BMW Pangkas 5.000 Pekerja untuk Kurangi Ongkos Produksi
Senin, 01 Juni 2020 - 23:42 WIB
MUNCHEN - Dibalik peluncuran tiga mobil barunya, masing-masing Seri 5, Seri 6, dan X2 , yang menampilkan tenaga listrik , ternyata ada kabar tak menyenangkan dari BMW . (Baca juga: Bikin Penduduknya Pakai Mobil Listrik, Prancis Siapkan Dana Rp129,3 Triliun )
Kabar ini tak lain diakibatkan oleh pandemik COVID-19 yang berkepanjangan. BMW dikabarkan berusaha untuk memotong 5.000 posisi dalam pengembangan produknya dan sedang berjuang untuk menyelesaikannya, menurut laporan Automotive News Europe.
Serangan virus Corona menyebabkan berkurangnya permintaan akan mobil, yang memang sudah rendah sejak awal pandemik. Ini membuat proses pemulihan agak sulit bagi perusahaan mobil, sehingga mendorong mereka untuk memotong pekerjaan demi mengurangi biaya. Tujuan akhirnya agar tetap bertahan sampai kondisi benar-benar penuh.
Berita pengurangan jumlah karyawan berasal dari posting internal perusahaan oleh BMW CFO Nicolas Pete, yang dikonfirmasi oleh perusahaan untuk publikasi. Langkah-langkahnya, termasuk mengurangi jam kerja dan menempatkan karyawan pada cuti yang tidak dibayar, tetapi itu tidak cukup. Perusahaan mungkin menambahkan paket pensiun dini juga, sesuai laporan Automotive News Europe.
BMW bukan pembuat mobil pertama yang memangkas pekerjaannya untuk bertahan dari dampak buruk dari COVID-19. McLaren pekan lalu mengumumkan telah "sangat terpengaruh" oleh masa-masa sulit ini sehingga harus menghapus seperempat tenaga kerjanya, dengan total 1.200 pekerjaan.
Kabar ini tak lain diakibatkan oleh pandemik COVID-19 yang berkepanjangan. BMW dikabarkan berusaha untuk memotong 5.000 posisi dalam pengembangan produknya dan sedang berjuang untuk menyelesaikannya, menurut laporan Automotive News Europe.
Serangan virus Corona menyebabkan berkurangnya permintaan akan mobil, yang memang sudah rendah sejak awal pandemik. Ini membuat proses pemulihan agak sulit bagi perusahaan mobil, sehingga mendorong mereka untuk memotong pekerjaan demi mengurangi biaya. Tujuan akhirnya agar tetap bertahan sampai kondisi benar-benar penuh.
Berita pengurangan jumlah karyawan berasal dari posting internal perusahaan oleh BMW CFO Nicolas Pete, yang dikonfirmasi oleh perusahaan untuk publikasi. Langkah-langkahnya, termasuk mengurangi jam kerja dan menempatkan karyawan pada cuti yang tidak dibayar, tetapi itu tidak cukup. Perusahaan mungkin menambahkan paket pensiun dini juga, sesuai laporan Automotive News Europe.
BMW bukan pembuat mobil pertama yang memangkas pekerjaannya untuk bertahan dari dampak buruk dari COVID-19. McLaren pekan lalu mengumumkan telah "sangat terpengaruh" oleh masa-masa sulit ini sehingga harus menghapus seperempat tenaga kerjanya, dengan total 1.200 pekerjaan.
(iqb)
tulis komentar anda