Tren Penjualan Kendaraan Listrik Kian Meningkat, Ternyata Ini Penyebabnya

Selasa, 16 Januari 2024 - 07:50 WIB
loading...
Tren Penjualan Kendaraan...
Toyota hadirkan rangkaian kendaraan dengan teknologi elektrifikasi di Indonesia, mulai dari HEV, BEV, dan PHEV. (Foto: dok Instagram toyotaid).
A A A
JAKARTA - Suhu bumi yang terasa semakin panas dan udara yang kian memburuk, menjadi tantangan tersendiri bagi dunia untuk memperbaikinya. Dua keadaan ini merupakan dampak dari adanya emisi karbon, fenomena pelepasan karbon ke lapisan atmosfer bumi. Penyebabnya adalah penggunaan bahan bakar fosil yang digunakan untuk kebutuhan manusia.

Oleh karenanya, mengurangi emisi karbon untuk memperbaiki lingkungan menjadi urgensi. Lebih-lebih, Indonesia, menurut World Resource Institute (WRI) menempati posisi kedelapan penghasil emisi karbon pada 2018. Sementara, laporan pada 2022 menurut Global Carbon Project, Indonesia telah mengalami peningkatan jumlah emisi karbon hingga 18,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan menjadi yang paling tinggi dari negara lain. Hal tersebut membuat Indonesia menempati posisi ketujuh sebagai penghasil emisi karbon terbesar.

Upaya netralistas karbon turut dilakukan oleh industri otomotif dengan menghadirkan kendaraan elektrifikasi. Di Indonesia, ekosistem kendaraan listrik mulai berkembang pesat. Penggunanya pun semakin banyak, tak hanya mobil pribadi, beberapa transportasi umum juga telah menggunakan tenaga listrik.

Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil listrik sepanjang Januari-Oktober 2023 mencapai 51.831 unit. Perkembangan pesat mobil listrik ini bukan tanpa alasan. Imbauan menggunakan mobil listrik dari pemerintah yang didukung dengan diterbitkannya beberapa regulasi mencakup pemberian insentif pajak sampai penyediaan infrastruktur menjadi salah satu faktornya. Setidaknya, ada lima regulasi mengenai kendaraan listrik di Indonesia di antaranya Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 2019, Peraturan Presiden Nomor 55 tahun 2019, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 45 tahun 2020, Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 tahun 2020, dan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 tahun 2020.

Tak hanya jumlah unit mobil yang terus meningkat, ekosistem kendaraan listrik di Indonesia juga semakin berkembang. Mulai dari penyediaan infrastruktur sampai jumlah pabrik yang terus bertambah. Oleh karenanya, perkembangan kendaraan listrik di Indonesia semakin terasa.

Perkembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Perkembangan tersebut juga menunjukkan jika upaya pengurangan emisi karbon menjadi hal serius yang dilakukan oleh berbagai pihak. Salah satunya terlihat dengan adanya penyediaan infrastruktur pengisian listrik untuk kendaraan elektrifikasi, seperti halnya yang tercantum dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 13 tahun 2020 tentang penyediaan infrastruktur pengisian listrik untuk kendaraan bermotor berbasis baterai.

Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sebagai penunjang penggunaan mobil listrik ini telah mudah ditemukan seiring dengan meningkatnya popularitas kendaraan elektrifikasi di Indonesia. Saat ini, hingga akhir 2022 tercatat telah ada 570 unit SPKLU yang tersebar di 238 lokasi yang disediakan PT PLN.

Tidak hanya perbanyak jumlah unit SPKLU, pabrik mobil listrik yang termasuk dalam ekosistem kendaraan listrik pun turut diperhatikan. Tiga pabrik mobil listrik pun telah dipastikan akan dibangun di Indonesia, di mana pabrik tersebut dapat memproduksi 34.000 unit per tahunnya. Bahkan, dalam waktu dekat, lima produsen mobil listrik akan menyusul membangun pabrik di Indonesia.

Begitu pun dengan komponen utama dari mobil listrik, yakni baterai. Indonesia akan mengoperasikan pabrik baterai untuk kendaraan listrik yang diperkirakan beroperasi tahun depan.

Transformasi Kendaraan Listrik
Tren Penjualan Kendaraan Listrik Kian Meningkat, Ternyata Ini Penyebabnya

Toyota menyediakan fasilitas ultra fast charging spot yang tengah disiapkan di rest area Jalan Tol Trans Jawa. (Foto: dok Toyota Astra)

Seiring berkembangnya ekosistem kendaraan listrik, mobil listrik pun telah mengalami transformasi. Sebelum sepenuhnya bertenaga listrik, atau battery electric vehicle (BEV), telah lebih dulu ada mobil hybrid yang ditenagai oleh bahan bakar dan listrik. Ada beberapa jenis mobil hybrid, di antaranya full hybrid, mild hybrid, dan plug in hybrid electric vehicle (PHEV).

1. Full Hybrid
Mobil full hybrid menggunakan bahan bakar sebagai sumber tenaga dan energi. Maksudnya, bahan bakar menjadi sumber untuk mengisi daya listrik. Jenis mobil ini terbagi menjadi beberapa macam, yaitu paralel hybrid, serial hybrid, dan paralel-serial hybrid.

Paralel hybrid disokong dengan tiga kombinasi tenaga, di antaranya mesin bensin, motor listrik, dan kombinasi keduanya. Sedangkan, serial hybrid sistem penggerak dan mesin tidak langsung tersambung satu sama lain. Bahan bakar digunakan untuk mengisi daya baterai motor listrik yang digunakan sebagai generator.

2. Mild Hybrid
Berikutnya adalah mild hybrid yang pada dasarnya masih menggunakan bahan bakar sebagai sumber utama. Akan tetapi, mild hybrid telah disokong oleh fitur Integrated Starter Generator (ISG) yang dapat menggantikan mesin konvensional. Kinerja mesin pun menjadi lebih bertenaga, meski demikian mobil mild hybrid tetap dapat mengurangi emisi karbondioksida.

3. Plug-in Hybrid Electric Vehicle
Plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) ini hampir sama dengan dua jenis sebelumnya yang menggunakan dua sistem penggerak. Letak perbedaannya terdapat pada tenaga yang digunakan. PHEV menggunakan tiga tenaga sebagai penggerak, yakni bensin, baterai, dan biodesel.

Lalu, jika kedua jenis sebelumnya mengisi baterai hanya dapat dilakukan saat pengereman yang bersumber bahan bakar, mobil PHEV dapat diisi melalui sumber listrik eksternal, misalnya pada charging port.

Mobil listrik PHEV ini juga memiliki dua sistem pengoperasian, yaitu all-electric mode yang menggunakan tenaga listrik secara penuh sebagai sumber tenaga mobil. Kedua, hybrid mode di mana mobil menggunakan tenaga listrik dan bensin untuk menggerakan mobil.

4. Battery Electric Vehicle
Kini telah tersedia mobil listrik yang sepenuhnya menggunakan tenaga listrik sebagai sumber energi mobil, yaitu mobil berjenis battery electric vehicle (BEV). Mobil ini digerakan oleh baterai yang dapat diisi ulang melalui saluran listrik eksternal, seperti charging port. Dengan menggunakan 100 persen tenaga listrik, mobil listrik berjenis BEV dikenal ramah lingkungan dan nyaman untuk digunakan.

Berbagai jenis mobil listrik ini mulai diproduksi secara masif oleh industri otomotif sebagai upaya untuk mengurangi emisi karbon untuk bumi yang lebih sehat.

Adapun beberapa keuntungan menggunakan mobil listrik, sebagai berikut.

♦ Hemat Biaya Perawatan
Mekanikal kendaraan listrik yang berbeda dengan kendaraan biasa, membuat beberapa komponen yang ada di dalamnya tidak memerlukan perawatan secara rutin. Selain itu, komponen yang bergerak juga lebih sedikit.
Meski demikian, mesin mobil listrik tetap memerlukan perawatan dan servis rutin. Namun, biaya perawatannya bisa dikatakan lebih murah dari pada mobil konvensional jika dihitung jangka panjang.

♦ Tidak Bising
Meski bertenaga dan dapat melaju lebih cepat, juga responsif, mesin mobil listrik ini dinilai halus, tidak mengeluarkan suara bising yang dapat mengganggu pemakai. Untuk itu, mengendarai mobil listrik disebut lebih nyaman karena tidak ada suara bising.

♦ Tekan Emisi
Keuntungan berikutnya dalam menggunakan mobil listrik adalah membantu mengurangi emisi yang akan berdampak pada pencemaran udara. Sebab, mobil listrik yang mengandalkan tenaga listrik sebagai sumber energi dan tidak menghasilkan emisi gas. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, mobil listrik dinilai ramah lingkungan.

♦ Bahan Bakar Lebih Hemat
Kendaraan elektrifikasi dinilai bisa menghemat biaya bahan bakar yang dikeluarkan. Hal ini dapat dilihat dengan total harga per bahan bakar. 1 liter bensin setara dengan 1,2 kWh listrik, di mana harga per kWh Rp1.444 yang dibulatkan menjadi Rp1.500, dan berarti 1,2 kWh seharga Rp1.700. Sementara, harga per liter bensin adalah Rp14.000. Dengan begitu, hitungannya, menggunakan mobil listrik menjadi lebih hemat.

Selain itu, jika mobil hybrid, pemakaian energi jadi lebih efisien. Sebab, energi yang telah digunakan dapat menciptakan energi lainnya dan akan tersimpan di dalam baterai.

♦ Baterai Mudah Diisi
Kelebihan lainnya dengan menggunakan mobil listrik adalah dapat mengisi daya atau baterai di rumah, sehingga pengendara tidak perlu menghabiskan waktu dengan mengantre di pom bensin. Apalagi, saat ini SPKLU juga telah tersebar di berbagai titik, ditambah produsen otomotif juga ikut serta dalam membangun charging port.

Selain yang telah disebutkan, pengguna mobil listrik juga dimudahkan dengan dibebaskan dari aturan ganjil genap. Tak heran, apabila kendaraan listrik di Indonesia kian eksis.

Hal ini diperkuat dengan tren penjualan yang semakin meningkat. Bahkan, sepanjang Januari-Oktober 2023 penjualan mobil listrik di Indonesia mengalami peningkatan hingga 322 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Penjualan tersebut dipimpin oleh PT Toyota-Astra Motor (TAM) yang mencatat 28.575 unit terjual. Dengan rincian, 482 unit jenis BEV dan 28.093 unit untuk hybrid.

Adapun model yang dijual oleh Toyota adalah BZ4X untuk jenis BEV dan RAV 4 GR-S untuk jenis mobil listrik PHEV. Lalu, penjualan pada model hybrid di antaranya Corolla Hybrid, Alphard Hybrid, Vellfire Hybrid, Camry Hybrid, Innova Hybrid, Yaris Cross Hybrid, serta C-HR Hybrid. Pencapaian pada tren penjualan, menunjukkan bahwa mobil listrik Toyota tetap menjadi market leader pada industri otomotif di tengah persaingan produsen mobil listrik.

Kontribusi PT Toyota-Astra Motor dalam ekosistem kendaraan elektrifikasi ini juga ditunjukkan oleh Lexus Indonesia yang berkomitmen sebagai pionir kendaraan elektrifikasi segmen premium. Salah satunya melalui pagelaran GIIAS 2023 beberapa waktu lalu yang menampilkan 11 mobil listrik andalannya, berupa tiga model kendaraan hybrid, di antaranya RX 350h, RX 450h, dan RX 500h, serta RZ 450e. Keikutsertaannya ini guna mewujudkan 100 persen elektrifikasi.

Selain menghadirkan kendaraan elektrifikasi, Toyota juga menghadirkan bengkel resmi berstandar Toyota global. Ada juga Toyota xEV Ecosystem yang berupa fasilitas charging spot. Tak sampai di sana, Toyota juga menyediakan fasilitas ultra fast charging spot yang tengah disiapkan di rest area Jalan Tol Trans Jawa guna menjaga mobilitas jarak jauh xEV Toyota.

Kehadiran mobil listrik menjadi bukti komitmen Toyota dalam keseriusan menjalankan kampanye IT'S TIME FOR EVERYONE. Gerakan ini mengajak semua orang untuk berkendara menuju masa depan yang jauh lebih baik bersama Toyota.
(ars)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5205 seconds (0.1#10.140)