5 Tips Merawat Transmisi Kendaraan agar Tak Cepat Rusak

Rabu, 03 April 2024 - 12:45 WIB
loading...
5 Tips Merawat Transmisi...
Panjang usia transmisi mobil tergantung pada perawatan rutin dan kebiasaan mengemudi pemilik kendaraan. (Foto: Dok SINDOnews)
A A A
JAKARTA - Siapapun pasti berharap transmisi kendaraannya tak cepat rusak. Pasalnya, ongkos perbaikan atau penggantian suku cadangnya tak murah.

Jika transmisi kendaraan bermasalah, maka tak ada pilihan lain kecuali langsung memperbaikinya lantaran kendaraan tak bisa jalan tanpa komponen ini. Jadi ada atau tak ada tabungan, jika transmisi kendaraan rusak mau tak mau harus segera ke bengkel.

Nah, agar kejadian semacam ini tak menimpa, ada baiknya menyimak tips merawat transmisi kendaraan agar tak cepat rusak, dilansir dari dari Slash Gear, Rabu (3/4/2024).

Transmisi kendaraan rata-rata dapat beroperasi hingga penggunaan sejauh 186.000 mil atau lebih. Jika ingin memperpanjang usia transmisi, ada dua pendekatan, yaitu lakukan perawatan rutin dan perbaiki kebiasaan mengemudi .


Tips merawat transmisi kendaraan agar tak cepat rusak

1. Ganti cairan dan filter secara rutin


Berbagai cairan di seluruh mesin membantu mengurangi gesekan antar bagian yang bergerak, mengurangi penumpukan panas, dan menjaga komponen penting agar tidak cepat aus. Cairan transmisi sangat penting untuk memastikan kinerja kendaraan. Namun cairan ini bisa menjadi kurang efektif karena oksidasi dalam jarak tempuh hanya 37.000 mil. Oksidasi mengubah cairan dari warna merah normal menjadi lebih gelap, yang menunjukkan bahwa cairan tidak dapat lagi melakukan tugasnya dengan baik.

Filter transmisi juga perlu diperiksa secara rutin, karena berfungsi menangkap partikel yang tidak diinginkan di dalam cairan sebelum mencapai area kritis. Seiring bertambahnya jarak tempuh kendaraan, cairan yang dimaksudkan untuk membantu menjaga transmisi dapat terisi dengan serutan logam, kotoran, dan kotoran lain yang tidak diinginkan. Untungnya, ada filter yang membantu menghentikan partikel-partikel ini masuk ke dalam transmisi, tetapi filter tersebut dapat tersumbat dan perlu diganti.

2. Gunakan cairan transmisi yang sesuai


Ada berbagai jenis transmisi dan masing-masing memerlukan jenis cairan tertentu yang direkomendasikan oleh pabrikan mobil. Beberapa produk dibuat untuk bekerja dalam transmisi variabel kontinu, kendaraan lain mungkin memerlukan cairan dengan viskositas sangat rendah, dan beberapa mobil tua mungkin memerlukan cairan sintetis multi-kendaraan. Cairan yang disarankan juga dapat berdampak positif terhadap kinerja, memungkinkan transmisi berfungsi secara optimal.

Memilih cairan selain rekomendasi pabrikan untuk kendaraan tentu berisiko menimbulkan masalah. Cairan transmisi yang salah dapat gagal melumasi dengan baik, meningkatkan panas dan gesekan antar bagian, dan pada akhirnya menyebabkan biaya perbaikan yang mahal.


3. Akselerasi secara bertahap


Akselerasi cepat dapat berdampak buruk pada transmisi kendaraan. Semakin cepat meningkatkan kecepatan, semakin cepat dan keras transmisi harus bekerja. Komponen mesin yang bekerja keras menghasilkan lebih banyak panas dan dapat rusak jika terus-menerus didorong melebihi kondisi berkendara normal.

Roda gigi di dalam transmisi memiliki alur atau gigi yang menyatu saat perpindahan gigi. Saat berpindah dengan cepat, gigi menjadi rentan terhadap peningkatan keausan, dan pengemudi mungkin melakukan peralihan yang kasar dari satu gigi ke gigi lainnya. Kebiasaan mengemudi, termasuk ngebut melebihi batas kecepatan, berdampak langsung pada berapa lama transmisi akan bertahan. Cobalah menerapkan kebiasaan yang lebih lembut di belakang kemudi untuk membantu meringankan ketegangan pada mesin agar lebih tahan lama.

4. Engine brake


Engine brake adalah upaya pengereman dengan memanfaatkan putaran mesin saat transmisi diturunkan ke gigi yang lebih rendah. Jika menghabiskan waktu di jalan pegunungan yang curam, kemungkinan besar pengendara mencium bau rem yang terbakar karena penggunaan yang berlebihan. Ada baiknya menggunakan rem dengan hemat di jalan menurun yang panjang, sehingga banyak pengemudi yang memilih untuk menurunkan gigi untuk memperlambat laju kecepatan. Namun perlu diperhatikan saat melakukan engine brake agar tidak merusak transmisi, sesuaikan kombinasi kecepatan dan pengereman saat menurunkan gigi agar tidak terlalu membebani transmisi.

Saat menggunakan gigi untuk memperlambat, pengemudi akan mendengar putaran mesin pada RPM tinggi sebelum kendaraan mulai mengurangi kecepatannya. Sama halnya dengan akselerasi agresif, akan memberikan tekanan besar pada gigi dan menyebabkan suhu pengoperasian meningkat. Ingatlah kampas rem yang aus jauh lebih murah dan membutuhkan banyak tenaga dibandingkan memperbaiki atau mengganti transmisi.

5. Membawa beban berat


Banyak orang telah mengetahui fungsionalitas dari kenyamanan SUV dan mobil pikap. Kendaraan ini biasanya dapat mengangkut lebih banyak barang dan menarik lebih banyak beban. Namun jika ingin memasang trailer atau menderek sesuatu, verifikasi dulu kapasitas derek resmi kendaraan. Mengenai keselamatan, sebaiknya pertimbangkan untuk berhenti pada 90% dari angka kapasitas yang disarankan.

Menarik lebih banyak beban daripada yang dapat ditanggung oleh kendaraan berisiko dan memaksa transmisi bekerja terlalu keras. Gigi persneling yang memungkinkannya terhubung ke dalam transmisi saat perpindahan gigi dapat putus sebagai respons langsung terhadap beban besar dan kuat di luar kemampuan kendaraan.

MG/Maulana Kusumadewa Iskandar
(msf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Penyebab Lampu Mobil...
Penyebab Lampu Mobil Redup Sebelah dan Cara Mengatasinya
Mengenal Transmisi YECVT...
Mengenal Transmisi YECVT Nmax Turbo, Diklaim Bikin Motor Minim Perawatan
Wajib Tahu, Ini 5 Penyebab...
Wajib Tahu, Ini 5 Penyebab Persneling Mobil Susah Masuk
Simak Tips Jitu Beli...
Simak Tips Jitu Beli Mobil Pertama untuk Gen Z, Ini 5 Hal yang Wajib Diperhatikan
Mengenal CVT Motor,...
Mengenal CVT Motor, Penentu Kenyamanan Motor Matic
Bahaya Mobil Terlalu...
Bahaya Mobil Terlalu Sering Dijemur: Risiko Kebakaran, Cat Pudar, hingga Interior Rusak
Catat, Ini 4 Tanda CVT...
Catat, Ini 4 Tanda CVT Motor Matik Perlu Diservis
Bersaing dengan Kawasaki...
Bersaing dengan Kawasaki Ninja, Yamaha Kembangkan Transmisi Semi-Otomatis
Tips Merawat Roller...
Tips Merawat Roller Motor Matic agar Tarikan Gas Enteng
Rekomendasi
Ruben Onsu Ungkap Hidayah...
Ruben Onsu Ungkap Hidayah yang Didapat Sehari sebelum Mualaf
Lebaran: Diplomasi,...
Lebaran: Diplomasi, Solidaritas, dan Harapan bagi Peradaban Global
Rekor Pertemuan Timnas...
Rekor Pertemuan Timnas Indonesia vs China di Jakarta: Mampukah Garuda Kembali Menang?
1,9 Juta Kendaraan Tinggalkan...
1,9 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Sampai Hari Pertama Lebaran
BRI Menanam Grow & Green...
BRI Menanam Grow & Green Transplantasi Terumbu Karang, Selamatkan Ekosistem Laut di NTB
Pecah Rekor Lagi, Harga...
Pecah Rekor Lagi, Harga Emas Antam Tembus Rp1.826.000 per Gram
Berita Terkini
Kenapa setelah Ganti...
Kenapa setelah Ganti Kampas Rem Jadi Tidak Pakem?
11 jam yang lalu
Mudik Lebaran 2025:...
Mudik Lebaran 2025: Panduan Lengkap Tarif Tol Trans Jawa dan Strategi Perjalanan!
13 jam yang lalu
Volvo Panggil Pulang...
Volvo Panggil Pulang Mantan CEO Hakan Samuelsson: Jurus Pamungkas Hadapi Badai Industri Otomotif!
13 jam yang lalu
Jakarta Ditinggal Jutaan...
Jakarta Ditinggal Jutaan Kendaraan: Arus Mudik Lebaran 2025 Pecahkan Rekor!
13 jam yang lalu
Prediksi Puncak Arus...
Prediksi Puncak Arus Balik Lebaran 2025: Catat Tanggalnya!
14 jam yang lalu
Mobil Listrik Punya...
Mobil Listrik Punya Layar Canggih, ADAS, dan Kursi Pijat yang Bikin Pemudik Lupa Capek
15 jam yang lalu
Infografis
5 Tips Membuat Mie Instan...
5 Tips Membuat Mie Instan Menjadi Makanan yang Sehat
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved