BTI Gunakan Tiga Toyota Avanza Uji Ecopia Go Indonesia
A
A
A
KARAWANG - Tim penguji Ecopia Go Indonesia, PT Bridgestone Tire Indonesia (BTI) menggunakan tiga Toyota Avanza, yang telah direkayasa untuk melakukan perjalanan dengan jarak tempuh total 1.687 km.
"Mobil yang dipakai ialah Toyota Avanza, diambil dari dealer pada 23 Agustus," ujar Proving Ground Manager Bridgestone Indonesia, Zulpata Zainal di Karawang, Sabtu (20/9/2014).
Pria yang ikut dalam pengujian ini mengatakan, setelah mobil diambil dari dealer, ketiga Avanza langsung dikirim ke bengkel resmi Toyota untuk menyamakan nilai lamda (faktor yang mempengaruhi emisi gas buang).
"Setelah itu mobil dikirim ke toko ban, dicek dan dispooring disamakan. Untuk mengukur pembacaan fuel consumption. Kita pakai KIWI yang diimpor dari Amerika Serikat (AS)," papar Zulpata.
Selain mengukur dengan cara modern. Zulpata meyakinkan mobil juga diukur menggunakan cara konvensional. "Tangki bahan bakar diisi penuh hingga luber, kemudian ketika sampai di tempat diisi lagi," imbuhnya.
Dalam perjalanan, kecepatan mobil diatur sesuai peraturan pemerintah. Kecepatan rata-rata di jalan tol dibatasi 100 kpj, sedangkan untuk luar kota laju kendaraan dipatok pada angka 70 kpj.
"Mobil berjalan beriringan dengan jarak sekitar 25 meter. Pengemudi berjumlah delapan orang, dan tiap orang bergantian menyetir mobil dengan ban berbeda," tambahnya.
Product Planning Manager BTI, Eko Supriatin menambahkan, untuk tes pengujian kali ini kondisi jalan yang dilalui sangat beragam. Mulai dari jalan tol beraspal, jalan beton, jalan luar kota berkontur mulus sampai jalan tidak rata.
"Variasi kondisi jalan sangat beragam. Namun Surabaya yang paling menyulitkan. Udara panas menghabiskan bahan bakar, membuat ketiga mobil uji coba jadi sangat boros," pungkas Eko.
"Mobil yang dipakai ialah Toyota Avanza, diambil dari dealer pada 23 Agustus," ujar Proving Ground Manager Bridgestone Indonesia, Zulpata Zainal di Karawang, Sabtu (20/9/2014).
Pria yang ikut dalam pengujian ini mengatakan, setelah mobil diambil dari dealer, ketiga Avanza langsung dikirim ke bengkel resmi Toyota untuk menyamakan nilai lamda (faktor yang mempengaruhi emisi gas buang).
"Setelah itu mobil dikirim ke toko ban, dicek dan dispooring disamakan. Untuk mengukur pembacaan fuel consumption. Kita pakai KIWI yang diimpor dari Amerika Serikat (AS)," papar Zulpata.
Selain mengukur dengan cara modern. Zulpata meyakinkan mobil juga diukur menggunakan cara konvensional. "Tangki bahan bakar diisi penuh hingga luber, kemudian ketika sampai di tempat diisi lagi," imbuhnya.
Dalam perjalanan, kecepatan mobil diatur sesuai peraturan pemerintah. Kecepatan rata-rata di jalan tol dibatasi 100 kpj, sedangkan untuk luar kota laju kendaraan dipatok pada angka 70 kpj.
"Mobil berjalan beriringan dengan jarak sekitar 25 meter. Pengemudi berjumlah delapan orang, dan tiap orang bergantian menyetir mobil dengan ban berbeda," tambahnya.
Product Planning Manager BTI, Eko Supriatin menambahkan, untuk tes pengujian kali ini kondisi jalan yang dilalui sangat beragam. Mulai dari jalan tol beraspal, jalan beton, jalan luar kota berkontur mulus sampai jalan tidak rata.
"Variasi kondisi jalan sangat beragam. Namun Surabaya yang paling menyulitkan. Udara panas menghabiskan bahan bakar, membuat ketiga mobil uji coba jadi sangat boros," pungkas Eko.
(dyt)