Indonesia Bakal Jadi Salah Satu Pasar Motor Listrik Terbesar di Dunia
Sabtu, 27 Januari 2024 - 15:30 WIB
JAKARTA - Pasar sepeda motor listrik terus berkembang di Indonesia. Meski peningkatan penjualannya belum signifikan, tapi angkanya terus bertambah. Ini membuat Indonesia berpotensi menjadi salah satu pasar motor listrik terbesar di dunia.
“Indonesia akan menjadi nomor 3 di dunia pada 2030. Ini peluang industi, kalau kita baca Indonesia saat ini cukup banyak perusahaan-perusahaan yang mengembangkan motor listrik,” kata Abdullah Alwi, Sekertaris Asosiasi Industri Motor Listrik Indonesia (Aismoli) di Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Menanggapi hal tersebut, PT Terang Dunia Internusa (TDI) yang menaungi United E-Motor, bakal menggenjot produksi motor listrik. Mereka juga berkomitmen mendukung target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 yang digagas oleh pemerintah.
“Saya rasa motor listrik ini salah satu pilihan untuk mengurangi polusi. Dengan insentif yang diberikan oleh pemerintah serta adanya kemudahan dalam pembiayaan,” kata Direktur PT TDI Andrew Mulyadi dalam keterangan resmi.
“Kami meyakini bahwa pertumbuhan penjualan sepeda motor listrik akan terus meningkat pada tahun-tahun yang akan datang,” katanya.
Motor listrik diyakini jadi mobilitas pilihan di masa depan. Terlebih, tidak memerlukan biaya perawatan yang besar dibanding sepeda motor konvensional. Meski begitu, bukan berarti motor listrik bebas perawatan.
Pihak United E-Motor mengatakan bahwa perlu adanya perhatian terhadap beberapa komponen untuk tetap menjaga daya tahan dan performa motor listrik . Terutama pada baterai yang perlu diperhatikan dalam pengisian ulang dayanya.
“Motor listrik tetap perlu perawatan, namun tidak serumit motor bensin, jauh lebih mudah. Paling utama seputar baterai dan sistem kelistrikan,” ujar General Manager TDI Andry Dwinanda.
PT TDI berencana menggalang dana hingga Rp400 miliar pada rentang harga tertinggi pada Initial Public Offering (IPO) demi meningkatkan proses produksi. United Bike dan United E-Motor sendiri berhasil mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 93,5 persen (yoy) mencapai angka Rp 479 miliar dan laba bersih yang tumbuh sebesar 114 persen (yoy) menjadi Rp 46 miliar dalam 7 bulan pertama 2023.
“Indonesia akan menjadi nomor 3 di dunia pada 2030. Ini peluang industi, kalau kita baca Indonesia saat ini cukup banyak perusahaan-perusahaan yang mengembangkan motor listrik,” kata Abdullah Alwi, Sekertaris Asosiasi Industri Motor Listrik Indonesia (Aismoli) di Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Menanggapi hal tersebut, PT Terang Dunia Internusa (TDI) yang menaungi United E-Motor, bakal menggenjot produksi motor listrik. Mereka juga berkomitmen mendukung target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 yang digagas oleh pemerintah.
“Saya rasa motor listrik ini salah satu pilihan untuk mengurangi polusi. Dengan insentif yang diberikan oleh pemerintah serta adanya kemudahan dalam pembiayaan,” kata Direktur PT TDI Andrew Mulyadi dalam keterangan resmi.
Baca Juga
“Kami meyakini bahwa pertumbuhan penjualan sepeda motor listrik akan terus meningkat pada tahun-tahun yang akan datang,” katanya.
Motor listrik diyakini jadi mobilitas pilihan di masa depan. Terlebih, tidak memerlukan biaya perawatan yang besar dibanding sepeda motor konvensional. Meski begitu, bukan berarti motor listrik bebas perawatan.
Pihak United E-Motor mengatakan bahwa perlu adanya perhatian terhadap beberapa komponen untuk tetap menjaga daya tahan dan performa motor listrik . Terutama pada baterai yang perlu diperhatikan dalam pengisian ulang dayanya.
“Motor listrik tetap perlu perawatan, namun tidak serumit motor bensin, jauh lebih mudah. Paling utama seputar baterai dan sistem kelistrikan,” ujar General Manager TDI Andry Dwinanda.
PT TDI berencana menggalang dana hingga Rp400 miliar pada rentang harga tertinggi pada Initial Public Offering (IPO) demi meningkatkan proses produksi. United Bike dan United E-Motor sendiri berhasil mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 93,5 persen (yoy) mencapai angka Rp 479 miliar dan laba bersih yang tumbuh sebesar 114 persen (yoy) menjadi Rp 46 miliar dalam 7 bulan pertama 2023.
(msf)
tulis komentar anda