Honda Pinjamkan Mobil dan Motor Listrik ke Universitas Indonesia untuk Riset Elektrifikasi

JAKARTA - PT Honda Prospect Motor (HPM) meminjamkan dua unit mobil listrik Honda e, satu unit sepeda motor Honda PCX Electric dan satu unit power product Honda’s LiB-AID E500 untuk mendukung mobilitas dan kegiatan pembelajaran di lingkungan UI.


Selain itu, Honda juga mendonasikan satu EV charging station yang digunakan untuk mengisi daya baterai Honda e . Juga, mendonasikan satu unit mobil dengan mesin yang ramah lingkungan, Honda Brio sebagai alat penelitian untuk mahasiswa Teknik Universitas Indonesia.

Sebagai bagian dari transfer pengetahuan, Honda memberikan kelas edukasi dan workshop kepada mahasiswa UI selama tiga tahun di HPM.

Kerjasama dengan Universitas Indonesia (UI) dalam bidang edukasi dan riset teknologi elektrifikasi di Balai Sidang UI, Senin (26/6) ini tidak berhenti pada penyediaan produk ramah lingkungan.

Honda juga turut mendukung tim mahasiswa Universitas Indonesia dalam kegiatan rancang bangun kendaraan hemat energi di ajang Shell Eco Marathon Asia 2023 yang akan diselenggarakan di Sirkuit Mandalika, Lombok pada 4-9 Juli 2023.

“HPM dan UI memiliki visi yang sama dalam menciptakan ekosistem yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” beber Kotaro Shimizu, President Director PT Honda Prospect Motor.

Kotaro juga menyebut bahwa kerjasama ini merupakan jembatan antara industri dan akademisi dalam mewujudkan elektrifikasi di
Indonesia melalui edukasi dan riset.

Honda berkomitmen mengatasi masalah lingkungan dan energi dengan berusaha mewujudkan netralitas karbon untuk semua produk dan aktivitas perusahaan pada 2050.

Kotaro menyebut bahwa Honda akan menghadirkan produk ramah lingkungan melalui mobil hybrid yang akan diluncurkan pada 2023. Visi yang sama juga dimiliki oleh Universitas Indonesia dimana saat ini Universitas Indonesia merupakan peringkat pertama di Indonesia dalam UI GreenMetric. UI GreenMetric adalah gerakan UI untuk memeringkatkan penghijauan di lingkungan universitas.


UI GreenMetric dimulai sejak 2010 dan telah diikuti lebih dari 1.000 universitas di berbagai negara di dunia. Penilaian dari gerakan ini dilandasi atas tiga pilar yaitu Lingkungan Hidup, Ekonomi dan Sosial yang terkait dengan energi keberlanjutan.