Ford Akui Riset untuk Hadirkan Mobil Listrik Tidak Murah
Selasa, 11 Februari 2025 - 18:17 WIB
Ford siap gunakan Baterai Tesla Cybertruck. FOTO/ MCN
NEW YORK - Kendaraan listrik secara umum masih belum menguntungkan bagi produsen karena tingginya biaya yang terkait dengan pembuatan baterai yang tetap menjadi komponen EV yang paling mahal. Faktanya, Tesla sendiri baru mencatatkan laba pada tahun 2020 setelah sekian lama merugi.
Pada Januari 2025, General Motors mengatakan akhirnya akan mulai mendapat untung dari penjualan mobil listrik. Mobil listrik Ford, Model E, mengalami tahun 2024 yang sulit dan bersiap menghadapi tahun sulit lainnya.
Saat merinci hasil keuangannya untuk tahun 2024, Ford mengakui pihaknya menderita kerugian laba sebelum bunga dan pajak setahun penuh sebesar USD5,1 miliar. Situasinya bisa lebih buruk tahun ini, karena Ford memperkirakan Model e akan melaporkan kerugian sebesar USD5 miliar hingga USD5,5 miliar.
Meski terdengar buruk, Ford tetap optimis karena sebagian uangnya masuk ke investasi kendaraan listrik. Selain itu, perusahaan tersebut melaporkan “peningkatan biaya” sebesar USD1,4 miliar tahun lalu untuk model Model E.
Meskipun Model E mengalami kerugian, Ford menjual 34,8% lebih banyak kendaraan listrik tahun lalu di Amerika, yang mana pengirimannya meningkat menjadi 97.865 unit. Kendaraan hibrida juga meningkat 40,1% menjadi 187.426 kendaraan. Namun, penjualan kendaraan berbahan bakar bensin dan solar mencapai 1.793.541 unit atau +0,2 persen dibanding tahun 2023.
Tahun lalu menandai tahun ke-47 berturut-turut F-Series menjadi truk terlaris di Amerika Serikat, tetapi bos Ford mengakui EV besar itu memiliki masalah besar. Dalam panggilan konferensi keuangan 2024 minggu ini, CEO Ford Jim Farley mengatakan kendaraan listrik bukanlah "teknologi yang bagus" untuk menarik beban karena baterainya "terlalu besar".
Farley mengatakan kendaraan listrik ukuran penuh memiliki aerodinamika yang lebih buruk dan lebih berat dibanding kendaraan berbahan bakar bensin, sehingga diperlukan baterai yang lebih besar dan lebih mahal untuk jarak tempuh yang sama. Ford juga menunda peluncuran truk pikap ukuran sedang baru hingga akhir tahun 2027, atau sekitar 18 bulan lebih lambat dari perkiraan awal karena masalah ini.
Pada bulan Februari 2024, tim R&D Ford bertanggung jawab untuk mengembangkan platform berbiaya rendah baru untuk mendukung kendaraan listrik yang lebih murah yang akan menyaingi "Tesla yang terjangkau dan OEM Cina." Selain itu, Ford juga mempelajari dan mengembangkan kendaraan listrik jarak jauh (EREV) dengan mesin gas yang berfungsi sebagai generator untuk mengisi baterai.
Pada Januari 2025, General Motors mengatakan akhirnya akan mulai mendapat untung dari penjualan mobil listrik. Mobil listrik Ford, Model E, mengalami tahun 2024 yang sulit dan bersiap menghadapi tahun sulit lainnya.
Saat merinci hasil keuangannya untuk tahun 2024, Ford mengakui pihaknya menderita kerugian laba sebelum bunga dan pajak setahun penuh sebesar USD5,1 miliar. Situasinya bisa lebih buruk tahun ini, karena Ford memperkirakan Model e akan melaporkan kerugian sebesar USD5 miliar hingga USD5,5 miliar.
Meski terdengar buruk, Ford tetap optimis karena sebagian uangnya masuk ke investasi kendaraan listrik. Selain itu, perusahaan tersebut melaporkan “peningkatan biaya” sebesar USD1,4 miliar tahun lalu untuk model Model E.
Meskipun Model E mengalami kerugian, Ford menjual 34,8% lebih banyak kendaraan listrik tahun lalu di Amerika, yang mana pengirimannya meningkat menjadi 97.865 unit. Kendaraan hibrida juga meningkat 40,1% menjadi 187.426 kendaraan. Namun, penjualan kendaraan berbahan bakar bensin dan solar mencapai 1.793.541 unit atau +0,2 persen dibanding tahun 2023.
Tahun lalu menandai tahun ke-47 berturut-turut F-Series menjadi truk terlaris di Amerika Serikat, tetapi bos Ford mengakui EV besar itu memiliki masalah besar. Dalam panggilan konferensi keuangan 2024 minggu ini, CEO Ford Jim Farley mengatakan kendaraan listrik bukanlah "teknologi yang bagus" untuk menarik beban karena baterainya "terlalu besar".
Farley mengatakan kendaraan listrik ukuran penuh memiliki aerodinamika yang lebih buruk dan lebih berat dibanding kendaraan berbahan bakar bensin, sehingga diperlukan baterai yang lebih besar dan lebih mahal untuk jarak tempuh yang sama. Ford juga menunda peluncuran truk pikap ukuran sedang baru hingga akhir tahun 2027, atau sekitar 18 bulan lebih lambat dari perkiraan awal karena masalah ini.
Pada bulan Februari 2024, tim R&D Ford bertanggung jawab untuk mengembangkan platform berbiaya rendah baru untuk mendukung kendaraan listrik yang lebih murah yang akan menyaingi "Tesla yang terjangkau dan OEM Cina." Selain itu, Ford juga mempelajari dan mengembangkan kendaraan listrik jarak jauh (EREV) dengan mesin gas yang berfungsi sebagai generator untuk mengisi baterai.
Lihat Juga :
tulis komentar anda