna alias tidak ada cacat produksi, Hino Dutro itu pun siap dikirim ke berbagai negara di Asia, Oseania, Amerika Latin, dan Timur Tengah.
Untuk diketahui, Hamura Plant didirikan pada 1963 dengan luas 750.000 meter persegi. Dulu Hamura Plant juga memproduksi truk medium dan besar. Namun di tahun 2017 pembuatan truk medium dan besar dipindah ke Koga Plant.
Selain memproduksi truk ringan (light duty) Hino 300 Series, Hamura Plant juga memproduksi axles (as) untuk truk-truk berat (heavy duty) serta suku cadang orisinil kendaraan Toyota.
Total ada 4.400 karyawan yang bekerja di Hamura Plant. Di antara mereka ada yang berasal dari luar Jepang seperti Vietnam, Taiwan, dan Filipina. Ada juga kaum perempuan yang bekerja di Hamura Plant ini.Menurut Kazuharo Ogino, pada April 2019 ada 350 karyawan baru. "Kira-kira 10 persennya perempuan. Dulu tidak pernah ada perempuan yang mau bekerja di pabrik. Paling banyak mereka kerja di bagian quality control," sebutnya.
Jam kerja di Hamura Plant adalah delapan jam yang dibagi dua shift. Shift 1 dimulai pukul 06.30-15.20 dengan waktu istirahat 10.40-11.25. Sementara, shift 2 mulai pukul 16.45-01.35 dengan waktu istirahat 20.55-21.40.
Lama over time atau lembur dibatasi maksimal hanya 1,5 jam. Total ada lima hari kerja dengan batas terakhir Sabtu dini hari. Hari Minggu pabrik tidak beroperasi alias libur.
Tiba di Hamura Plant yang terletak di Midorigaoko, Hamura-shi, Tokyo, rombongan wartawan dari Indonesia yang diundang PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) disambut Plant Management Department Administration Division Toshinori Sasaki, Kenta Nezuka dari Departement Operations Support Division For Thailand and Indonesia; dan Lucky Rahardi, karyawan HMSI yang sedang berdinas di Tokyo.
Rombongan lalu diarahkan ke sebuah ruangan untuk di-briefing tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama berada di pabrik. Untuk mencapai lokasi perakitan mobil, kami menumpang bus Hino yang telah disediakan.
Tak sampai lima menit, rombongan tiba di lokasi perakitan mobil. Bersamaan dengan kami, ada pula anak-anak sekolah yang tengah melakukan study tour di pabrik tersebut. Mereka terlihat antusias menyaksikan proses perakitan mobil di Hamura Plant.
Selama berada di dalam pabrik, pengunjung tak bisa sembarangan berjalan. Ada lokasi khusus untuk para pengunjung atau karyawan yang berjalan kaki, biasanya di sebelah kanan atau kiri lokasi perakitan.Untuk menyeberang ke lokasi lain pun tidak bisa sembarangan. Kami diminta melihat kanan dan kiri. Setelah jalur aman, barulah menyeberang di lokasi yang ditentukan. Jika kebetulan ada kendaraan operasional yang sedang berjalan, kami wajib berhenti dan mendahulukan kendaraan tersebut lewat agar tak mengganggu proses perakitan mobil.
Perakitan truk ini menggunakan jasa robot dan juga tenaga manusia. Robot yang "berdinas" di antaranya bertugas memasang as dan mesin ke sasis, menyatukan kerangka bodi dengan sasis truk, serta membawa atau mengantarkan suku cadang ke titik-titik pemasangan yang dijaga karyawan. Sementara pemasangan suku cadang yang melengkapi bodi mobil dilakukan pekerja manusia.
Jadi begitu ada bodi truk yang berjalan di rel tiba di depan karyawan, mereka harus melengkapinya dengan suku cadang tertentu sesuai tugasnya. Mereka punya waktu 180 detik untuk melakukan tugasnya.
Di bagian akhir proses perakitan dilakukan quality control. Hal ini dilakukan untuk memastikan truk yang diproduksi di Hamura Plant benar-benar sempurna. "Jika di line terakhir ada unit yang kurang baik, akan diperbaiki lagi sehingga yang keluar dari pabrik ini dipastikan baik kualitasnya," kata General Manager Administration Division Hamura Plant, Kazuharo Ogino.
Setelah dipastikan sempurna alias tidak ada cacat produksi, Hino Dutro itu pun siap dikirim ke berbagai negara di Asia, Oseania, Amerika Latin, dan Timur Tengah.
Untuk diketahui, Hamura Plant didirikan pada 1963 dengan luas 750.000 meter persegi. Dulu Hamura Plant juga memproduksi truk medium dan besar. Namun di tahun 2017 pembuatan truk medium dan besar dipindah ke Koga Plant.
Selain memproduksi truk ringan (light duty) Hino 300 Series, Hamura Plant juga memproduksi axles (as) untuk truk-truk berat (heavy duty) serta suku cadang orisinil kendaraan Toyota.
Total ada 4.400 karyawan yang bekerja di Hamura Plant. Di antara mereka ada yang berasal dari luar Jepang seperti Vietnam, Taiwan, dan Filipina. Ada juga kaum perempuan yang bekerja di Hamura Plant ini.Menurut Kazuharo Ogino, pada April 2019 ada 350 karyawan baru. "Kira-kira 10 persennya perempuan. Dulu tidak pernah ada perempuan yang mau bekerja di pabrik. Paling banyak mereka kerja di bagian quality control," sebutnya.
Jam kerja di Hamura Plant adalah delapan jam yang dibagi dua shift. Shift 1 dimulai pukul 06.30-15.20 dengan waktu istirahat 10.40-11.25. Sementara, shift 2 mulai pukul 16.45-01.35 dengan waktu istirahat 20.55-21.40.
Lama over time atau lembur dibatasi maksimal hanya 1,5 jam. Total ada lima hari kerja dengan batas terakhir Sabtu dini hari. Hari Minggu pabrik tidak beroperasi alias libur.
(mim)