Tips Tidak Cepat Lelah Nyetir saat Mudik Idul Adha
loading...
A
A
A
JAKARTA - Puncak arus mudik Idul Adha diprediksi akan terjadi pada hari ini, Rabu (28/6) sesuai keputusan cuti bersama dari pemerintah. Tentu, momen ini dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk mudik ke kampung halaman.
Nah, sebelum melakukan perjalanan, pengemudi harus mempersiapkan segalanya dengan matang. Sebab, saat arus mudik, angka kecelakaan tergolong tinggi. Sebagian besar diakibatkan pengemudi kelelahan. Padahal, sangat penting untuk menjaga kondisi fisik ketika melakukan perjalanan jarak jauh.
Untuk itu, pemerintah dan pihak swasta menyiapkan rest area yang dapat digunakan pemudik untuk beristirahat. Namun, pengemudi juga tidak bisa sembarangan istirahat karena ada cara yang tepat agar tubuh kembali merasa bugar.
Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengungkap, jangan sampai istirahat yang dilakukan pengemudi tidak optimal. Menurutnya, cara istrirahat yang salah hanya menghilangkan kantuk sesaat.
Hal ini yang membuat kondisi tubuh masih merasa lelah dan kantuk tak juga hilang setelah selesai beristirahat di rest area. Tapi, ini kerap diabaikan oleh pengemudi yang berisiko terjadi kecelakaan fatal.
“Berkendara maksimal 3 jam, kemudian istirahat secara berkala selama 15-30 menit. Apa saja? Refresh otot, syaraf, dan otak. Jadi jangan cuma dibawa istirahat masuk rest area, tetapi memaksimalkan istirahatnya,” kata Sony kepada SINDONews.
Jalanan kosong terkadang cepat membuat kantuk tak tertahan. Foto: Sindonews/Danang Arradian
Sony menegaskan, peregangan memang penting bagi tubuh setelah berjam-jam mengemudi untuk menghilangkan rasa lelah. Tapi, itu tidak cukup untuk membuat tubuh benar-benar siap kembali mengemudi.
“Pengemudi yang pasti harus turun dari kendaraan. Lalu cari tempat teduh dan nyaman untuk mencari ketenangan. Kalau sudah mengantuk satu-satunya cara ya tidur, bukannya minum kopi,” ujar Sony.
Untuk menghindari rasa kantuk yang berlebihan saat mengemudi, Sony mengimbau pengemudi harus mempersiapkan diri 3 hari sebelum keberangkatan. Kemudian satu hari sebelum perjalanan digunakan untuk istirahat sepenuhnya.
Apabila menerapkan pola seperti itu, Sony meyakini fisik dan konsentrasi pengemudi dalam kondisi terbaik. Ini akan membuat perjalanan lebih aman dan nyaman karena respon pengemudi akan jauh lebih baik.
“Mempersiapkan kondisi fisik 3 hari sebelum keberangkatan, pastikan kondisi prima dan sehat. Kemudian, sebelum perjalanan harus tidur yang cukup. Setidaknya tidur 6 sampai 7 jam,” ucapnya.
Sony juga menyarankan untuk tidak memaksakan diri untuk tiba di tempat tujuan pada waktu tertentu. Ini akan memperbesar risiko kecelakaan karena alam bawah sadar pengemudi ingin memacu kendaraan secepat mungkin agar tiba di tujuan sesuai waktu yangditentukan.
Nah, sebelum melakukan perjalanan, pengemudi harus mempersiapkan segalanya dengan matang. Sebab, saat arus mudik, angka kecelakaan tergolong tinggi. Sebagian besar diakibatkan pengemudi kelelahan. Padahal, sangat penting untuk menjaga kondisi fisik ketika melakukan perjalanan jarak jauh.
Untuk itu, pemerintah dan pihak swasta menyiapkan rest area yang dapat digunakan pemudik untuk beristirahat. Namun, pengemudi juga tidak bisa sembarangan istirahat karena ada cara yang tepat agar tubuh kembali merasa bugar.
Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengungkap, jangan sampai istirahat yang dilakukan pengemudi tidak optimal. Menurutnya, cara istrirahat yang salah hanya menghilangkan kantuk sesaat.
Hal ini yang membuat kondisi tubuh masih merasa lelah dan kantuk tak juga hilang setelah selesai beristirahat di rest area. Tapi, ini kerap diabaikan oleh pengemudi yang berisiko terjadi kecelakaan fatal.
“Berkendara maksimal 3 jam, kemudian istirahat secara berkala selama 15-30 menit. Apa saja? Refresh otot, syaraf, dan otak. Jadi jangan cuma dibawa istirahat masuk rest area, tetapi memaksimalkan istirahatnya,” kata Sony kepada SINDONews.
Jalanan kosong terkadang cepat membuat kantuk tak tertahan. Foto: Sindonews/Danang Arradian
Sony menegaskan, peregangan memang penting bagi tubuh setelah berjam-jam mengemudi untuk menghilangkan rasa lelah. Tapi, itu tidak cukup untuk membuat tubuh benar-benar siap kembali mengemudi.
“Pengemudi yang pasti harus turun dari kendaraan. Lalu cari tempat teduh dan nyaman untuk mencari ketenangan. Kalau sudah mengantuk satu-satunya cara ya tidur, bukannya minum kopi,” ujar Sony.
Untuk menghindari rasa kantuk yang berlebihan saat mengemudi, Sony mengimbau pengemudi harus mempersiapkan diri 3 hari sebelum keberangkatan. Kemudian satu hari sebelum perjalanan digunakan untuk istirahat sepenuhnya.
Apabila menerapkan pola seperti itu, Sony meyakini fisik dan konsentrasi pengemudi dalam kondisi terbaik. Ini akan membuat perjalanan lebih aman dan nyaman karena respon pengemudi akan jauh lebih baik.
“Mempersiapkan kondisi fisik 3 hari sebelum keberangkatan, pastikan kondisi prima dan sehat. Kemudian, sebelum perjalanan harus tidur yang cukup. Setidaknya tidur 6 sampai 7 jam,” ucapnya.
Sony juga menyarankan untuk tidak memaksakan diri untuk tiba di tempat tujuan pada waktu tertentu. Ini akan memperbesar risiko kecelakaan karena alam bawah sadar pengemudi ingin memacu kendaraan secepat mungkin agar tiba di tujuan sesuai waktu yangditentukan.
(dan)