Ini Perbedaan Tipe-Tipe Pengendara di Jalan Raya
Sabtu, 26 September 2020 - 14:01 WIB
JAKARTA - Daihatsu bersama GT Radial kembali selenggarakan acara Safety Driving, dengan tema Aggressive VS Defensive Driving.
Acara itu ditayangkan langsung melalui Instagram Daihatsu Indonesia dengan tajuk Ngobrol Asyik, pada akhir pekan lalu. Acara berlangsung kurang lebih selama 50 menit. BACA JUGA - Vespa Matik Menggila, Bajaj Ngebet Pasarkan Motor
“Program ini merupakan acara edukasi yang dapat dinikmati oleh Sahabat Daihatsu di seluruh Indonesia. Acara ini juga mengajak Sahabat agar selalu menjaga perilaku berkendara yang aman demi meminimalisir potensi kecelakaan,” kata Elvina Afny, Customer Satisfaction & Value Chain Division Head PT Astra Daihatsu Motor (ADM).
Sementara itu, Sony Susmana, Senior Instructor dari SDCI (Safety Defensive Consultant Indonesia), juga mengajak pengguna Daihatsu untuk berkendara secara defensif, karena mayoritas angka kecelakaan yang terjadi di jalan raya disebabkan oleh gaya mengemudi yang agresif.
Secara singkat, ia memaparkan, bahwa defensive driving merupakan perilaku mengemudi yang mengedepankan sisi proaktif.
Artinya, pengemudi harus berpikir panjang, mencegah sebelum terjadi, dan melakukan antisipasi, sehingga potensi bahaya dapat dicegah dan dapat meminimalisir potensi kecelakaan.
Tak jauh berbeda dengan safety driving, secara prinsip defensive driving bertujuan meminimalisir resiko bahaya. Namun, perbedaannya adalah safety driving memerlukan kemampuan berkendara yang baik dan benar.
Lain halnya dengan aggressive driving. Tipe ini biasanya didominasi oleh green driver yang pada umumnya adalah pengemudi berusia muda dengan jam terbangnya sedikit, emosinya tidak stabil, dan sering show off.
“Ciri-ciri tipe ini adalah ngebut dengan kecepatan yang tidak konsisten, berjalan zig-zag tanpa memberikan lampu sign, akselerasi, dan deselerasi kasar,” kata Sony.
Acara itu ditayangkan langsung melalui Instagram Daihatsu Indonesia dengan tajuk Ngobrol Asyik, pada akhir pekan lalu. Acara berlangsung kurang lebih selama 50 menit. BACA JUGA - Vespa Matik Menggila, Bajaj Ngebet Pasarkan Motor
“Program ini merupakan acara edukasi yang dapat dinikmati oleh Sahabat Daihatsu di seluruh Indonesia. Acara ini juga mengajak Sahabat agar selalu menjaga perilaku berkendara yang aman demi meminimalisir potensi kecelakaan,” kata Elvina Afny, Customer Satisfaction & Value Chain Division Head PT Astra Daihatsu Motor (ADM).
Sementara itu, Sony Susmana, Senior Instructor dari SDCI (Safety Defensive Consultant Indonesia), juga mengajak pengguna Daihatsu untuk berkendara secara defensif, karena mayoritas angka kecelakaan yang terjadi di jalan raya disebabkan oleh gaya mengemudi yang agresif.
Secara singkat, ia memaparkan, bahwa defensive driving merupakan perilaku mengemudi yang mengedepankan sisi proaktif.
Artinya, pengemudi harus berpikir panjang, mencegah sebelum terjadi, dan melakukan antisipasi, sehingga potensi bahaya dapat dicegah dan dapat meminimalisir potensi kecelakaan.
Tak jauh berbeda dengan safety driving, secara prinsip defensive driving bertujuan meminimalisir resiko bahaya. Namun, perbedaannya adalah safety driving memerlukan kemampuan berkendara yang baik dan benar.
Lain halnya dengan aggressive driving. Tipe ini biasanya didominasi oleh green driver yang pada umumnya adalah pengemudi berusia muda dengan jam terbangnya sedikit, emosinya tidak stabil, dan sering show off.
“Ciri-ciri tipe ini adalah ngebut dengan kecepatan yang tidak konsisten, berjalan zig-zag tanpa memberikan lampu sign, akselerasi, dan deselerasi kasar,” kata Sony.
tulis komentar anda