Harga Minyak Dunia Tak Pengaruhi Pasar Mobil Listrik
A
A
A
DAVOS - CEO Renault-Nissan Alliance Carlos Ghosn buka suara mengenai nasib penjualan mobil listrik (EV/Electric Vehicle). Menurutnya, penurunan harga minyak mentah dunia akan berimbas pada penyerapan mobil listrik.
Dilansir dari Leftlanenews, Senin (26/1/2015), Ghosn mengatakan, calon konsumen yang tertarik membeli EV dengan tujuan menghemat bahan bakar bakal menunda atau membatalkan pilihannya akibat turunnya harga bahan bakar.
Kendati demikian, Ghosn tetap optimis EV akan terus menggeliat. Sebab jika harga minyak mentah tiba-tiba melambung, bukan hal mungkin orang-orang kembali memikirkan memiliki mobil listrik.
Selain harga minyak mentah dunia, keyakinan Ghosn dilandasi kenyataan bahwa pemerintahan di tiap negara akan terus memperketat kontrol emisi gas buang. Sehingga memaksa produsen menjual produk yang benar-benar ramah lingkungan.
Dia menyebutkan, BRICS -singkatan untuk pasar negara berkembang dari Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan- merupakan pasar yang sangat potensial, baik penjualan EV atau mesin pembakaran konvensional.
Di Eropa Barat, ada 500 mobil untuk tiap 1.000 orang, di Rusia, angka tersebut turun menjadi 300 mobil untuk 1.000 orang, di Brasil ada 200 mobil untuk 1.000 orang dan China yang sebagai pasar terbesar baru memiliki 100 mobil per 1.000 orang.
Pidato Ghosn disampaikan di World Economic Forum (WEC) di Davos, Swiss. Konferensi tersebut di ikuti 2.500 individu dan perusahaan global paling berpengaruh seperti raksasa industri, kepala negara dan para pemimpin media massa.
Mereka berkumpul untuk membahas keadaan dunia dan membentuk kebijakan akan mempengaruhi kebijakan global. Namun dibalik tujuan tersebut, WEC juga menuai kritik karena dianggap mengistimewakan kelompok elit tertentu.
Dilansir dari Leftlanenews, Senin (26/1/2015), Ghosn mengatakan, calon konsumen yang tertarik membeli EV dengan tujuan menghemat bahan bakar bakal menunda atau membatalkan pilihannya akibat turunnya harga bahan bakar.
Kendati demikian, Ghosn tetap optimis EV akan terus menggeliat. Sebab jika harga minyak mentah tiba-tiba melambung, bukan hal mungkin orang-orang kembali memikirkan memiliki mobil listrik.
Selain harga minyak mentah dunia, keyakinan Ghosn dilandasi kenyataan bahwa pemerintahan di tiap negara akan terus memperketat kontrol emisi gas buang. Sehingga memaksa produsen menjual produk yang benar-benar ramah lingkungan.
Dia menyebutkan, BRICS -singkatan untuk pasar negara berkembang dari Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan- merupakan pasar yang sangat potensial, baik penjualan EV atau mesin pembakaran konvensional.
Di Eropa Barat, ada 500 mobil untuk tiap 1.000 orang, di Rusia, angka tersebut turun menjadi 300 mobil untuk 1.000 orang, di Brasil ada 200 mobil untuk 1.000 orang dan China yang sebagai pasar terbesar baru memiliki 100 mobil per 1.000 orang.
Pidato Ghosn disampaikan di World Economic Forum (WEC) di Davos, Swiss. Konferensi tersebut di ikuti 2.500 individu dan perusahaan global paling berpengaruh seperti raksasa industri, kepala negara dan para pemimpin media massa.
Mereka berkumpul untuk membahas keadaan dunia dan membentuk kebijakan akan mempengaruhi kebijakan global. Namun dibalik tujuan tersebut, WEC juga menuai kritik karena dianggap mengistimewakan kelompok elit tertentu.
(dol)