Toyota Akui Penjualan Mobil di Indonesia Terjun Bebas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penjualan mobil di Indonesia sedang alami penurunan besar dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Setiap produsen dituntut untuk menerapkan strategi demi meningkatkan angka penjualan.
Berdasarkan data Gaikindo (Gabungan Industri Kenaraan Bermotor Indonesia), penjualan wholesales atau dari pabrik ke diler sepanjang semester satu berhenti di 408.012 unit. Jumlah tersebut terkoreksi 19,5 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu, yang menyentuh angka 506.427 unit.
Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM) mengungkapkan pihaknya telah berupaya keras untuk meningkatkan penjualan. Tapi, perlu dilakukan langkah besar untuk mengisi kekurangan di semester satu demi mencapai target penjualan 1 juta unit.
"Banyak cara yang sudah kita lakukan beberapa bulan, kayak paket kredit, kemudian kita meluncrkan produk-produk baru, varian-varian baru dan memperkuat aktivitas di dealer pasti ya. Itu ada batasnya juga ya," kata Anton di ICE BSD City, Tangerang, beberapa waktu lalu.
"Kalau kita naikkan market dari semester 1 ke semester dua, tapi untuk mengisi gap di semester satu itu masih sangat besar kalau bicara 1 juta market. Jadi butuh dorongan atau support lebih lanjut," lanjutnya.
Untuk memperbaiki kondisi pasar, pemerintah disarankan untuk membebaskan PPnBM (Pengenaan Pajak Atas Barang Mewah) seperti di masa pandemi Covid-19. Hal ini terbukti dapat meningkatkan gairah masyarakat untuk memboyong kendaraan baru.
"Jadi saya rasa (pembebasan PPnBM) baik juga ya. Kita juga dengan GIIAS ini mengimbau pemerintah melihat dari market yang mengalami penurunan dalam, walaupun GIIAS positif, tapi pastinya untuk mengejar market 1 juta masih cukup jauh ya," ujar Anton.
Sebagai informasi, terdapat lebih dari 1,5 juta orang yang berada di industri otomotif Indonesia. Oleh sebab itu, Anton merasa dukungan pemerintah sangat penting dalam meningkatkan penjualan.
"Jadi harapan kita sebenarnya market butuh di-support juga, karena market domestic penting untuk industry otomotif nasional, karena banyak pekerja yang perlu dukungan pemerintah," tuturnya.
Berdasarkan data Gaikindo (Gabungan Industri Kenaraan Bermotor Indonesia), penjualan wholesales atau dari pabrik ke diler sepanjang semester satu berhenti di 408.012 unit. Jumlah tersebut terkoreksi 19,5 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu, yang menyentuh angka 506.427 unit.
Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM) mengungkapkan pihaknya telah berupaya keras untuk meningkatkan penjualan. Tapi, perlu dilakukan langkah besar untuk mengisi kekurangan di semester satu demi mencapai target penjualan 1 juta unit.
"Banyak cara yang sudah kita lakukan beberapa bulan, kayak paket kredit, kemudian kita meluncrkan produk-produk baru, varian-varian baru dan memperkuat aktivitas di dealer pasti ya. Itu ada batasnya juga ya," kata Anton di ICE BSD City, Tangerang, beberapa waktu lalu.
"Kalau kita naikkan market dari semester 1 ke semester dua, tapi untuk mengisi gap di semester satu itu masih sangat besar kalau bicara 1 juta market. Jadi butuh dorongan atau support lebih lanjut," lanjutnya.
Untuk memperbaiki kondisi pasar, pemerintah disarankan untuk membebaskan PPnBM (Pengenaan Pajak Atas Barang Mewah) seperti di masa pandemi Covid-19. Hal ini terbukti dapat meningkatkan gairah masyarakat untuk memboyong kendaraan baru.
"Jadi saya rasa (pembebasan PPnBM) baik juga ya. Kita juga dengan GIIAS ini mengimbau pemerintah melihat dari market yang mengalami penurunan dalam, walaupun GIIAS positif, tapi pastinya untuk mengejar market 1 juta masih cukup jauh ya," ujar Anton.
Sebagai informasi, terdapat lebih dari 1,5 juta orang yang berada di industri otomotif Indonesia. Oleh sebab itu, Anton merasa dukungan pemerintah sangat penting dalam meningkatkan penjualan.
"Jadi harapan kita sebenarnya market butuh di-support juga, karena market domestic penting untuk industry otomotif nasional, karena banyak pekerja yang perlu dukungan pemerintah," tuturnya.
(wbs)