Ini Arti Angka Lima pada Mobil Listrik Omoda E5
loading...
Head of Brand PT CSI Rifki Setiawan mengungkapkan alasan mengubah nama Omoda EV menjadi E5 untuk mengikuti produk yang sudah dipasarkan di luar negeri. Foto/SINDOnews
A
A
A
JAKARTA - PT Chery Sales Indonesia (CSI) resmi merakit mobil listrik pertama Omoda E5 secara lokal. Sebelumnya, kendaraan ramah lingkungan tesebut diperkenalkan dengan nama Omoda EV. Lantas apa arti dari angka lima?
Head of Brand PT CSI Rifki Setiawan mengungkapkan alasan mengubah nama Omoda EV menjadi E5 untuk mengikuti produk yang sudah dipasarkan di luar negeri. Namun, ada arti tersendiri pada penempatan angka lima di mobil listrik jenis SUV tersebut.
“Sebetulnya untuk arti ‘5’ pada Omoda E5 seperti seri. Kita ambil contoh Tiggo. Kalau di luar itu Tiggo ada 2, 3, 5, 7, 8, dan 9. Ini mengartikan bahwa dimensi dan segmen dari setiap mobil itu sendiri,” kata Rifkie dalam diskusi bersama Forwot di Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/12/2023).
Rifkie menambahkan bahwa angka lima pada Omoda E5 menandakan bahwa mobil listrik ini berada pada kelas menengah. Perbedaanya dengan yang lain ada pada fitur dan material yang digunakan.
“Seperti 5 itu sebetulnya lebih kepada pertengahan, jadi dia middle class. Kalau semakin ke bawah lari ke low class, kalau makin ke atas high class. Contohnya Tiggo 8, fiturnya semakin banyak, materialnya makin baik, dan lain-lain. Untuk Omoda karena ini elektrik, jadi Electric 5,” ujarnya.
Memasarkan mobil listrik, Chery juga sedang mempersiapkan infrastruktur pendukung untuk memberikan kenyamanan pada konsumen. Rifkie mengungkapkan pihaknya sedang menjalin diskusi bersama pihak-pihak terkait untuk membangun stasiun pengisian baterai.
“Kita akan menyediakan infrastruktur untuk mobil EV. Sekarang sedang kita diskusikan, baik yang dibangun di dealer maupun independen. Salah satu komitmen Chery itu kan customer satisfaction. Jadi kita maksimalkan itu untuk mobil listrik,” ucapnya.
Sebagai informasi, mobil listrik Omoda E5 yang diproduksi di Indonesia akan menjadi basis ekspor ke beberapa negara setir kanan. Ini akan dilakukan setelah pabrik Chery berdiri dan memiliki pusat riset dan pengebangan.
“Kami juga memiliki tujuan untuk membangun pabrik dan pusat riset sendiri di Indonesia dan akan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk setir kanan,” ungkap Rifkie.
Head of Brand PT CSI Rifki Setiawan mengungkapkan alasan mengubah nama Omoda EV menjadi E5 untuk mengikuti produk yang sudah dipasarkan di luar negeri. Namun, ada arti tersendiri pada penempatan angka lima di mobil listrik jenis SUV tersebut.
“Sebetulnya untuk arti ‘5’ pada Omoda E5 seperti seri. Kita ambil contoh Tiggo. Kalau di luar itu Tiggo ada 2, 3, 5, 7, 8, dan 9. Ini mengartikan bahwa dimensi dan segmen dari setiap mobil itu sendiri,” kata Rifkie dalam diskusi bersama Forwot di Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/12/2023).
Rifkie menambahkan bahwa angka lima pada Omoda E5 menandakan bahwa mobil listrik ini berada pada kelas menengah. Perbedaanya dengan yang lain ada pada fitur dan material yang digunakan.
“Seperti 5 itu sebetulnya lebih kepada pertengahan, jadi dia middle class. Kalau semakin ke bawah lari ke low class, kalau makin ke atas high class. Contohnya Tiggo 8, fiturnya semakin banyak, materialnya makin baik, dan lain-lain. Untuk Omoda karena ini elektrik, jadi Electric 5,” ujarnya.
Memasarkan mobil listrik, Chery juga sedang mempersiapkan infrastruktur pendukung untuk memberikan kenyamanan pada konsumen. Rifkie mengungkapkan pihaknya sedang menjalin diskusi bersama pihak-pihak terkait untuk membangun stasiun pengisian baterai.
“Kita akan menyediakan infrastruktur untuk mobil EV. Sekarang sedang kita diskusikan, baik yang dibangun di dealer maupun independen. Salah satu komitmen Chery itu kan customer satisfaction. Jadi kita maksimalkan itu untuk mobil listrik,” ucapnya.
Sebagai informasi, mobil listrik Omoda E5 yang diproduksi di Indonesia akan menjadi basis ekspor ke beberapa negara setir kanan. Ini akan dilakukan setelah pabrik Chery berdiri dan memiliki pusat riset dan pengebangan.
“Kami juga memiliki tujuan untuk membangun pabrik dan pusat riset sendiri di Indonesia dan akan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk setir kanan,” ungkap Rifkie.
Lihat Juga :
(wib)
