Tekuni Bisnis Obat Herbal, Mirwan Baihakki Go Internasional

Senin, 09 Maret 2020 - 16:31 WIB
Tekuni Bisnis Obat Herbal, Mirwan Baihakki Go Internasional
Tekuni Bisnis Obat Herbal, Mirwan Baihakki Go Internasional
A A A
JAKARTA - Hampir sebagian besar politisi yang ada di Indonesia memiliki background sebagai seorang aktivis. Hal itu terjadi lantaran sebelumnya mereka kritis terhadap pemerintahan demi memberikan kritik atas pembangunan hingga kebijakan yang dikeluarkan.

Namun tidak dengan yang dilakukan Mirwan Baihakki, 40, ia merubah citra yang selama ini diemban oleh para aktivis yang ada di tanah air. Pasalnya, bukan kedudukan dan ikut andil dalam pemerintahan, melainkan dirinya menjadi seorang pelaku ekonomi yang memasarkan salah satu produk obat herbal Bio Nervee.

Sudah hampir dua tahun belakangan ini, Baihaki berkecimpung di dunia perekonomian yang semakin ia tekuni. Hal itu dilakukan sejak ia bertemu dengan seseorang warga negara Malaysia yang kebingungan untuk memasarkan produk herbal yang akan dimasukan ke Indonesia. "Kita ketemu nggak sengaja, dan cerita kalau ada prospek terkait masalah herbal," katanya, Minggu (8/3).

Dari pertemuan itu, kata Baihaki, pria asal negeri Jiran menceritakan upayanya untuk memasukan produk obat yang dijualnya. Tanpa berfikir kedepan akan menjadi apa, bapak dua anak inipun mencoba menawarkan diri untuk membantu. "Awalnya saya cuma bantu untuk agar produk yang ditawarkan itu mendapatkan izin untuk di jual di tanah air," ujarnya.

Keberuntungan pun berpihak, izin yang diharapkan itu ia dapatkan sehingga herbal tersebut bisa dipasarkan di Indonesia. Proses itu pun dinilainya cukup panjang, lantaran pengerjaan yang dilakukan memakan waktu hingga satu tahun. "Izin didapat dan coba ikut memasarkan, Alhamdulillah produk itu diterima masyarakat," ujarnya.

Dari hal itulah, Baihaki mengaku mendapat kepercayaan dari pria yang ia tolong dengan diminta untuk ikut mengelola. Sampai akhirnya ia pun ikut terjun didalam perusahaan yang selama ini ia besarkan. "Alhamdulillah saat ini saya bisa seperti ini. Mungkin ini sudah menjadi jalan yang saya tempuh untuk melanjutkan hidup," sambungnya.

Diungkapkan Baihaki, dari pelajaran yang ia ambil, ia pun ingin menggerakan rekan-rekan aktivis agar bisa menjadi seperti dirinya. Menurutnya, aktivis bukan hanya memburu posisi dan jabatan di pemerintahan, namun banyak hal lain yang bisa dilakukan. "Hilangkan berpikir pendek untuk mengejar posisi, jadi harus bangun dari awal apa yang ingin kita raih," ungkapnya.

Ajakan itu, kata Baihaki, karena selama ini ia melihat rekan-rekannya yang masih terjun di dunia aktivis, hanya bermuara di sebuah posisi. Dan begitu posisi sudah didapat, dan saat itu khilaf, pastinya akan menjadikan ia sebagai seorang koruptor. "Hampir rata-rata, ketika sudah di jalan teriaknya keras, dan duduk di posisi tertentu serta ikut keatas, nilai politisnya hilang. Bahkan ada juga yang terjebak korupsi," tuturnya.

Ditambahkan alumnus Trisakti ini, dengan putar haluannya para aktivis, pastinya akan memunculkan para pelaku usaha baru. Bukan tidak mungkin, nantinya akan muncul seperti sosok Aburizal Bakrie ataupun Chairul Tanjung yang baru di Indonesia. "Aktivis juga bisa, terlebih selama ini kita punya jaringan. Rubah pola pikir di kepala kita bahwa bukan hanya demo saja," tegasnya.

Baihaki menambahkan, ilmu yang sebelumnya didapat saat menjadi seorang aktivis adalah ilmu yang paling berharga. Pasalnya, disaat itu kita semua digodok, digembleng, dan sebagainya untuk menolong orang banyak. "Istilahnya, aktivis itu bukan cuma "nginjek" saja, harus profesional. Karena sudah berubah, saya mengajak teman-teman agar jangan ke politiknya, sumber ekonomi juga ada, makanya kita bangun," terangnya.

Saat ini, sambung Baihaki, obsesi yang ingin didapatkan adalah memasarkan produknya hingga ke beberapa negara. Dua negara seperti Papua Nugini dan Timor Leste yang saat ini tengah dalam penjajakan. "Mudah-mudahan kedepannya negara Asia atau mungkin Eropa bisa menjadi pangsa pasar baru kami," pungkasnya.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7760 seconds (0.1#10.140)