Ilmuwan Australia Kembangkan Baterai Air, Ini Keunggulannya
Minggu, 10 Maret 2024 - 11:48 WIB
Para ilmuwan di Australia telah mengembangkan 'baterai air' inovatif yang menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan baterai tradisional.
Teknologi terobosan ini tidak hanya akan berfungsi sebagai alternatif penyimpanan energi terbarukan tetapi juga akan menggantikan varietas lithium-ion tradisional yang dianggap kurang aman.
“Apa yang kami rancang dan produksi disebut baterai ion logam berair atau kami dapat menyebutnya baterai air,” kata penulis utama Profesor Tianyi Ma dari RMIT University seperti dilansir dari Wion News, Minggu (10/3/2024).
Baterai terdiri dari tiga bagian utama: elektroda positif yang disebut katoda, elektroda negatif yang disebut anoda, dan elektrolit yang menggerakkan ion di antara elektroda-elektroda tersebut.
Para peneliti dari RMIT telah mengembangkan apa yang mereka sebut “baterai air” dengan mengganti elektrolit tradisional dengan air yang dicampur dengan garam sederhana.
Mereka mengklaim bahwa baterai berbahan dasar air ini lebih aman dan tidak terlalu berbahaya. Baterai ini menggunakan logam seperti magnesium atau seng, yang lebih murah dan lebih baik bagi lingkungan dibandingkan baterai lithium atau baterai timbal-asam.
Menggunakan air sebagai elektrolit dalam baterai dapat membantu mencegah masalah umum yang disebut pertumbuhan dendrit.
Dendrit adalah paku logam kecil yang dapat menyebabkan arus pendek pada baterai. Untuk mengatasi masalah ini, para ilmuwan melapisi anoda baterai dengan logam bismut, yang membentuk lapisan pelindung seperti karat ketika teroksidasi.
Lapisan ini membantu baterai bertahan lebih lama, dengan prototipe mempertahankan lebih dari 85 persen kapasitasnya bahkan setelah diisi dan dikosongkan sebanyak 500 kali, yaitu saat sebagian besar baterai lithium-ion mulai rusak.
“Baterai kami kini bertahan jauh lebih lama sebanding dengan baterai lithium-ion komersial yang ada di pasaran menjadikannya ideal untuk penggunaan berkecepatan tinggi dan intensif dalam aplikasi dunia nyata,” kata Ma.
“Dengan kapasitas yang mengesankan dan masa pakai yang lebih lama, kami tidak hanya memiliki teknologi baterai yang canggih namun juga berhasil mengintegrasikan desain kami dengan panel surya, menampilkan penyimpanan energi terbarukan yang efisien dan stabil,” tambahnya.
Teknologi terobosan ini tidak hanya akan berfungsi sebagai alternatif penyimpanan energi terbarukan tetapi juga akan menggantikan varietas lithium-ion tradisional yang dianggap kurang aman.
“Apa yang kami rancang dan produksi disebut baterai ion logam berair atau kami dapat menyebutnya baterai air,” kata penulis utama Profesor Tianyi Ma dari RMIT University seperti dilansir dari Wion News, Minggu (10/3/2024).
Baterai terdiri dari tiga bagian utama: elektroda positif yang disebut katoda, elektroda negatif yang disebut anoda, dan elektrolit yang menggerakkan ion di antara elektroda-elektroda tersebut.
Para peneliti dari RMIT telah mengembangkan apa yang mereka sebut “baterai air” dengan mengganti elektrolit tradisional dengan air yang dicampur dengan garam sederhana.
Mereka mengklaim bahwa baterai berbahan dasar air ini lebih aman dan tidak terlalu berbahaya. Baterai ini menggunakan logam seperti magnesium atau seng, yang lebih murah dan lebih baik bagi lingkungan dibandingkan baterai lithium atau baterai timbal-asam.
Menggunakan air sebagai elektrolit dalam baterai dapat membantu mencegah masalah umum yang disebut pertumbuhan dendrit.
Dendrit adalah paku logam kecil yang dapat menyebabkan arus pendek pada baterai. Untuk mengatasi masalah ini, para ilmuwan melapisi anoda baterai dengan logam bismut, yang membentuk lapisan pelindung seperti karat ketika teroksidasi.
Lapisan ini membantu baterai bertahan lebih lama, dengan prototipe mempertahankan lebih dari 85 persen kapasitasnya bahkan setelah diisi dan dikosongkan sebanyak 500 kali, yaitu saat sebagian besar baterai lithium-ion mulai rusak.
“Baterai kami kini bertahan jauh lebih lama sebanding dengan baterai lithium-ion komersial yang ada di pasaran menjadikannya ideal untuk penggunaan berkecepatan tinggi dan intensif dalam aplikasi dunia nyata,” kata Ma.
“Dengan kapasitas yang mengesankan dan masa pakai yang lebih lama, kami tidak hanya memiliki teknologi baterai yang canggih namun juga berhasil mengintegrasikan desain kami dengan panel surya, menampilkan penyimpanan energi terbarukan yang efisien dan stabil,” tambahnya.
(wbs)
tulis komentar anda