Tidak Kooperatif Takata Kena Denda Rp180 Juta Tiap Hari
A
A
A
NEW YORK - Badan keselamatan lalu lintas jalan raya (NHTSA) Amerika Serikat (AS) telah menjatuhkan denda harian kepada Takata Corp. Pemasok kantung udara ke sejumlah produsen mobil dunia ini praktis tersandung kasus baru.
Dilansir dari Leftlanenews, Senin (23/2/2015), NHTSA menjatuhkan denda senilai USD14 ribu atau sekitar Rp180 juta setiap hari. Denda tersebut merupakan hukuman maksimum yang dizinkan Undang Undang AS kepada sebuah perusahaan.
Denda dijatuhkan karena NHTSA menilai Takata tidak kooperatif dalam investigasi meledaknya inflators airbag. Meski telah menyerahkan jutaan dokumen, namun produsen asal Jepang tersebut dituding memberi dokumen "sampah" yang justru menghambat penyidikan.
Menteri Transportasi AS, Anthony Foxx mendukung langkah NHTSA. Dia bahkan menekankan argumen dengan nada ancaman, jika tiap hari Takata tidak mendukung penyelidikan maka tiap hari pemerintah AS akan terus menjatuhkan denda.
"Keselamatan adalah tanggung jawab bersama dan kegagalan Takata untuk sepenuhnya bekerja sama dengan penyelidikan kami tidak dapat diterima dan tidak akan ditoleransi," tegas Foxx.
Kasus cacat kantung udara Takata merupakan salah satu kejadian penting di industri automotif global. Di AS sendiri, kasus ini bahkan sudah sampai ke jalur politik, Foxx berupaya mendapat dukungan pendanaan pengesahaan RUU "Grow America".
Dia berpendapat bahwa denda harian kepada produsen automotif yang melanggar aturan tidak cukup sehingga perlu penegakan hukum lebih lanjut. Jika RUU tersebut jadi UU akan meningkatkan denda maksimum mulai dari USD35 juta hingga USD300 juta.
"Saya meminta Kongres untuk meluluskan RUU Grow America yang akan menyediakan alat-alat dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengubah budaya keselamatan bagi pelaku buruk seperti Takata," pungkas Foxx.
Dilansir dari Leftlanenews, Senin (23/2/2015), NHTSA menjatuhkan denda senilai USD14 ribu atau sekitar Rp180 juta setiap hari. Denda tersebut merupakan hukuman maksimum yang dizinkan Undang Undang AS kepada sebuah perusahaan.
Denda dijatuhkan karena NHTSA menilai Takata tidak kooperatif dalam investigasi meledaknya inflators airbag. Meski telah menyerahkan jutaan dokumen, namun produsen asal Jepang tersebut dituding memberi dokumen "sampah" yang justru menghambat penyidikan.
Menteri Transportasi AS, Anthony Foxx mendukung langkah NHTSA. Dia bahkan menekankan argumen dengan nada ancaman, jika tiap hari Takata tidak mendukung penyelidikan maka tiap hari pemerintah AS akan terus menjatuhkan denda.
"Keselamatan adalah tanggung jawab bersama dan kegagalan Takata untuk sepenuhnya bekerja sama dengan penyelidikan kami tidak dapat diterima dan tidak akan ditoleransi," tegas Foxx.
Kasus cacat kantung udara Takata merupakan salah satu kejadian penting di industri automotif global. Di AS sendiri, kasus ini bahkan sudah sampai ke jalur politik, Foxx berupaya mendapat dukungan pendanaan pengesahaan RUU "Grow America".
Dia berpendapat bahwa denda harian kepada produsen automotif yang melanggar aturan tidak cukup sehingga perlu penegakan hukum lebih lanjut. Jika RUU tersebut jadi UU akan meningkatkan denda maksimum mulai dari USD35 juta hingga USD300 juta.
"Saya meminta Kongres untuk meluluskan RUU Grow America yang akan menyediakan alat-alat dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengubah budaya keselamatan bagi pelaku buruk seperti Takata," pungkas Foxx.
(dol)