Kasihan, Recall 3 Juta Mobil, Ford Boncos Rp8,4 Triliun

Minggu, 24 Januari 2021 - 10:01 WIB
Ford harus menarik sebanyak 3 juta unit mobil karena airbag Takata yang bermasalah. Foto/TheDrive
DETROIT - Ford terpaksa mengeluarkan uang yang sangat besar yakni USD610 juta atau setara Rp8,4 triliun untuk proses recall 3 juta mobil Ford. Diketahui jutaan mobil itu ditarik berkaitan dengan gagal fungsinya airbag buatan Takata. Penarikan dilakukan pada seluruh model Ford yang diproduksi dari 2006 hingga 2012. Ford mengatakan recall terjadi untuk mobil dan truk pikap Ford yang dipasarkan di wilayah Amerika Serikat dan Kanada.



Baca Juga : BMW dan Ford Siapkan Akte Lahir Mobil Guna Hindari Aksi Tipu-tipu Mobil Bekas




Ford sebenarnya berupaya melakukan banding ke National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) pada 19 Januari untuk tidak melakukan penarikan kembali. Pasalnya menurut mereka fungsi airbag buatan Takata yang ada di mobil-mobil Ford berbeda dengan airbag Takata yang bermasalah di mobil merek lain.

Baca Juga: Mengejutkan, Toyota Jadi Mobil Paling Awet Digunakan Orang Amerika

Mereka mengatakan airbag Takata yang ada di mobil Ford tidak berbahaya bagi pengemudi meski pun saat itu banyak orang meninggal dunia karena ledakan serpihan airbag buatan Takata.



Baca juga : Tesla Tuntut Media China karena Dianggap Pekerjakan Karyawan Seperti Penjajah


"Kami percaya melalui studi yang kami lakukan, recall bisa tidak dilakukan pada airbag pengemudi. Dampak yang terjadi di mobil kami sangat keci," tulis Ford.

Hanya saja pihak NHTSA menolak banding Ford. Mereka tetap memerintahkan Ford untuk segera menarik kembali seluruh mobil Ford yang dilengapi dengan airbag buatan Takata. Mereka diwajibkan mengganti seluruh airbag yang diperkirakan menghabiskan biaya USD610 juta atau setara Rp8,4 triliun.
(wsb)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More