Audi R8 di Indonesia dibanderol Rp6 miliar
A
A
A
Sindonews.com - Meski segmen mobil premium terkena imbas kenaikan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang meningkat dari 75 persen menjadi 125 persen pada 19 April lalu, Audi yakin pasar kendaraan mewahnya terpelihara.
Atas kenaikan pajak tersebut, Audi RS 5 kini dibanderol Rp2,5 miliar. Kemudian Audi RS 4 seharga Rp2,4 miliar. Varian paling terkena imbasnya adalah supercar Audi R8. Harga mobil premium tersebut mencapai Rp6 miliar on the road Jakarta.
"Pasar ini masih ada dan masih terpelihara. Mereka adalah para hobbies dan kolektor. Untuk mereka merek Audi sudah minded. Ada pemain lama, pengguna baru atau yang beralih ke Audi," ujar Nasional Sales Manager PT Garuda Mataram Motor, Yongki selaku agen pemegang merek Audi di Jakarta, Rabu (30/4/2014).
Tahun ini, target penjualan Audi meningkat 10 persen dibandingkan 2013. Meski sempat stagnan di kuartal pertama (Q1) karena nilai tukar rupiah melemah, Audi yakin dapat meraih angka penjualan 500 unit sampai akhir tahun.
"Target penjualan tahun ini naik 10 persen dari 2013. Meski ada pengaruh dari Pileg (pemilihan legislatif) dan Pilpres (pemilihan presiden), namun kami tetap yakin," jelasnya.
Atas kenaikan pajak tersebut, Audi RS 5 kini dibanderol Rp2,5 miliar. Kemudian Audi RS 4 seharga Rp2,4 miliar. Varian paling terkena imbasnya adalah supercar Audi R8. Harga mobil premium tersebut mencapai Rp6 miliar on the road Jakarta.
"Pasar ini masih ada dan masih terpelihara. Mereka adalah para hobbies dan kolektor. Untuk mereka merek Audi sudah minded. Ada pemain lama, pengguna baru atau yang beralih ke Audi," ujar Nasional Sales Manager PT Garuda Mataram Motor, Yongki selaku agen pemegang merek Audi di Jakarta, Rabu (30/4/2014).
Tahun ini, target penjualan Audi meningkat 10 persen dibandingkan 2013. Meski sempat stagnan di kuartal pertama (Q1) karena nilai tukar rupiah melemah, Audi yakin dapat meraih angka penjualan 500 unit sampai akhir tahun.
"Target penjualan tahun ini naik 10 persen dari 2013. Meski ada pengaruh dari Pileg (pemilihan legislatif) dan Pilpres (pemilihan presiden), namun kami tetap yakin," jelasnya.
(dmd)