Yamaha Sebut Kurikulum SMK Tidak Sesuai dengan Kebutuhan Industri
A
A
A
JAKARTA - Kurikulum Sekolah Menengah Kejuaran di Indonesia disebut masih banyak yang tidak sesuai dengan kebutuhan Industri. Hal ini membuat beberapa Agen Tunggal Pemengang Merek (ATPM) memberikan banyak program Vokasi kepada siswa-siswa SMK di Indonesia untuk menjadi tenaga handal.
General Manager Aftersales and Motorsport PT Yamaha Indonesia Motor Manurcturing Muhamad Abidin mengatakan bertekad akan terus membantu dengan membantu program pendidikan di Indonesia dengan Vokasi untuk menciptakan tenaga-tenaga handal sesuai kebutuhan industri.
" Yamaha masih banyak menemukan Kurikulum SMK yang tidak sesuai dengan kebutuhan Industri, hal ini terlihat masih banyak siswa SMK yang belajar oprek karburatur dan Drum break semantara motor-motor yang ada saat ini dah injeksi dan disc brake jadi pelajaranya jauh tertinggal dengan keadaan. Bahkan sistem koneksi di motor sudah mengunakan perangkat lunak komputer," tutur Abidin saat acara, World Technician Grand Prix di Flagship Shop Cempaka Putih 10 Maret 2020.
Menurut Abidin untuk menunjukan dukungan kepada pendidikan di Indonesia, Yamaha buka Program training dengan nama YES alias Yamaha Engineering School dan sudah terbukti mencetak mekanik-mekani handal dan program ini gratis.
“Ini merupakan salah satu kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) dalam dunia pendidikan. Dan tujuan training ini adalah untuk memberi bekal teknik sepeda motor Yamaha dan wirausaha perbengkelan sehingga lulusannya akan mampu menjadi pengusaha bengkel atau menjadi teknisi sepeda motor Yamaha yang bisa diandalkan,” tandasnya.
General Manager Aftersales and Motorsport PT Yamaha Indonesia Motor Manurcturing Muhamad Abidin mengatakan bertekad akan terus membantu dengan membantu program pendidikan di Indonesia dengan Vokasi untuk menciptakan tenaga-tenaga handal sesuai kebutuhan industri.
" Yamaha masih banyak menemukan Kurikulum SMK yang tidak sesuai dengan kebutuhan Industri, hal ini terlihat masih banyak siswa SMK yang belajar oprek karburatur dan Drum break semantara motor-motor yang ada saat ini dah injeksi dan disc brake jadi pelajaranya jauh tertinggal dengan keadaan. Bahkan sistem koneksi di motor sudah mengunakan perangkat lunak komputer," tutur Abidin saat acara, World Technician Grand Prix di Flagship Shop Cempaka Putih 10 Maret 2020.
Menurut Abidin untuk menunjukan dukungan kepada pendidikan di Indonesia, Yamaha buka Program training dengan nama YES alias Yamaha Engineering School dan sudah terbukti mencetak mekanik-mekani handal dan program ini gratis.
“Ini merupakan salah satu kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) dalam dunia pendidikan. Dan tujuan training ini adalah untuk memberi bekal teknik sepeda motor Yamaha dan wirausaha perbengkelan sehingga lulusannya akan mampu menjadi pengusaha bengkel atau menjadi teknisi sepeda motor Yamaha yang bisa diandalkan,” tandasnya.
(wbs)