Jangan Bonceng Anak di Jok Depan Sepeda Motor!
A
A
A
BANDUNG - Bagi anda yang suka membonceng anak kecil di sepeda motor, sebaiknya perhatikan keselamatan Anda sebagai pengendara dan tentu saja keselamatan anak. Sebab tak jarang para pengendara membonceng anaknya dengan posisi yang membahayakan. Misalnya anak dibonceng di bagian jok depan.
Instruktur safety riding PT Daya Adicipta Mustika (DAM), Aldea Henry mengatakan, cara membonceng anak seperti itu kurang tepat. Itu akan sangat membahayakan bagi kesehatan sang anak. "Usahakan membonceng anak kecil di belakang (pengendara). Kasihan kalau di depan, anak pasti kena angin, debu, dan lain-lain," ujar Henry di Bandung, Selasa (21/4/2015).
Jika sang anak sampai tertidur ketika dibonceng di bagian depan, itu jelas akan membahayakan. Kondisi itu akan lebih berbahaya jika pengendara mengendalikan sepeda motornya dengan satu tangan, karena harus memegang sang anak.
Jika di jok bagian belakang tidak ada orang lain yang dibonceng, maka sebaiknya pengendara memakai tali atau gendongan khusus. Agar sang anak dalam posisi aman di belakang.
Selain itu, usahakan sang anak juga dipasangi perlengkapan berkendara seperti helm, jaket, sarung tangan, dan sepatu. "Perlengkapan anak (yang dibonceng) harus sama dengan pengendaranya. Misalnya orangtuanya pakai helm, anaknya pakai juga dong. Kalau enggak, sama saja membunuh anak sendiri," jelasnya.
Apalagi dengan kemudahan saat ini, banyak dijual perlengkapan untuk berkendara bagi anak kecil. Mulai dari helm, hingga jaket yang terbilang aman untuk mereka.
Sementara jika dalam satu sepeda motor diisi oleh dua orang dewasa dan satu anak kecil, usia sang anak sebaiknya tidak lebih dari empat atau lima tahun. Sebab semakin besar usia sang anak, maka makin besar juga tempat yang dibutuhkan. Sedangkan jok sepeda motor hanya diperuntukkan untuk dua orang saja.
"Usia anak empat tahun saja sudah mengurangi batas boncengannya. Pengendara akan tidak enak, yang dibonceng pun juga tidak enak," tandasnya.
Instruktur safety riding PT Daya Adicipta Mustika (DAM), Aldea Henry mengatakan, cara membonceng anak seperti itu kurang tepat. Itu akan sangat membahayakan bagi kesehatan sang anak. "Usahakan membonceng anak kecil di belakang (pengendara). Kasihan kalau di depan, anak pasti kena angin, debu, dan lain-lain," ujar Henry di Bandung, Selasa (21/4/2015).
Jika sang anak sampai tertidur ketika dibonceng di bagian depan, itu jelas akan membahayakan. Kondisi itu akan lebih berbahaya jika pengendara mengendalikan sepeda motornya dengan satu tangan, karena harus memegang sang anak.
Jika di jok bagian belakang tidak ada orang lain yang dibonceng, maka sebaiknya pengendara memakai tali atau gendongan khusus. Agar sang anak dalam posisi aman di belakang.
Selain itu, usahakan sang anak juga dipasangi perlengkapan berkendara seperti helm, jaket, sarung tangan, dan sepatu. "Perlengkapan anak (yang dibonceng) harus sama dengan pengendaranya. Misalnya orangtuanya pakai helm, anaknya pakai juga dong. Kalau enggak, sama saja membunuh anak sendiri," jelasnya.
Apalagi dengan kemudahan saat ini, banyak dijual perlengkapan untuk berkendara bagi anak kecil. Mulai dari helm, hingga jaket yang terbilang aman untuk mereka.
Sementara jika dalam satu sepeda motor diisi oleh dua orang dewasa dan satu anak kecil, usia sang anak sebaiknya tidak lebih dari empat atau lima tahun. Sebab semakin besar usia sang anak, maka makin besar juga tempat yang dibutuhkan. Sedangkan jok sepeda motor hanya diperuntukkan untuk dua orang saja.
"Usia anak empat tahun saja sudah mengurangi batas boncengannya. Pengendara akan tidak enak, yang dibonceng pun juga tidak enak," tandasnya.
(dyt)