Memperkuat Sistem Logistik dengan Bertukar Inovasi dan Ide
loading...
A
A
A
TOKYO - Transportas i logistik menjadi alat penggerak bagi kegiatan ekonomi di Indonesia dalam komponen sistem logistik. Peran penting transportasi logistik membuatnya menjadi kunci utama dalam kesuksesan setiap rantai logistik.
Perbedaan lokasi produksi barang, penyimpanan bahan baku, lokasi penjual dan pembeli, membuat transportasi logistik menjadi begitu sangat diperhatikan.
Hal ini mendorong, Delegasi yang dipimpin oleh Mr John Lee, Chief Executive Hong Kong Special Administrative Region (HKSAR) akan mengunjungi Jakarta pada 25 hingga 27 Juli 2003.
30 pemimpin bisnis yang mewakili sektor ekonomi dan pembangunan, layanan keuangan, logistik inovasi, transportasi, dan lainnya.
,
“Perjalanan ini akan berfungsi sebagai platform untuk bertukar ide, mengeksplorasi peluang baru, dan mendorong kolaborasi yang lebih besar antara bisnis dan pemerintah. Kami percaya bahwa dengan bekerja sama kita dapat mencapai banyak kesuksesan dan kemakmuran bagi Hong Kong dan Indonesia serta kawasan ini.” jujur Dr Peter K N Lam, Chairman HKTDC.
Transportasi barang (logistik) di Indonesia masih didominasi oleh angkutan jalan, Kondisi tersebut mengakibatkan sering terjadi kecelakaan lalu lintas dan meningkatknya kerusakan jalan.
Selain itu, terlalu banyaknya angkutan barang melalui transportasi jalan tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomi tetapi juga tidak ramah lingkungan akibat kemacetan dan yang dapat meningkatkan emisi gas buang.
Untuk itu bauran (sebaran) moda transportasi angkutan barang selain menggunakan angkutan jalan mutlak diperlukan untuk mewujudkan transportasi logistik yang lebih ramah lingkungan.
Logistik menjadi prioritas tinggi di Indonesia karena Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah penduduk 240 juta orang sekitar 60% tinggal di Pulau Jawa dan 40% terpencar di 13.000 pulau berpenghuni.
Di Indonesia, sektor transportasi menyumbang emisi gas buang sebesar 23% dari total emisi nasional. Khusus di daerah perkotaan, kondisi tersebut dapat mengganggu kesehatan masyarakat.
Emisi transportasi darat 89% dari emisi sektor transportasi secara total. Sektor transportasi di Indonesia mengkonsumsi minyak terbesar yaitu 51%. Hal ini dipicu oleh meningkatnya jumlah armada.
Perbedaan lokasi produksi barang, penyimpanan bahan baku, lokasi penjual dan pembeli, membuat transportasi logistik menjadi begitu sangat diperhatikan.
Hal ini mendorong, Delegasi yang dipimpin oleh Mr John Lee, Chief Executive Hong Kong Special Administrative Region (HKSAR) akan mengunjungi Jakarta pada 25 hingga 27 Juli 2003.
30 pemimpin bisnis yang mewakili sektor ekonomi dan pembangunan, layanan keuangan, logistik inovasi, transportasi, dan lainnya.
,
“Perjalanan ini akan berfungsi sebagai platform untuk bertukar ide, mengeksplorasi peluang baru, dan mendorong kolaborasi yang lebih besar antara bisnis dan pemerintah. Kami percaya bahwa dengan bekerja sama kita dapat mencapai banyak kesuksesan dan kemakmuran bagi Hong Kong dan Indonesia serta kawasan ini.” jujur Dr Peter K N Lam, Chairman HKTDC.
Transportasi barang (logistik) di Indonesia masih didominasi oleh angkutan jalan, Kondisi tersebut mengakibatkan sering terjadi kecelakaan lalu lintas dan meningkatknya kerusakan jalan.
Selain itu, terlalu banyaknya angkutan barang melalui transportasi jalan tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomi tetapi juga tidak ramah lingkungan akibat kemacetan dan yang dapat meningkatkan emisi gas buang.
Untuk itu bauran (sebaran) moda transportasi angkutan barang selain menggunakan angkutan jalan mutlak diperlukan untuk mewujudkan transportasi logistik yang lebih ramah lingkungan.
Logistik menjadi prioritas tinggi di Indonesia karena Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah penduduk 240 juta orang sekitar 60% tinggal di Pulau Jawa dan 40% terpencar di 13.000 pulau berpenghuni.
Di Indonesia, sektor transportasi menyumbang emisi gas buang sebesar 23% dari total emisi nasional. Khusus di daerah perkotaan, kondisi tersebut dapat mengganggu kesehatan masyarakat.
Emisi transportasi darat 89% dari emisi sektor transportasi secara total. Sektor transportasi di Indonesia mengkonsumsi minyak terbesar yaitu 51%. Hal ini dipicu oleh meningkatnya jumlah armada.
(wbs)