Setahun Ngegas, Ojol Bonceng Terus Kembangkan Inovasi
A
A
A
JAKARTA - 10 November 2019, satu tahun sudah Bonceng turut meramaikan khasanah angkutan umum berbasis aplikasi alias ojek online (ojol) di Jabodetabek.
Meski harus sengaja mem-vakum-kan diri dalam rangka membenahi sistem penunjang operasional, Bonceng mampu menjaga eksistensi di tengah hegemoni dua pemain besar yang sudah lebih dulu muncul.
Dalam kurun satu tahun, Bonceng berhasil memikat 80 ribu lebih calon pengemudi di jabodetabek untuk bergabung mendaftar. Namun, manajemen baru mampu mengaktifasi sekitar 5.000 driver.
Sisanya, akan dikebut dalam waktu dekat guna meningkatkan availabilitas driver dilapangan. Sehingga pada akhirnya, sebanyak 80 ribu driver tersebut dapat segera beroperasi mengenakan seragam khas merah putih ala Bonceng yang diestimasi akan mampu mengelola 19 persen market share sekitar ibu kota.
Selama ini meski belum melakukan sosialisasi dan publikasi secara besar-besaran seperti yang dua pemain besar lainnya, Bonceng tetap berhasil meraih simpati publik. Sekira lebih dari 150 ribu orang telah menggunakan aplikasi ini di smartphonennya. Namun kedepan publikasi akan mulai dilakukan dan menargetkan masyatakat yang menginstal Bonceng akan bertambah menjadi 3 juta orang.
Kumunculan Bonceng yang menawarkan beragam servis yang beda mendapat atensi dari banyak pihak.
Misalnya saja, Bonceng baru saja mendapatkan dukungan kepercayaan dari Google berupa credit line sebesar 5 miliar rupiah perbulan mulai november ini. Dukungan serupa juga tengah diupayakan dapat masuk dalam ekosistem facebook.
Bonceng juga baru saja mendapat dukungan dari Appier, penyedia marketing artificial intelligence berbasis di Singapura dan dukungan dari Adjust, penyedia tracking marketing decisions campaign yang berbasis di Jerman. Hal tersebut tentu akan sangat membantu user acquisition.
Saat ini, aplikasi Bonceng Bisnis baru saja dirilis di Playstore. Dan pada akhir tahun ini pula layanan antar makanan "Bungkus" sudah siap melayani konsumen. Selain itu, layanan pro UMKM bernama "Bonceng Pasar" juga akan terus diperluas jangkauannya. Dalam waktu dekat Bonceng merencanakan penambahan area operasi dari 10 lokasi pasar tradisional menjadi lebih dari 20 pasar lokasi pasar tradisional.
Sebagai wujud dukungan pemerataan ekonomi, Bonceng juga tidak hanya akan mengaspal di Jabodetabek, tetapi juga di sejumlah daerah yang masih terabaikan dalam kalkulasi bisnis. Sebut saja Aceh, Batam, Banjarmasin, Manado, Bandung, Padang, Palembang, Semarang, Ambon, Madura, Labuan Bajo, Maumere, Kupang, Makassar, Solo, dan Palu melalui pengelolaan bersama berbasis ekonomi kerakyatan.
Dengan demikian diharapkan, Bonceng dapat membuka banyak lapangan kerja dan membantu memajukan roda ekonomi di daerah-daerah.
Dalam kurun waktu beberapa tahun ke belakang, sudah banyak pihak yang mencoba peruntungan bisnis di dunia ojol dan bertumbangan hanya dalam beberapa bulan saja. Sementara Bonceng, semakin hari semakin diminati publik. Baik para driver, maupun masyarakat selaku konsumen. Bahkan telah dinantikan kehadirannya di hampir diseluruh daerah di Indonesia. Bonceng sangat bersyukur dengan dukungan luar biasa dan kepercayaan yang diberikan publik selama ini.
Manajemen menyadari, Bonceng saat ini belum mampu menyaingi dua pemain besar yang sudah sangat terkenal di telinga masyarakat. “Mohon jangan dibandingkan dululah. Kita ini segalanya masih terbatas. Tim juga masih sekitar 20 org. Kalau dibandingkan dengan yang sudah mempekerjakan ribuan org, tidaklah apple to apple. Kita baru akan memulai, semua butuh waktu. Mohon bersabar.” Ucap Faiz dalam keterangan persnya di Jakarta Minggu (10/11/2019)
Namun, Bonceng optimistis ke depan aplikasi ini akan menjadi sarana alternatif dan inovasi-inovasi baru yang disiapkan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
Meski harus sengaja mem-vakum-kan diri dalam rangka membenahi sistem penunjang operasional, Bonceng mampu menjaga eksistensi di tengah hegemoni dua pemain besar yang sudah lebih dulu muncul.
Dalam kurun satu tahun, Bonceng berhasil memikat 80 ribu lebih calon pengemudi di jabodetabek untuk bergabung mendaftar. Namun, manajemen baru mampu mengaktifasi sekitar 5.000 driver.
Sisanya, akan dikebut dalam waktu dekat guna meningkatkan availabilitas driver dilapangan. Sehingga pada akhirnya, sebanyak 80 ribu driver tersebut dapat segera beroperasi mengenakan seragam khas merah putih ala Bonceng yang diestimasi akan mampu mengelola 19 persen market share sekitar ibu kota.
Selama ini meski belum melakukan sosialisasi dan publikasi secara besar-besaran seperti yang dua pemain besar lainnya, Bonceng tetap berhasil meraih simpati publik. Sekira lebih dari 150 ribu orang telah menggunakan aplikasi ini di smartphonennya. Namun kedepan publikasi akan mulai dilakukan dan menargetkan masyatakat yang menginstal Bonceng akan bertambah menjadi 3 juta orang.
Kumunculan Bonceng yang menawarkan beragam servis yang beda mendapat atensi dari banyak pihak.
Misalnya saja, Bonceng baru saja mendapatkan dukungan kepercayaan dari Google berupa credit line sebesar 5 miliar rupiah perbulan mulai november ini. Dukungan serupa juga tengah diupayakan dapat masuk dalam ekosistem facebook.
Bonceng juga baru saja mendapat dukungan dari Appier, penyedia marketing artificial intelligence berbasis di Singapura dan dukungan dari Adjust, penyedia tracking marketing decisions campaign yang berbasis di Jerman. Hal tersebut tentu akan sangat membantu user acquisition.
Saat ini, aplikasi Bonceng Bisnis baru saja dirilis di Playstore. Dan pada akhir tahun ini pula layanan antar makanan "Bungkus" sudah siap melayani konsumen. Selain itu, layanan pro UMKM bernama "Bonceng Pasar" juga akan terus diperluas jangkauannya. Dalam waktu dekat Bonceng merencanakan penambahan area operasi dari 10 lokasi pasar tradisional menjadi lebih dari 20 pasar lokasi pasar tradisional.
Sebagai wujud dukungan pemerataan ekonomi, Bonceng juga tidak hanya akan mengaspal di Jabodetabek, tetapi juga di sejumlah daerah yang masih terabaikan dalam kalkulasi bisnis. Sebut saja Aceh, Batam, Banjarmasin, Manado, Bandung, Padang, Palembang, Semarang, Ambon, Madura, Labuan Bajo, Maumere, Kupang, Makassar, Solo, dan Palu melalui pengelolaan bersama berbasis ekonomi kerakyatan.
Dengan demikian diharapkan, Bonceng dapat membuka banyak lapangan kerja dan membantu memajukan roda ekonomi di daerah-daerah.
Dalam kurun waktu beberapa tahun ke belakang, sudah banyak pihak yang mencoba peruntungan bisnis di dunia ojol dan bertumbangan hanya dalam beberapa bulan saja. Sementara Bonceng, semakin hari semakin diminati publik. Baik para driver, maupun masyarakat selaku konsumen. Bahkan telah dinantikan kehadirannya di hampir diseluruh daerah di Indonesia. Bonceng sangat bersyukur dengan dukungan luar biasa dan kepercayaan yang diberikan publik selama ini.
Manajemen menyadari, Bonceng saat ini belum mampu menyaingi dua pemain besar yang sudah sangat terkenal di telinga masyarakat. “Mohon jangan dibandingkan dululah. Kita ini segalanya masih terbatas. Tim juga masih sekitar 20 org. Kalau dibandingkan dengan yang sudah mempekerjakan ribuan org, tidaklah apple to apple. Kita baru akan memulai, semua butuh waktu. Mohon bersabar.” Ucap Faiz dalam keterangan persnya di Jakarta Minggu (10/11/2019)
Namun, Bonceng optimistis ke depan aplikasi ini akan menjadi sarana alternatif dan inovasi-inovasi baru yang disiapkan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
(wbs)