Strategi Isuzu Indonesia Berdamai dengan Pandemi Covid-19
Rabu, 25 Agustus 2021 - 08:30 WIB
JAKARTA - PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) melihat pelayanan aftersales atau purna jual merupakan salah satu strategi kunci berdamai dengan kondisi Pandemi Covid-19 yang tidak menentu. Attias Asril, General Manager Marketing Division PT IAMI mengatakan pandemi Covid-19 memang membuat perilaku konsumen berubah. Mulai dari cara membeli dan perawatan kendaraan niaga.
Hal ini yang membuat Isuzu merasa perlu untuk bertransformasi dengan cepat. Terutama dalam pelayanan purna jual untuk konsumen. Kebiasaan lama yang pelayanan yang diterapkan di kendaraan niaga dan penumpang harus benar-benar berubah.
Misalnya pola pikir kendaraan niaga adalah kendaraan biasa. Harus diubah bahwa kendaraan niaga merupakan alat produksi. Kendaraan yang dipakau untuk kegiatan usaha yang harus siap dalam segala kondisi.
"Mau tidak mau kami harus berubah mindset. Sekarang dimana unit kustomer berada, harus kami datangi. Tidak mungkin kustomer datang bawa kendaraannya untuk melakukan perawatan," terang Attias Asril.
Perubahan lainnya adalah perubahan waktu pelayanan kustomer. Saat ini di Isuzu INdonesia tidak ada lagi waktu kerja yang baku. Saat ini seluruh layanan after sales Isuzu Indonesia berlaku sistem 24/7 atau full 24 jam dalam seminggu.
Jam berapa pun dibutuhkan, mekanik kami berangkat, Entah itu ada di hutan, di tol di tengah jalan, aka kami datangi. Itu transformasi yang di aftersales," ucapnya.
Di sisi jaringan pelayanan atau networking, Isuzu saar ini lebih memfokuskan diri pada jaringan aftersales. Hal ini dilakukan dengan berupaya membnagun partshop dan workshop yang di jaringan aftersales Isuzu. "Karena orang mau beli truk tidak seperti beli kendaraan penumpang. Beli truk butuh aftersalesnya," terangnya.
Hal ini yang membuat Isuzu merasa perlu untuk bertransformasi dengan cepat. Terutama dalam pelayanan purna jual untuk konsumen. Kebiasaan lama yang pelayanan yang diterapkan di kendaraan niaga dan penumpang harus benar-benar berubah.
Misalnya pola pikir kendaraan niaga adalah kendaraan biasa. Harus diubah bahwa kendaraan niaga merupakan alat produksi. Kendaraan yang dipakau untuk kegiatan usaha yang harus siap dalam segala kondisi.
"Mau tidak mau kami harus berubah mindset. Sekarang dimana unit kustomer berada, harus kami datangi. Tidak mungkin kustomer datang bawa kendaraannya untuk melakukan perawatan," terang Attias Asril.
Perubahan lainnya adalah perubahan waktu pelayanan kustomer. Saat ini di Isuzu INdonesia tidak ada lagi waktu kerja yang baku. Saat ini seluruh layanan after sales Isuzu Indonesia berlaku sistem 24/7 atau full 24 jam dalam seminggu.
Jam berapa pun dibutuhkan, mekanik kami berangkat, Entah itu ada di hutan, di tol di tengah jalan, aka kami datangi. Itu transformasi yang di aftersales," ucapnya.
Di sisi jaringan pelayanan atau networking, Isuzu saar ini lebih memfokuskan diri pada jaringan aftersales. Hal ini dilakukan dengan berupaya membnagun partshop dan workshop yang di jaringan aftersales Isuzu. "Karena orang mau beli truk tidak seperti beli kendaraan penumpang. Beli truk butuh aftersalesnya," terangnya.
tulis komentar anda