Prancis Melarang Layanan Sewa e-Skuter di Paris, Ini Alasannya
loading...
A
A
A
PARIS - Walikota Paris, Anne Hidalgo mengumumkan bahwa dia akan melarang skuter listrik di kota mulai 1 September.
Kemarin, warga Paris memilih untuk melarang skuter listrik sewaan terus beroperasi di sekitar jalan-jalan ibu kota Prancis.
Itu merupakan pukulan besar bagi operator skuter, serta kemenangan besar bagi kampanye keselamatan jalan negara.
Seperti dilansir dari BBC, hasil resmi menunjukkan hampir 90 persen suara mendukung pelarangan penyewaan kendaraan.
Namun, perolehan suaranya di bawah delapan persen dari mereka yang berhak memilih.
Referendum diadakan sebagai tanggapan atas meningkatnya jumlah orang yang terluka dan tewas saat menggunakan skuter listrik di ibu kota Prancis.
Berdasarkan angka resmi, dari 1,38 juta orang dalam daftar pemilih kota, lebih dari 103.000 penduduk ikut serta dalam referendum.
Dari jumlah itu, lebih dari 91.300 warga menolak penggunaan skuter listrik.
Paris adalah salah satu kota pertama yang menggunakan kendaraan listrik, tetapi para kritikus mengatakan itu lebih berbahaya daripada manfaatnya.
Ada kekhawatiran yang berkembang tentang cara beberapa orang mengendarai skuter terutama saat menavigasi lalu lintas, sambil menghindari pejalan kaki dan mengemudi dengan kecepatan 27 kilometer per jam (km/jam).
Faktanya, pengendara seringkali tidak memakai helm dan anak-anak berusia 12 tahun dapat menyewa skuter listrik secara legal.
Pada tahun 2021, seorang wanita Italia berusia 31 tahun meninggal setelah ditabrak oleh skuter listrik yang membawa dua orang.
Dia jatuh dan kepalanya terbentur di jalan menyebabkan serangan jantung.
Konsultasi publik diselenggarakan oleh Hidalgo di mana warga dapat menyatakan apakah mereka mendukung atau menentang persewaan skuter listrik.
Namun, skuter listrik milik pribadi tidak diikutsertakan dalam pemungutan suara.
Kemarin, warga Paris memilih untuk melarang skuter listrik sewaan terus beroperasi di sekitar jalan-jalan ibu kota Prancis.
Itu merupakan pukulan besar bagi operator skuter, serta kemenangan besar bagi kampanye keselamatan jalan negara.
Seperti dilansir dari BBC, hasil resmi menunjukkan hampir 90 persen suara mendukung pelarangan penyewaan kendaraan.
Namun, perolehan suaranya di bawah delapan persen dari mereka yang berhak memilih.
Referendum diadakan sebagai tanggapan atas meningkatnya jumlah orang yang terluka dan tewas saat menggunakan skuter listrik di ibu kota Prancis.
Berdasarkan angka resmi, dari 1,38 juta orang dalam daftar pemilih kota, lebih dari 103.000 penduduk ikut serta dalam referendum.
Dari jumlah itu, lebih dari 91.300 warga menolak penggunaan skuter listrik.
Paris adalah salah satu kota pertama yang menggunakan kendaraan listrik, tetapi para kritikus mengatakan itu lebih berbahaya daripada manfaatnya.
Ada kekhawatiran yang berkembang tentang cara beberapa orang mengendarai skuter terutama saat menavigasi lalu lintas, sambil menghindari pejalan kaki dan mengemudi dengan kecepatan 27 kilometer per jam (km/jam).
Faktanya, pengendara seringkali tidak memakai helm dan anak-anak berusia 12 tahun dapat menyewa skuter listrik secara legal.
Pada tahun 2021, seorang wanita Italia berusia 31 tahun meninggal setelah ditabrak oleh skuter listrik yang membawa dua orang.
Dia jatuh dan kepalanya terbentur di jalan menyebabkan serangan jantung.
Konsultasi publik diselenggarakan oleh Hidalgo di mana warga dapat menyatakan apakah mereka mendukung atau menentang persewaan skuter listrik.
Namun, skuter listrik milik pribadi tidak diikutsertakan dalam pemungutan suara.
(wbs)