GM dan LG Berkolaborasi Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik
A
A
A
OHIO - General Motors mengumumkan bahwa perusahaannya resmi bekerja sama dengan LG Chem untuk memproduksi baterai mobil listrik secara massal. Kedua perusahaan ini berencana menggelontorkan dana sebesar USD2,3 miliar atau sekitar Rp32,2 triliun.
Investasi itu rencananya untuk membangun pabrik baru di Lordstown, Ohio, Amerika Serikat. Pabrik ini digunakan untuk memasok baterai kendaraan listrik perusahaan GM, dengan kapasitas 30 gigawatt jam per tahun.
Mengutip laman The Verge, Jumat (6/12/2019), fasilitas baru ini akan memproduksi baterai untuk 20 kendaraan listrik GM yang rencananya akan mengaspal pada 2023, termasuk EV terbaru dari Chevy yang akan dirilis tahun depan, termasuk baterai pikap pada akhir 2021.
GM memperkirakan, dengan kolaborasi ini dapat menciptakan lapangan kerja baru hingga 1.100 pekerja di Lordstown. Padahal, sebelumnya GM membuat keputusan kontroversial karena menutup salah satu pabrik mobilnya.
“Saya pikir ini adalah titik kritis dalam upaya kami menciptakan masa depan yang serba listrik,” kata CEO GM, Mary Barra.
Barra menegaskan, setelah pabrik ini jadi, perusahaannya tidak akan memberikan hak khusus kepada para pekerjanya yang telah dikeluarkan. Sebab, operasional pabrik akan dikomandoi oleh GM dan LG Chem.
LG Chem merupakan pemasok utama baterai lithium-ion untuk mobil-mobil seperti Audi, Mercedez Bens, Daimler, dan Volkswagen Group.
Investasi itu rencananya untuk membangun pabrik baru di Lordstown, Ohio, Amerika Serikat. Pabrik ini digunakan untuk memasok baterai kendaraan listrik perusahaan GM, dengan kapasitas 30 gigawatt jam per tahun.
Mengutip laman The Verge, Jumat (6/12/2019), fasilitas baru ini akan memproduksi baterai untuk 20 kendaraan listrik GM yang rencananya akan mengaspal pada 2023, termasuk EV terbaru dari Chevy yang akan dirilis tahun depan, termasuk baterai pikap pada akhir 2021.
GM memperkirakan, dengan kolaborasi ini dapat menciptakan lapangan kerja baru hingga 1.100 pekerja di Lordstown. Padahal, sebelumnya GM membuat keputusan kontroversial karena menutup salah satu pabrik mobilnya.
“Saya pikir ini adalah titik kritis dalam upaya kami menciptakan masa depan yang serba listrik,” kata CEO GM, Mary Barra.
Barra menegaskan, setelah pabrik ini jadi, perusahaannya tidak akan memberikan hak khusus kepada para pekerjanya yang telah dikeluarkan. Sebab, operasional pabrik akan dikomandoi oleh GM dan LG Chem.
LG Chem merupakan pemasok utama baterai lithium-ion untuk mobil-mobil seperti Audi, Mercedez Bens, Daimler, dan Volkswagen Group.
(wbs)