VW Siapkan Teknologi Pengisian Baterai Bertenaga Angin dan Matahari
A
A
A
WOLFSBRUG - Produsen mobil ternama asal Jerman, Volkswagen (VW), kabarnya sedang menyiapkan model bisnis baru seiring berkembangnya teknologi mobil listrik. Persiapan ini dilakukan agar perusahaan dapat semakin kompetitif di industri mobil ramah energi.
Kepala Strategi VW, Michael Jost, menjelaskan, perusahaannya bakal memiliki penyimpanan energi sebesar 350 gigawatt pada 2025. Caranya dengan mengisi baterai menggunakan energi angin dan tenaga Matahari.
Menurut Jost, energi yang dihasilkan dari angin dan tenaga surya lebih besar, jika dibandingkan energi dari air. “Kami jamin, energi yang akan digunakan dan disimpan ini, akan menjadi area bisnis baru," ungkap Jost dikutip dari The Driven, Minggu (15/3/2020).
Sebagai upaya merealisasikannya, VW bekerja sama dengan perusahaan utilitas yang juga berasal dari Jerman, E.ON. Sebelumnya perusahaan ini pernah bekerja sama dengan Nissan dalam pengembangan layanan kendaraan ke jaringan (V2G).
Saat ini VW sudah memiliki yang mengaspal sejak awal tahun 2020. Di Jerman, mobil yang dinamakan ID.3 dibanderol seharga EUR24.000, setelah mendapatkan insentif keringanan pajak karena ramah lingkungan.
Kepala Strategi VW, Michael Jost, menjelaskan, perusahaannya bakal memiliki penyimpanan energi sebesar 350 gigawatt pada 2025. Caranya dengan mengisi baterai menggunakan energi angin dan tenaga Matahari.
Menurut Jost, energi yang dihasilkan dari angin dan tenaga surya lebih besar, jika dibandingkan energi dari air. “Kami jamin, energi yang akan digunakan dan disimpan ini, akan menjadi area bisnis baru," ungkap Jost dikutip dari The Driven, Minggu (15/3/2020).
Sebagai upaya merealisasikannya, VW bekerja sama dengan perusahaan utilitas yang juga berasal dari Jerman, E.ON. Sebelumnya perusahaan ini pernah bekerja sama dengan Nissan dalam pengembangan layanan kendaraan ke jaringan (V2G).
Saat ini VW sudah memiliki yang mengaspal sejak awal tahun 2020. Di Jerman, mobil yang dinamakan ID.3 dibanderol seharga EUR24.000, setelah mendapatkan insentif keringanan pajak karena ramah lingkungan.
(mim)