Profil BYD, Perusahaan China yang Kalahkan Raja Mobil Listrik Tesla
loading...
A
A
A
JAKARTA - Siapa yang kenal dengan perusahaan mobil China bernama BYD ? Di Indonesia nama BYD memang belum begitu familiar. Apalagi sampai melihat mobil-mobilnya.
Kalaupun pernah paling-paling hanya penampakan taksi listrik milik Bluebird yakni BYD e6. Masyarakat Indonesia saat ini justru lebih kenal dengan Wuling, Chery, hingga DFSK.
Padahal di pasar global dan domestik China, BYD justru tengah jadi raja mobil listrik. Dilaporkan Counterpoint Research penjualan mobil listrik di China didominasi oleh BYD dengan perolehan market share 29,7 persen.
Bayangkan saja 10 mobil listrik terlaris di China, BYD jusru menyumbang enam mobil listrik. Keenamnya adalah BYD Song, BYD Qin, BYD Han, BYD Dolphin, BYD Yuan Plus, dan BYD Tang.
Sianya hanya diisi oleh Wuling Hongguan Mini EV, Tesla Model Y, Tesla Model 3, dan GAC Aion Y. Artinya jalan-jalan di China sepertinya dipenuhi oleh mobil-mobil listrik buatan BYD.
Di tingkat global, BYD justru berhasil melampaui merek-merek gkobal. Mereka bisa mengalahkan Tesla dan Volskwagen dalam penjualan mobil listrik di 2022. Tidak main-main perolehan market share mobil listrik secara global yang dicapai BYD mencapai 19,7 persen. Padahal Tesla cuma berhasil memperoleh penjualan sebesar 12,6 persen menurut Counterpoint Research.
"Penjualan BYD di pasar luar negeri sangat kencang. Mereka menguasai pasar-pasar mobil listrik di Eropa, Amerika Latin, Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika, dan Oceania," tulis Counterpoint Research.
Jauh sebelum keberhasilan ini memang banyak orang tidak mengenal betul dengan BYD. Nama BYD baru jadi pembicaraan orang ketika salah satu pengusaha terkenal dan orang terkaya di dunia, Warren Buffett tiba-tiba menanamkan saham ke BYD sebesaer USD230 juta atau setara Rp2,5 triliun di 2008. Saat itu nilai USD1 sama dengan Rp10.950.
Warren Buffett pada Fox Business mengaku saat itu dia sama sekali tidak paham dengan BYD. Hanya saja koleganya, Charlie Munger mengajaknya berkenalan dengan Wang Chuanfu, CEO BYD. "Dia mengatakan kepada saya Wang Chuanfu itu seperti Thomas Alva Edison. Saya bilang belum cukup. Dia bilang lagi perpaduan Thomas Alva Edison dan Bill Gates," ujar Warren Buffett.
Apa yang dikatakan Warren Buffett akan sosok Wang Chuanfu memang tidak berlebihan. Pria yang lahir di Anhui, Wuhan, 8 April tahun 1966, ini dikenal sebagai salah satu pioner pembuatan mobil listrik di Cina.
Bisa dibilang perjalanan hidup Wang Chuanfu benar-benar bikin semua orang miris. Dia hanyalah anak petani miskin di Anhui, China. Hanya saja berbekal semangat dan dorongan dari keluarga, Wang Chuanfu bisa sedikit bernapas lega karena bisa bekerja di sebuah perusahaan sederhana.
Namun itu tidak cukup buat dia. Wang kemudian bermimpi besar dengan membuat sebuah perusahaan pembuat baterai listrik bernama Build Your Dream (BYD).
Sesuai dengan namanya, pabrikan ini memproduksi baterai karena bermimpi ingin menjadi yang terbesar di pasar baterai yang kala itu masih diimpor dari Jepang. Padahal, Cina merupakan negara dengan wilayah terluas dan jumlah penduduk terbanyak di dunia.
Namun, dalam perkembangannya, tak hanya baterai listrik maupun baterai ponsel saja yang dibuatnya, tetapi juga produk lain. Pada tahun 2002, BYD dipercaya memproduksi handset telepon seluler merek kondang Nokia dan Motorola.
Tahun berikutnya, BYD membeli sebuah perusahaan mobil yang kurang berkembang – yakni Tsinchuan Automobile Co Ltd – dan kemudian mengganti namanya menjadi BYD Auto Company. Perusahaan yang berkantor di Shenzen inilah yang kemudian memproduksi mobil, bus listrik, fork lift, hingga truk.
Wang berpikir, skala produksi dan jangkauan produk harus menembus pasar global dengan varian yang menjadi andalan di masa depan. Tak terkecuali mobil ramah lingkungan berteknologi elektrfikasi, seperti hybrid dan listrik murni (BEV).
Lantaran itulah, pada tahun 2007, BYD memulai debutnya di Bursa Efek Hong Kong. Sontak strategi Wang Chuanfu ini memantik perhatian dunia, tak terkecuali investor legendaris asal Amerika Serikat, Warren Buffett dan rekannya Charlie Munger yang kemudian pada 2008 mereka memutuskan untuk berinvestasi.
Setelah hampir dua dekade berselang, BYD justru berhasil menjelma menjadi raksasa mobil listrik. Sebuah bidang yang justru tengah didominasi oleh pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla.
Analis mengaitkan dominasi BYD terjadi karena keberhasilan mereka dalam meningkatkan kapasitas manufaktur dan membangun rantai pasokan yang terintegrasi dan aman. Industri yang mereka miliki pun sudah jadi makanan mereka sejak pertama kali berdiri yakni baterai dan chip.
Jadi mereka tidak mengalami kesulitan dalam melipatgandakan kapasitas mobil tahunannya menjadi sekitar 3 juta unit di 2022. Di saat yang bersamaan mereka juga lolos dari krisis semikonduktor yang bikin semua pabrikan mobil konvensional dan listrik kelabakan.
"Mereka juga tidak hanya menjual mobil listrik murni tapi juga mobil hybrid agar orang yang awam dengan mobil listrik tidak merasa keberatan," tulis Technocode.
Perjudian Warren Buffett di 2008 nyatanya berbuah manis. Baru-baru ini pengusaha kelahiran 30 Agustus 1930 itu kembali melepas sahamnya yang ada di BYD. Selama bertahap Warren Buffett memang menjual sahamnya di BYD dengan keuntungan yang sangat besar. Pada 2021 saja dia cuan Rp29 triliun karena melepas sejumlah saham yang ada di BYD.
Kalaupun pernah paling-paling hanya penampakan taksi listrik milik Bluebird yakni BYD e6. Masyarakat Indonesia saat ini justru lebih kenal dengan Wuling, Chery, hingga DFSK.
Padahal di pasar global dan domestik China, BYD justru tengah jadi raja mobil listrik. Dilaporkan Counterpoint Research penjualan mobil listrik di China didominasi oleh BYD dengan perolehan market share 29,7 persen.
Bayangkan saja 10 mobil listrik terlaris di China, BYD jusru menyumbang enam mobil listrik. Keenamnya adalah BYD Song, BYD Qin, BYD Han, BYD Dolphin, BYD Yuan Plus, dan BYD Tang.
Sianya hanya diisi oleh Wuling Hongguan Mini EV, Tesla Model Y, Tesla Model 3, dan GAC Aion Y. Artinya jalan-jalan di China sepertinya dipenuhi oleh mobil-mobil listrik buatan BYD.
Di tingkat global, BYD justru berhasil melampaui merek-merek gkobal. Mereka bisa mengalahkan Tesla dan Volskwagen dalam penjualan mobil listrik di 2022. Tidak main-main perolehan market share mobil listrik secara global yang dicapai BYD mencapai 19,7 persen. Padahal Tesla cuma berhasil memperoleh penjualan sebesar 12,6 persen menurut Counterpoint Research.
"Penjualan BYD di pasar luar negeri sangat kencang. Mereka menguasai pasar-pasar mobil listrik di Eropa, Amerika Latin, Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika, dan Oceania," tulis Counterpoint Research.
Jauh sebelum keberhasilan ini memang banyak orang tidak mengenal betul dengan BYD. Nama BYD baru jadi pembicaraan orang ketika salah satu pengusaha terkenal dan orang terkaya di dunia, Warren Buffett tiba-tiba menanamkan saham ke BYD sebesaer USD230 juta atau setara Rp2,5 triliun di 2008. Saat itu nilai USD1 sama dengan Rp10.950.
Warren Buffett pada Fox Business mengaku saat itu dia sama sekali tidak paham dengan BYD. Hanya saja koleganya, Charlie Munger mengajaknya berkenalan dengan Wang Chuanfu, CEO BYD. "Dia mengatakan kepada saya Wang Chuanfu itu seperti Thomas Alva Edison. Saya bilang belum cukup. Dia bilang lagi perpaduan Thomas Alva Edison dan Bill Gates," ujar Warren Buffett.
Apa yang dikatakan Warren Buffett akan sosok Wang Chuanfu memang tidak berlebihan. Pria yang lahir di Anhui, Wuhan, 8 April tahun 1966, ini dikenal sebagai salah satu pioner pembuatan mobil listrik di Cina.
Bisa dibilang perjalanan hidup Wang Chuanfu benar-benar bikin semua orang miris. Dia hanyalah anak petani miskin di Anhui, China. Hanya saja berbekal semangat dan dorongan dari keluarga, Wang Chuanfu bisa sedikit bernapas lega karena bisa bekerja di sebuah perusahaan sederhana.
Namun itu tidak cukup buat dia. Wang kemudian bermimpi besar dengan membuat sebuah perusahaan pembuat baterai listrik bernama Build Your Dream (BYD).
Sesuai dengan namanya, pabrikan ini memproduksi baterai karena bermimpi ingin menjadi yang terbesar di pasar baterai yang kala itu masih diimpor dari Jepang. Padahal, Cina merupakan negara dengan wilayah terluas dan jumlah penduduk terbanyak di dunia.
Namun, dalam perkembangannya, tak hanya baterai listrik maupun baterai ponsel saja yang dibuatnya, tetapi juga produk lain. Pada tahun 2002, BYD dipercaya memproduksi handset telepon seluler merek kondang Nokia dan Motorola.
Tahun berikutnya, BYD membeli sebuah perusahaan mobil yang kurang berkembang – yakni Tsinchuan Automobile Co Ltd – dan kemudian mengganti namanya menjadi BYD Auto Company. Perusahaan yang berkantor di Shenzen inilah yang kemudian memproduksi mobil, bus listrik, fork lift, hingga truk.
Wang berpikir, skala produksi dan jangkauan produk harus menembus pasar global dengan varian yang menjadi andalan di masa depan. Tak terkecuali mobil ramah lingkungan berteknologi elektrfikasi, seperti hybrid dan listrik murni (BEV).
Lantaran itulah, pada tahun 2007, BYD memulai debutnya di Bursa Efek Hong Kong. Sontak strategi Wang Chuanfu ini memantik perhatian dunia, tak terkecuali investor legendaris asal Amerika Serikat, Warren Buffett dan rekannya Charlie Munger yang kemudian pada 2008 mereka memutuskan untuk berinvestasi.
Setelah hampir dua dekade berselang, BYD justru berhasil menjelma menjadi raksasa mobil listrik. Sebuah bidang yang justru tengah didominasi oleh pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla.
Analis mengaitkan dominasi BYD terjadi karena keberhasilan mereka dalam meningkatkan kapasitas manufaktur dan membangun rantai pasokan yang terintegrasi dan aman. Industri yang mereka miliki pun sudah jadi makanan mereka sejak pertama kali berdiri yakni baterai dan chip.
Jadi mereka tidak mengalami kesulitan dalam melipatgandakan kapasitas mobil tahunannya menjadi sekitar 3 juta unit di 2022. Di saat yang bersamaan mereka juga lolos dari krisis semikonduktor yang bikin semua pabrikan mobil konvensional dan listrik kelabakan.
"Mereka juga tidak hanya menjual mobil listrik murni tapi juga mobil hybrid agar orang yang awam dengan mobil listrik tidak merasa keberatan," tulis Technocode.
Perjudian Warren Buffett di 2008 nyatanya berbuah manis. Baru-baru ini pengusaha kelahiran 30 Agustus 1930 itu kembali melepas sahamnya yang ada di BYD. Selama bertahap Warren Buffett memang menjual sahamnya di BYD dengan keuntungan yang sangat besar. Pada 2021 saja dia cuan Rp29 triliun karena melepas sejumlah saham yang ada di BYD.
(wsb)