5,8 Juta Motor Baru Mengaspal di Indonesia Sepanjang 2023, Didominasi Matik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Populasi sepeda motor di Indonesia semakin meroket. Sepanjang Januari-November 2023, tercatat sebanyak 5,8 juta motor baru terjual. Data ini berdasarkan catatan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).
Angka penjualan sepeda motor tersebut mendekati target yang ditetapkan anggota AISI, yakni 6,1-6,2 juta unit. Untuk mencapai target penjualan pada 2023, AISI hanya membutuhkan 300.000 sampai 500.000 unit lagi. Jika trennya terus naik, maka hal tersebut bisa dicapai dengan mudah.
Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala berharap tren positif penjualan sepeda motor akan terjadi hingga akhir tahun ini. Terlebih ada beberapa model yang meluncur, sehingga akan mendorong masyarakat untuk memboyongnya.
“Penjualan sepeda motor masih menunjukkan kenaikan ya, meski ada inflasi pada November. Sepeda motor kredit juga masih oke. Dari masalah pendanaan tidak menimbulkan efek besar. Masih oke kok dalam kadar normal,” kata Sigit saat dihubungi.
Secara keseluruhan, sepeda motor matik masih mendominasi angka penjualan domestik dengan 89,76 persen. Kemudian diikuti oleh motor sport yang mencatatkan 5,18 persen, dan motor bebek di angka 5,06 persen.
Sayangnya, pertumbuhan penjualan sepeda motor domestik tidak diikuti dengan pertumbuhan pada sisi ekspor. Berdasarkan data AISI, ekspor sepeda motor dalam 11 bulan di tahun ini terdata sebanyak 527.627 unit.
Angka tersebut turun sebesar 24,26 persen secara year-on-year (YoY) dari 643.828 unit pada periode yang sama tahun lalu. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor eksternal yang menyebabkan jumlahnya menurun. “Permintaan dari beberapa negara tujuan ekspor daya belinya lemah. Bahkan, ada yang menunjukkan penurunan, seperti negara-negara Asia dan Eropa. Ini faktor utama yang buar jumlah ekspor turun,” ujar Sigit.
Seperti diketahui, Indonesia menjadi basis produksi sepeda motor untuk beberapa negara Asia, Afrika, hingga Eropa. Inflasi yang terjadi memengaruhi daya beli negara tujuan ekspor yang menyebabkan angkanya menurun.
Angka penjualan sepeda motor tersebut mendekati target yang ditetapkan anggota AISI, yakni 6,1-6,2 juta unit. Untuk mencapai target penjualan pada 2023, AISI hanya membutuhkan 300.000 sampai 500.000 unit lagi. Jika trennya terus naik, maka hal tersebut bisa dicapai dengan mudah.
Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala berharap tren positif penjualan sepeda motor akan terjadi hingga akhir tahun ini. Terlebih ada beberapa model yang meluncur, sehingga akan mendorong masyarakat untuk memboyongnya.
“Penjualan sepeda motor masih menunjukkan kenaikan ya, meski ada inflasi pada November. Sepeda motor kredit juga masih oke. Dari masalah pendanaan tidak menimbulkan efek besar. Masih oke kok dalam kadar normal,” kata Sigit saat dihubungi.
Secara keseluruhan, sepeda motor matik masih mendominasi angka penjualan domestik dengan 89,76 persen. Kemudian diikuti oleh motor sport yang mencatatkan 5,18 persen, dan motor bebek di angka 5,06 persen.
Sayangnya, pertumbuhan penjualan sepeda motor domestik tidak diikuti dengan pertumbuhan pada sisi ekspor. Berdasarkan data AISI, ekspor sepeda motor dalam 11 bulan di tahun ini terdata sebanyak 527.627 unit.
Angka tersebut turun sebesar 24,26 persen secara year-on-year (YoY) dari 643.828 unit pada periode yang sama tahun lalu. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor eksternal yang menyebabkan jumlahnya menurun. “Permintaan dari beberapa negara tujuan ekspor daya belinya lemah. Bahkan, ada yang menunjukkan penurunan, seperti negara-negara Asia dan Eropa. Ini faktor utama yang buar jumlah ekspor turun,” ujar Sigit.
Seperti diketahui, Indonesia menjadi basis produksi sepeda motor untuk beberapa negara Asia, Afrika, hingga Eropa. Inflasi yang terjadi memengaruhi daya beli negara tujuan ekspor yang menyebabkan angkanya menurun.
(msf)