Maung MV3 Garuda: Punya TKDN 70%, tapi Mesin Masih Impor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pindad menegaskan komitmennya dalam mengembangkan industri otomotif nasional melalui Maung MV3 Garuda. Mobil kebanggaan Indonesia ini memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 70%.
Meskipun demikian, Pindad mengakui masih mengimpor sejumlah komponen kunci, seperti mesin dan transmisi, dari mitra strategis internasional.
"Komponen lokal merupakan prioritas kami, tetapi untuk beberapa komponen yang belum tersedia di dalam negeri seperti mesin dan transmisi, kami bekerja sama dengan mitra global. Ini adalah hal yang biasa dalam industri otomotif," jelas Sigit P Santosa, Direktur Teknologi & Pengembangan PT Pindad.
Sebagai informasi, Maung MV3 diproduksi oleh Pindad awalnya untuk kebutuhan kendaraan taktis (rantis). Mobil ini dirancang agar dapat melintasi berbagai medan sulit dengan kemampuan manuver yang tak dimiliki kendaraan biasa.
Tapi, Sigit sangat mendukung arahan Presiden Prabowo untuk menggunakan mobil rakitan dalam negeri sebagai kendaraan operasional. Sebab, sebelumnya pejabat negara menggunakan mobil mewah impor.
"Proses produksi MV3 Garuda dimulai dengan penyusunan spesifikasi teknis yang dituangkan dalam dokumen System Requirement Specification (SRS) dan Test & Evaluation Master Plan. Setelah itu, tim engineering Pindad mengembangkan desain," ujarnya.
Proses Produksi MV3 Garuda:
- Perencanaan: Penyusunan spesifikasi teknis dalam dokumen System Requirement Specification (SRS) dan Test & Evaluation Master Plan.
- Desain: Pengembangan desain oleh tim engineering Pindad.
- Produksi: Pembuatan komponen utama (bodi, pintu, fender, dll.).
- Perakitan komponen melalui proses body welding.
- Pengecatan dan perakitan akhir.
- Pengujian dan Sertifikasi: Pengujian fungsi, pengecekan standar, dan sertifikasi keamanan.
Meskipun masih mengimpor beberapa komponen, TKDN sebesar 70% pada Maung MV3 Garuda patut diapresiasi. Hal ini menunjukkan keseriusan Pindad dalam mendukung industri dalam negeri dan mengurangi ketergantunganpadaimpor.
Meskipun demikian, Pindad mengakui masih mengimpor sejumlah komponen kunci, seperti mesin dan transmisi, dari mitra strategis internasional.
"Komponen lokal merupakan prioritas kami, tetapi untuk beberapa komponen yang belum tersedia di dalam negeri seperti mesin dan transmisi, kami bekerja sama dengan mitra global. Ini adalah hal yang biasa dalam industri otomotif," jelas Sigit P Santosa, Direktur Teknologi & Pengembangan PT Pindad.
Sebagai informasi, Maung MV3 diproduksi oleh Pindad awalnya untuk kebutuhan kendaraan taktis (rantis). Mobil ini dirancang agar dapat melintasi berbagai medan sulit dengan kemampuan manuver yang tak dimiliki kendaraan biasa.
Tapi, Sigit sangat mendukung arahan Presiden Prabowo untuk menggunakan mobil rakitan dalam negeri sebagai kendaraan operasional. Sebab, sebelumnya pejabat negara menggunakan mobil mewah impor.
"Proses produksi MV3 Garuda dimulai dengan penyusunan spesifikasi teknis yang dituangkan dalam dokumen System Requirement Specification (SRS) dan Test & Evaluation Master Plan. Setelah itu, tim engineering Pindad mengembangkan desain," ujarnya.
Proses Produksi MV3 Garuda:
- Perencanaan: Penyusunan spesifikasi teknis dalam dokumen System Requirement Specification (SRS) dan Test & Evaluation Master Plan.- Desain: Pengembangan desain oleh tim engineering Pindad.
- Produksi: Pembuatan komponen utama (bodi, pintu, fender, dll.).
- Perakitan komponen melalui proses body welding.
- Pengecatan dan perakitan akhir.
- Pengujian dan Sertifikasi: Pengujian fungsi, pengecekan standar, dan sertifikasi keamanan.
Meskipun masih mengimpor beberapa komponen, TKDN sebesar 70% pada Maung MV3 Garuda patut diapresiasi. Hal ini menunjukkan keseriusan Pindad dalam mendukung industri dalam negeri dan mengurangi ketergantunganpadaimpor.
(dan)