Belum Kuasai China, Toyota Harus Kerja Keras dan Cepat
loading...
A
A
A
JAKARTA - CEO Toyota Motor Corp Koji Sato merasa ada banyak hal membuat mobil-mobil Jepang belum juga mampu mendominasi pasar otomotif China saat ini. Dia ingin Toyota harus segera bekerja keras dan cepat agar bisa mendominasi China lagi.
Diketahui saat ini Toyota kerap menjadi pemimpin pasar otomotif di berbagai negara di dunia. Di Indonesia saja Toyota sudah mendominasi penjualan mobil Tanah Air dalam waktu yang sangat lama.
Hal itu juga terjadi di China dimana Toyota melakukan joint venture dengan perusahaan China untuk menjual mobil mereka. Hanya saja saat tren elektrifikasi meledak di China, Toyota justru mulai ditinggalkan.
"Melihat dampak dari pameran otomotif yang berjalan saat ini, Shanghai Auto Show, saya yakin China akan jadi pasar mobil listrik yang sangat tinggi," ujar Koji Sato.
Menurut Carsifu, Toyota justru tidak mampu memanfaatkan momentum ledakan mobil listrik di China. Hal itu justru berhasil dilakukan perusahaan mobil China, BYD yang akan dalam waktu dekat akan jadi pemegang market share terbesar mobil listrik di China.
Hal itulah yang coba ingin diimbangi oleh Toyota. Caranya tentu dengan bekerja lebih keras dan cepat dalam memproduksi mobil listrik.
"Kita harus meningkatkan kecepatan dan usaha agar bisa mampu memenuhi kebutuhan pasar di China," ujarnya.
Di ajang Shanghai Auto Show 2023, Toyota memamerkan dua mobil listrik baru. Kedua mobil itu akan jadi amunisi mereka menggoda masyarakat China.
Rencananya dalam waktu dekat mereka juga akan meluncurkan 10 mobil listrik baru. Mereka juga akan mendirikan divisi khusus yang fokus membuat mobil listrik generasi baru.
Koji Sato mengakui saat ini mereka baru memproduksi mobil listrik dalam jumlah terbatas. Beda dengan perusahaan mobil lainnya. Hal itu terjadi karena mereka memang melakukan transisi elektrifikasi secara berkala.
Fase pertama dari rencana itu ditandai dengan peningkatan EV baterai setelah peluncuran model pertama perusahaan. Setelah itu, Toyota bertujuan menjual 1,5 juta EV baterai tahunan pada tahun 2026.
Toyota tahun lalu hanya menjual 24.466 EV baterai di seluruh dunia, termasuk merek mewah Lexus, menyumbang 0,25% dari penjualan globalnya sebanyak 9,5 juta kendaraan. Dari jumlah tersebut, 2,7 juta adalah kendaraan hibrida dan sel bahan bakar.
Diketahui saat ini Toyota kerap menjadi pemimpin pasar otomotif di berbagai negara di dunia. Di Indonesia saja Toyota sudah mendominasi penjualan mobil Tanah Air dalam waktu yang sangat lama.
Hal itu juga terjadi di China dimana Toyota melakukan joint venture dengan perusahaan China untuk menjual mobil mereka. Hanya saja saat tren elektrifikasi meledak di China, Toyota justru mulai ditinggalkan.
"Melihat dampak dari pameran otomotif yang berjalan saat ini, Shanghai Auto Show, saya yakin China akan jadi pasar mobil listrik yang sangat tinggi," ujar Koji Sato.
Menurut Carsifu, Toyota justru tidak mampu memanfaatkan momentum ledakan mobil listrik di China. Hal itu justru berhasil dilakukan perusahaan mobil China, BYD yang akan dalam waktu dekat akan jadi pemegang market share terbesar mobil listrik di China.
Hal itulah yang coba ingin diimbangi oleh Toyota. Caranya tentu dengan bekerja lebih keras dan cepat dalam memproduksi mobil listrik.
"Kita harus meningkatkan kecepatan dan usaha agar bisa mampu memenuhi kebutuhan pasar di China," ujarnya.
Di ajang Shanghai Auto Show 2023, Toyota memamerkan dua mobil listrik baru. Kedua mobil itu akan jadi amunisi mereka menggoda masyarakat China.
Rencananya dalam waktu dekat mereka juga akan meluncurkan 10 mobil listrik baru. Mereka juga akan mendirikan divisi khusus yang fokus membuat mobil listrik generasi baru.
Koji Sato mengakui saat ini mereka baru memproduksi mobil listrik dalam jumlah terbatas. Beda dengan perusahaan mobil lainnya. Hal itu terjadi karena mereka memang melakukan transisi elektrifikasi secara berkala.
Fase pertama dari rencana itu ditandai dengan peningkatan EV baterai setelah peluncuran model pertama perusahaan. Setelah itu, Toyota bertujuan menjual 1,5 juta EV baterai tahunan pada tahun 2026.
Toyota tahun lalu hanya menjual 24.466 EV baterai di seluruh dunia, termasuk merek mewah Lexus, menyumbang 0,25% dari penjualan globalnya sebanyak 9,5 juta kendaraan. Dari jumlah tersebut, 2,7 juta adalah kendaraan hibrida dan sel bahan bakar.
(wsb)