Charging Station Miliknya Dipakai Mobil Listrik China, Ini Reaksi Keras Hyundai Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) melarang mobil listrik merek lain menggunakan charging station milik mereka per Agustus 2024. Apakah ini menjadi strategi dalam melawan persaingan dengan mobil listrik asal China?
Chief Operating Officer (COO) PT HMID Fransiscus Soerjopranoto mengatakan Hyundai menerapkan kebijakan charging station secara eksklusif, demi memprioritaskan konsumen-konsumen mobil listrik Hyundai.
"Jadi terlepas dari persaingan dan lain sebagainya, balik lagi customer adalah yang paling utama. Kita berpikirnya, konsumen mobil Hyundai yang kita harus berikan pelayanan terbaik," ucap Frans.
Meskipun demikian Hyundai terus mengembangkan infrastruktur kendaraan listrik dengan membangun charging station. Target produsen asal Korea Selatan itu adalah memiliki satu charging station setiap satu kilometer di Pulau Jawa.
Seperti diketahui, kehadiran charging station sangat penting bagi pengguna mobil listrik untuk mempermudah mobilitas mereka. Semakin banyak charging station, maka diharapkan tidak akan ada antrean ketika mengisi daya baterai ketika populasi mobil listrik makin meningkat.
"Sekarang kita punya 240 charging station. Terus kita berkolaborasi dengan empat charging partner operator, itu jadi 600-an titik lokasi dengan 700-an charger," kata Fransiscus.
"Komposisinya, 70 persen yang tipe AC, yang slow charging ya, terus kemudian yang fast charging 20 persen, dan yang 10 persen adalah ultra fast charging," lanjutnya.
Frans mengungkapkan jumlah charging station sebanyak itu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pengguna mobil listrik Hyundai di Pulau Jawa. Kendati begitu, jumlah tersebut bisa bertambah menjadi 1.000 unit melalui kerja sama dengan PLN.
"Kita juga lagi menjajaki kolaborasi dengan PLN. Kalau kita bisa lakukan itu, berarti dapat dipastikan bahwa kita punya charging station itu jumlahnya bisa di atas 1.000. Maka itu, yang saya maksudkan bahwa kalau Pulau Jawa itu panjangnya dari kiri ke kanan 1.000 km, 1 km dari Pulau Jawa pasti ada 1 charging station-nya Hyundai," ujarnya.
Sebelumnya, Hyundai melakukan pembatasan penggunaan charging station milik mereka sehingga brand lain tidak bisa menggunakannya. Kebijakan itu diterapkan per Agustus 2024, sebagai strategi Hyundai untuk memanjakan konsumennya.
Merek-merek yang sudah mengadopsi charging model Combined Charging System (CCS) 2 seperti BMW, Mercedes-Benz, termasuk mobil listrik China seperti BYD, Chery, Neta, tak bisa lagi menggunakan fasilitas charging station punya Hyundai.
Chief Operating Officer (COO) PT HMID Fransiscus Soerjopranoto mengatakan Hyundai menerapkan kebijakan charging station secara eksklusif, demi memprioritaskan konsumen-konsumen mobil listrik Hyundai.
"Jadi terlepas dari persaingan dan lain sebagainya, balik lagi customer adalah yang paling utama. Kita berpikirnya, konsumen mobil Hyundai yang kita harus berikan pelayanan terbaik," ucap Frans.
Meskipun demikian Hyundai terus mengembangkan infrastruktur kendaraan listrik dengan membangun charging station. Target produsen asal Korea Selatan itu adalah memiliki satu charging station setiap satu kilometer di Pulau Jawa.
Seperti diketahui, kehadiran charging station sangat penting bagi pengguna mobil listrik untuk mempermudah mobilitas mereka. Semakin banyak charging station, maka diharapkan tidak akan ada antrean ketika mengisi daya baterai ketika populasi mobil listrik makin meningkat.
"Sekarang kita punya 240 charging station. Terus kita berkolaborasi dengan empat charging partner operator, itu jadi 600-an titik lokasi dengan 700-an charger," kata Fransiscus.
"Komposisinya, 70 persen yang tipe AC, yang slow charging ya, terus kemudian yang fast charging 20 persen, dan yang 10 persen adalah ultra fast charging," lanjutnya.
Frans mengungkapkan jumlah charging station sebanyak itu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pengguna mobil listrik Hyundai di Pulau Jawa. Kendati begitu, jumlah tersebut bisa bertambah menjadi 1.000 unit melalui kerja sama dengan PLN.
"Kita juga lagi menjajaki kolaborasi dengan PLN. Kalau kita bisa lakukan itu, berarti dapat dipastikan bahwa kita punya charging station itu jumlahnya bisa di atas 1.000. Maka itu, yang saya maksudkan bahwa kalau Pulau Jawa itu panjangnya dari kiri ke kanan 1.000 km, 1 km dari Pulau Jawa pasti ada 1 charging station-nya Hyundai," ujarnya.
Sebelumnya, Hyundai melakukan pembatasan penggunaan charging station milik mereka sehingga brand lain tidak bisa menggunakannya. Kebijakan itu diterapkan per Agustus 2024, sebagai strategi Hyundai untuk memanjakan konsumennya.
Merek-merek yang sudah mengadopsi charging model Combined Charging System (CCS) 2 seperti BMW, Mercedes-Benz, termasuk mobil listrik China seperti BYD, Chery, Neta, tak bisa lagi menggunakan fasilitas charging station punya Hyundai.
(wbs)