Indonesia Tarik Produsen Mobil di Thailand

Selasa, 17 Juni 2014 - 08:40 WIB
Indonesia Tarik Produsen Mobil di Thailand
Indonesia Tarik Produsen Mobil di Thailand
A A A
BANGKOK - Indonesia telah menjadi penerima manfaat dari ketidakpastian politik di Thailand. Ada bukti yang berkembang, bahwa ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini menjadi tempat menarik bagi produsen mobil.

Seperti diketahui, militer Thailand mengambil alih pemerintahan pada 22 Mei lalu, menandai kudeta kedua dalam 8 tahun dan meningkatkan kekhawatiran salah satu ekonomi paling cepat di dunia itu mengalami tingkat disfungsi baru. Di awal pergerakannya, junta militer berjanji akan meningkatkan perekonomian Thailand hingga membuat beberapa investor asing optimis.

Namun, dilansir dari The Wall Street Journal, Selasa (17/6/2014), pejabat pemerintah Indonesia menyatakan, beberapa produsen mobil sedang mempertimbangkan untuk berkembang di Indonesia jika situasi politik di Thailand memburuk.

Pejabat yang menolak disebutkan namanya itu menyebutkan, beberapa perusahaan mobil telah meningkatkan produksi di Indonesia sekaligus mengurangi produksi di Thailand.

Andrey Wijaya, analis mobil di RHB Research Group, Jakarta mengungkapkan produksi mobil di Indonesia meningkat lebih cepat tahun ini dari penjualan, tanda bahwa lebih banyak pembuat mobil menggunakan Indonesia sebagai pusat ekspor.

Ini dibuktikan berdasarkan data asosiasi industri otomotif di Indonesia pada kuartal pertama, produksi mobil melonjak 18% menjadi 340.237 kendaraan, sementara penjualan meningkat 11% menjadi 328.555 kendaraan.

"Jika ketidakpastian politik di Thailand memburuk, ada kemungkinan kecil (produsen mobil) akan mengurangi risiko mereka dan pergeseran investasi antara Thailand dan Indonesia," ujar Ammar Master, analis pasar senior LMC Automotive, Bangkok.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat, pada awal Juni lalu mengatakan, Toyota Motor, salah satu investor terbesar di Thailand dan produsen mobil terbesar di dunia, mencari alternatif untuk meningkatkan investasinya di Indonesia akibat ketidakpastian politik Thailand.

"Partner joint venture Toyota di Indonesia menyampaikan kepada kita kemungkinan peningkatan produksi di Indonesia karena (situasi) di Thailand," ucapnya.

"Tampaknya Indonesia akan menjadi pilihan mereka sebagai basis produksi," tambah Menperin.

Saat dikonfirmasi Wall Street Journal, juru bicara perusahaan patungan, PT Toyota-Astra Motor, tidak bersedia berkomentar. Sementara juru bicara Toyota di Jepang mengatakan pihaknya belum memutuskan apakah akan meningkatkan produksi di Indonesia atau tidak.

Namun, Toyota Grup melalui PT Astra Daihatsu Motor (ADM) telah memperluas pasar ke negara tujuan di Timur Tengah dengan mengekspor Toyota Avanza. Peluncuran Avanza ke sejumlah negara GCC (Gulf Corporation Council) dilakukan di Vehicle Logistic center (VLC) Daihatsu di Kawasan Sunter, Jakarta, Senin (16/6/20140.

"Ekpor ini merupakan pengakuan pasar internasional atas kualitas produksi dari pabrik perakitan milik ADM di Sunter dan Karawang. Yang dipercaya Toyota Grup sebagai basis produksi mobil kompak di Indonesia," kata Direktur ADM, Amalia Djandra.

Hingga akhir tahun, pengiriman perdana Avanza secara CBU (Completely Built Up) akan berjumlah 5.000 unit, ke tujuh negara baru, seperti Saudi Arabia, Oman, Qatar, Quwait, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Yaman.

(Baca: Daihatsu Ekspor Avanza ke Timur Tengah)
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7848 seconds (0.1#10.140)