5 Perbedaan Baterai Lithium-ion dan Sodium-ion di Mobil Listrik

Rabu, 12 Juli 2023 - 17:06 WIB
Mobil BYD Seagull dengan baterai sodium-ion yang diperkirakan bakal dijual lebih murah dari LCGC. Foto: ist
CHINA - Baterai sodium-ion di mobil listrik sekarang mungkin masih asing. Masyarakat lebih “ngeh” dengan lithium-ion . Tapi, sebentar lagi baterai sodium-ion bakal lebih sering terdengar. Bahkan, dalam 10 tahun kedepan bisa jadi akan lebih besar dibandingkan dengan lithium-ion.

Baterai adalah komponen termahal dalam mobil listrik. Termasuk baterai lithium-ion yang banyak dipakai. Baterai lithium disukai pabrikan otomotif karena kepadatan energinya yang tinggi. Baterai ini juga bisa menyimpan lebih banyak daya. Minusnya, lithium ion dikenal mahal dan untuk menambang serta mengolahnya berdampak buruk ke lingkungan.

Nah, sodium-ion sebaliknya. Memang tidak bisa menyimpan daya sebaik lithium-ion. Tapi, lebih murah dan lebih ramah lingkungan. Karena itu, sodium-ion nantinya akan digunakan untuk mobil-mobil listrik entry level yang punya harga murah.

BYD, misalnya, akan merilis mobil listrik Seagull EV dengan baterai sodium-ion yang harganya bisa dipangkas hingga USD11.000 atau Rp165 jutaan. Bahkan, lebih murah dibanding mobil LCGC di Indonesia.

Baterai sodium-ion vs lithium-ion





Baterai sodium-ion dan baterai lithium-ion adalah dua jenis baterai yang digunakan dalam aplikasi penyimpanan energi. Meskipun keduanya memiliki beberapa kesamaan, ada juga beberapa perbedaan antara keduanya.

Berikut adalah beberapa perbedaan antara baterai sodium-ion dan baterai lithium-ion:

1. Material Anode

Baterai lithium-ion menggunakan lithium sebagai material anode, sedangkan baterai sodium-ion menggunakan natrium sebagai material anode. Perbedaan material anode ini dapat mempengaruhi kapasitas, energi spesifik, dan kestabilan baterai.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More