Membongkar Mitos: Apakah Mobil Listrik Benar-benar Ramah Lingkungan?

Senin, 11 Maret 2024 - 08:32 WIB
loading...
Membongkar Mitos: Apakah Mobil Listrik Benar-benar Ramah Lingkungan?
Pertimbangan mobil menggunakan baterai (Battery Electric Vehicle) adalah lebih ramah lingkungan. Foto: Reuters
A A A
JAKARTA - Salah satu alasan beralihnya konsumen ke mobil hybrid atau listrik karena lebih ramah lingkungan. Benarkah?

Saat ini, banyak pengamat dan analis memperdebatkan peran EV dan hybrid di masa depan. Benarkah sebesar itu? Adakah dampaknya bagi perubahan iklim dan juga bumi?

Untuk mengetahui secara pasti berapa banyak polusi pemanasan global yang dikeluarkan sebuah mobil, seluruh siklus hidupnya perlu diperhitungkan.
Jadi, bukan hanya apa yang keluar dari knalpot. Namun juga apa yang diperlukan untuk membangun mobil dan membawanya ke diler.

Jumlah Polusi Ketika Mobil Diproduksi

Mobil bertenaga bensin, hibrida, dan EV semuanya mengeluarkan jumlah polusi untuk diproduksi.

Mobil listrik menggunakan baterai besar yang terbuat dari bahan yang butuh penambangan berat. Ini membuat mereka rata-rata 40% lebih kotor untuk diproduksi daripada kendaraan hybrid dan bertenaga bensin, menurut sebuah studi.

Namun, gambarannya berubah sepanjang siklus hidup mereka. Mobil bertenaga bensin adalah yang terbersih untuk dibuat. Namun, paling kotor sepanjang masa pakai karena polusi knalpotnya sangat tinggi.

EV mungkin yang paling intensif karbon untuk diproduksi, tetapi mereka memancarkan polusi karbon paling sedikit selama masa pakainya: 40% lebih sedikit daripada mobil bertenaga bensin.

Studi lain menunjukkan bahwa setelah sekitar dua tahun, polusi yang dihemat dengan mengendarai EV mengimbangi polusi yang dihasilkannya selama produksi.

Mobil hybrid berada di tengah; rata-rata, mereka menghasilkan sekitar 17% lebih banyak polusi karbon daripada EV. Tapi tidak semua hibrida diciptakan sama.

Hybrid murni menggunakan bensin dan menyimpan energi berlebih dari rem, dan terkadang dari mesin bensin, menjadikannya lebih hemat bahan bakar daripada mobil biasa.



Plug-in hybrid (hybrid yang bisa ngecas untuk isi ulang baterai), di sisi lain, menawarkan yang terbaik dari kedua dunia. Yakni, keandalan dan jangkauan mobil bensin tetapi dengan polusi dan penggunaan bahan bakar yang lebih sedikit, dan lebih terjangkau daripada EV.

Plug-in hybrid menggunakan baterai mirip EV dan biasanya dapat menempuh jarak 30-80 km dengan tenaga listrik. Namun mereka juga memiliki tangki bahan bakar dan dapat beralih ke hybrid murni setelah baterai habis.

Beberapa plug-in hybrid bersaing langsung dengan EV dalam polusi siklushiduppenuh.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.7496 seconds (0.1#10.140)