Pakai Sistem Sewa Baterai, Segini Biaya Bulanan Motor Listrik Polytron

Jum'at, 20 September 2024 - 11:03 WIB
loading...
Pakai Sistem Sewa Baterai,...
Polytron menawarkan sistem sewa baterai motor listrik kepada para pelanggan. Foto/Dok Polytron
A A A
JAKARTA - Polytron membuat terobosan baru dengan menawarkan sistem sewa baterai motor listrik. Skema ini membuat harga jual motor jauh lebih murah.

Dengan sistem sewa baterai ini, pemilik motor listrik Polytron harus membayar biaya Rp200.000 per bulan. Apabila tidak berlanjut, maka baterai tidak dapat digunakan karena sistemnya dikendalikan dari pusat.

Keuntungannya, sistem sewa baterai membuat pemilik motor listrik tidak perlu khawatir soal perawatan. Apabila mengalami kendala, tinggal lapor ke produsen dan akan diganti dengan baterai baru.

Apabila memilih untuk tidak ikut berlangganan, maka konsumen harus mempersiapkan dana lebih besar. Mengingat saat ini harga baterai hampir setara dengan kendaraan sesuai dengan kapasitas dan kualitas yang digunakan.



"Untuk baterai sendiri jika diuangkan itu seharga Rp17,5 juta. Semua varian motor listrik Polytron, harga baterainya segitu. Kami memakai baterai jenis LFP untuk semua model motor listrik Polytron," kata Ilman Fachrian Fadly, Head of Product EV Polytron di Jakarta.

Sebagai informasi, harga baterai tersebut hampir menyamai banderol Honda BeAT yang berstatus skuter matik terlaris di Indonesia. Skutik ramping itu dijual dengan harga Rp18.430.000 varian CBS alias paling rendah.

Salah satu alasan menggunakan baterai jenis LFP adalah untuk mengurangi risiko kebakaran. Mengingat sepeda motor berisiko tinggi mengalami kecelakaan, sehingga apabila melukai pelindung baterai akan tetap aman.

"Dari development awal, salah satu alasan kenapa kita menggunakan baterai LFP, kalau amit-amit baterai (motor listrik Polytron) mengalami kendala, tidak akan menimbulkan api. Tapi sejauh ini, tidak ada kejadian tersebut di produk kita," kata Ilman.



Seperti diketahui, baterai LFP (Lithium Ferro Phosphate) saat ini sedang populer karena menawarkan kapasitas lebih besar. Harganya juga terbilang jauh lebih murah ketimbang yang menggunakan material NMC (Nickel, Manganese, Cobalt) dan SLA.

"Masing-masing baterai memang memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Tapi, LFP sendiri tidak menimbulkan api. Mungkin kelemahannya hanya fisiknya lebih besar dibandingkan SLA ataupun NMC," ujar Ilman.

"Kita sudah melakukan riset, (LFP) paling aman. Karena kita pakai skema sewa baterai, kita juga enggak concern masalah fisik yang besar," lanjutnya.

Seluruh motor listrik Polytron juga menerapkan sistem baterai tanam, sehingga membutuhkan alat khusus untuk melepas dan memasangnya. Oleh sebab itu, baterai LFP dengan ukuran besar bukan menjadi masalah utama bagi produsen asal Kudus, Jawa Tengah itu.
(msf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2627 seconds (0.1#10.140)