Dipandang Lebih Mewah dari Mercedes-Benz dan Porsche, Mobil China Semakin Naik Daun
loading...
A
A
A
BEIJING - China memberikan tekanan pada merek-merek mewah Eropa seperti Mercedes-Benz dan Porsche dengan memasuki pasar kendaraan mewah global, sehingga membentuk kembali persepsi kemewahan otomotif.
Lama didominasi oleh kehebatan buatan Eropa, segmen mobil mewah kini menghadapi disrupsi dari merek China seperti BYD, Nio, dan Hongqi yang menawarkan teknologi terkini, harga bersaing, dan fitur mewah.
Merek lama seperti Mercedes dan Porsche biasanya memiliki keunggulan karena reputasi dan kualitas produksinya.
Namun, dengan hadirnya pabrikan otomotif China yang menawarkan kendaraan listrik mewah (EV) dengan harga lebih kompetitif, definisi kemewahan dan gengsi pun berubah.
Mercedes-Benz sendiri baru-baru ini melaporkan margin keuntungan terendah sejak pemisahannya pada tahun 2021, hal ini menunjukkan permintaan yang lebih lemah dan persaingan yang ketat dari China.
Merek asal China tersebut kini memperkenalkan fitur integrasi digital canggih, selain menawarkan desain interior mewah dengan fitur teknologi terkini, termasuk kontrol suara, tampilan digital, dan pilihan unik seperti trim kulit dan pendingin minuman.
BYD dengan model Yangwang U8 yang dapat bergerak menyamping karena setiap roda memiliki motornya sendiri, serta SU7 milik Xiaomi yang akan menantang Porsche Taycan, menetapkan standar baru dalam kemewahan modern.
Teknologi tinggi yang dipadukan dengan harga yang lebih kompetitif jelas menarik perhatian konsumen di Eropa.
Pabrikan Eropa juga menyadari ancaman ini, dan perusahaan seperti BMW dan Volkswagen khawatir akan keuntungan di masa depan di tengah persaingan yang ketat dari China.
Porsche juga merevisi model-modelnya menyusul penurunan permintaan di pasar China, menekankan perlunya beradaptasi lebih banyak agar tetap relevan.
Meskipun Uni Eropa telah mengenakan tarif untuk melindungi produsen lokal, permintaan terhadap kendaraan listrik mewah berteknologi tinggi tetap kuat.
Para ahli seperti Tu Le, pendiri Sino Auto Insights, berpendapat bahwa merek-merek mewah China mampu membangun pangsa pasar yang besar di Eropa dengan kesabaran dan investasi yang tepat.
Analisis McKinsey juga memperkirakan bahwa segmen mobil mewah akan tumbuh lebih cepat dibandingkan pasar massal, sehingga memberikan ruang bagi merek China untuk memanfaatkan tren ini.
Selain itu, merek China juga meningkatkan visibilitasnya di Eropa melalui partisipasi di ajang bergengsi.
Misalnya, Yangwang dari BYD dan Aito yang didukung Huawei telah tampil di Paris Car Show dan Goodwood Festival of Speed, sehingga mendekatkan mereka kepada audiens Eropa.
Sementara itu, merek ternama seperti Aston Martin, Lamborghini, dan Ferrari kini terpaksa berbagi panggung dengan pendatang baru tersebut.
Dengan masa depan pasar kendaraan mewah yang kini berada di ambang perubahan besar, merek otomotif China diperkirakan akan mendefinisikan kembali apa artinya memiliki kendaraan premium.
Ketika merek-merek Eropa merestrukturisasi strategi mereka, persaingan yang semakin ketat ini diperkirakan akan mengubah ekspektasi konsumen dan menawarkan lebih banyak pilihan di sektor kendaraan listrik mewah.
Lama didominasi oleh kehebatan buatan Eropa, segmen mobil mewah kini menghadapi disrupsi dari merek China seperti BYD, Nio, dan Hongqi yang menawarkan teknologi terkini, harga bersaing, dan fitur mewah.
Merek lama seperti Mercedes dan Porsche biasanya memiliki keunggulan karena reputasi dan kualitas produksinya.
Namun, dengan hadirnya pabrikan otomotif China yang menawarkan kendaraan listrik mewah (EV) dengan harga lebih kompetitif, definisi kemewahan dan gengsi pun berubah.
Mercedes-Benz sendiri baru-baru ini melaporkan margin keuntungan terendah sejak pemisahannya pada tahun 2021, hal ini menunjukkan permintaan yang lebih lemah dan persaingan yang ketat dari China.
Merek asal China tersebut kini memperkenalkan fitur integrasi digital canggih, selain menawarkan desain interior mewah dengan fitur teknologi terkini, termasuk kontrol suara, tampilan digital, dan pilihan unik seperti trim kulit dan pendingin minuman.
BYD dengan model Yangwang U8 yang dapat bergerak menyamping karena setiap roda memiliki motornya sendiri, serta SU7 milik Xiaomi yang akan menantang Porsche Taycan, menetapkan standar baru dalam kemewahan modern.
Teknologi tinggi yang dipadukan dengan harga yang lebih kompetitif jelas menarik perhatian konsumen di Eropa.
Pabrikan Eropa juga menyadari ancaman ini, dan perusahaan seperti BMW dan Volkswagen khawatir akan keuntungan di masa depan di tengah persaingan yang ketat dari China.
Porsche juga merevisi model-modelnya menyusul penurunan permintaan di pasar China, menekankan perlunya beradaptasi lebih banyak agar tetap relevan.
Meskipun Uni Eropa telah mengenakan tarif untuk melindungi produsen lokal, permintaan terhadap kendaraan listrik mewah berteknologi tinggi tetap kuat.
Para ahli seperti Tu Le, pendiri Sino Auto Insights, berpendapat bahwa merek-merek mewah China mampu membangun pangsa pasar yang besar di Eropa dengan kesabaran dan investasi yang tepat.
Analisis McKinsey juga memperkirakan bahwa segmen mobil mewah akan tumbuh lebih cepat dibandingkan pasar massal, sehingga memberikan ruang bagi merek China untuk memanfaatkan tren ini.
Selain itu, merek China juga meningkatkan visibilitasnya di Eropa melalui partisipasi di ajang bergengsi.
Misalnya, Yangwang dari BYD dan Aito yang didukung Huawei telah tampil di Paris Car Show dan Goodwood Festival of Speed, sehingga mendekatkan mereka kepada audiens Eropa.
Sementara itu, merek ternama seperti Aston Martin, Lamborghini, dan Ferrari kini terpaksa berbagi panggung dengan pendatang baru tersebut.
Dengan masa depan pasar kendaraan mewah yang kini berada di ambang perubahan besar, merek otomotif China diperkirakan akan mendefinisikan kembali apa artinya memiliki kendaraan premium.
Ketika merek-merek Eropa merestrukturisasi strategi mereka, persaingan yang semakin ketat ini diperkirakan akan mengubah ekspektasi konsumen dan menawarkan lebih banyak pilihan di sektor kendaraan listrik mewah.
(wbs)