Hadapi Gempuran China, Elon Musk Minta Mobil Tesla Dijual Murah

Rabu, 16 Agustus 2023 - 17:03 WIB
loading...
Hadapi Gempuran China, Elon Musk Minta Mobil Tesla Dijual Murah
Elon Musk Minta Mobil Tesla Dijual Murah. FOTO/ CARSCOOPS
A A A
NEW YORK - Tesla kembali dilaporkan memangkas harga di China, menyebabkan penurunan stok otomotif dan menyalakan kembali perang harga internasional yang telah menunjukkan tanda-tanda mereda sebelumnya.



Menurut laporan Bloomberg, Tesla menurunkan harga untuk varian Long Range dan Performance Model Y sebesar 14.000 yuan menjadi 349.900 yuan , pengurangan sekitar 4,5 persen dan 3,8 persen untuk dua varian.

Tesla juga memperpanjang subsidi asuransi 8.000 yuan untuk versi dasar Model 3, yang akan ditawarkan hingga akhir bulan depan.

Menurut analis Evercore ISI Chris McNally, pemotongan harga serupa kemungkinan besar akan segera terjadi di pasar AS dan Eropa, di mana mereka akan menekan margin laba kuartal ketiga perusahaan.

Langkah Tesla mengikuti perusahaan China Zeekr Geely Automobile, yang memangkas harga sebesar 37.000 yuan (RM23.539) minggu lalu, dan Zhejiang Leapmotor Technologies, dengan diskon 20.000 yuan (RM12.623) awal bulan ini.

Tesla memulai perang harga dengan putaran awal pemotongan mulai akhir tahun lalu yang telah membuat beberapa modelnya hampir 50 persen lebih murah daripada di AS dan Eropa.

Saham Tesla juga dilaporkan turun sebanyak 2,9 persen pada pukul 9:43 pagi di perdagangan New York, di mana saham Rivian Automotive Inc dan Lucid Group Inc juga turun.

Pembuat mobil terlaris China, BYD, turun sebanyak 6,2 persen di Hong Kong, diikuti oleh saham Li Auto Inc, Xpeng Inc dan Leapmotor yang semuanya turun.

CEO Tesla Elon Musk memperingatkan awal bulan lalu bahwa pembuat mobil harus terus memangkas harga jika suku bunga terus meningkat.

Beberapa putaran diskon telah merusak margin laba kotor otomotif perusahaan, yang jatuh ke level terendah dalam empat tahun pada kuartal kedua.

Juga awal bulan lalu, beberapa pembuat mobil termasuk Tesla dan BYD telah berjanji untuk menjaga persaingan yang sehat dan menghindari "penetapan harga yang tidak normal" di China.

Tapi sepertinya kesepakatan itu telah dibatalkan karena masalah antimonopoli.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2134 seconds (0.1#10.140)