Perang Harga Mobil Listrik China 2025 Semakin Panas: Pemerintah Beri Insentif, Pabrikan Siapkan Diskon
Sabtu, 04 Januari 2025 - 11:24 WIB
Nanjing, ibu kota provinsi Jiangsu di Tiongkok timur, mengatakan bahwa mereka akan terus memberikan subsidi hingga 4.000 yuan (sekitar Rp8,5 juta) per pembelian mobil tahun ini.
Otoritas China telah menyetujui penerbitan obligasi khusus senilai 3 triliun yuan (sekitar Rp6.384 triliun) tahun ini, sebagai upaya untuk meningkatkan stimulus fiskal dan menghidupkan kembali perekonomian yang melemah, sebagian melalui program subsidi.
Tesla, yang memicu perang harga tahun lalu, telah memperpanjang diskon 10.000 yuan (sekitar Rp21 juta) untuk pinjaman Model Y terlaris mereka di China hingga akhir bulan ini.
Namun, data resmi menunjukkan bahwa penjualan ritel yang terkait dengan otomotif mengalami kontraksi sebesar 0,7% year-on-year dalam 11 bulan pertama, dibandingkan dengan peningkatan 3,5% dalam total penjualan ritel di China. Hal ini menunjukkan dampak dari pemotongan harga terhadap profitabilitas industriotomotif.
Otoritas China telah menyetujui penerbitan obligasi khusus senilai 3 triliun yuan (sekitar Rp6.384 triliun) tahun ini, sebagai upaya untuk meningkatkan stimulus fiskal dan menghidupkan kembali perekonomian yang melemah, sebagian melalui program subsidi.
BYD dan Tesla "Panaskan" Persaingan
BYD, produsen EV lokal yang berhasil melampaui penjualan Ford dan Honda secara global pada 2024, telah menawarkan diskon hingga 11,5% untuk dua modelnya — satu hybrid dan satu EV — sejak Desember.Tesla, yang memicu perang harga tahun lalu, telah memperpanjang diskon 10.000 yuan (sekitar Rp21 juta) untuk pinjaman Model Y terlaris mereka di China hingga akhir bulan ini.
Dampak Perang Harga dan Insentif
Perang harga dan insentif yang diberikan oleh para produsen EV telah mendorong penjualan kendaraan listrik di China. Penjualan EV dan plug-in hybrid, yang secara kolektif dikenal sebagai new energy vehicles (NEV) di China, melampaui 10 juta unit tahun lalu, berkat program trade-in bersubsidi pemerintah hingga 20.000 yuan (sekitar Rp42,6 juta) per unit NEV.Namun, data resmi menunjukkan bahwa penjualan ritel yang terkait dengan otomotif mengalami kontraksi sebesar 0,7% year-on-year dalam 11 bulan pertama, dibandingkan dengan peningkatan 3,5% dalam total penjualan ritel di China. Hal ini menunjukkan dampak dari pemotongan harga terhadap profitabilitas industriotomotif.
(dan)
Lihat Juga :
tulis komentar anda