Pertamax dan Pertalite Disebut BBM Kotor Karena Sulfur Tinggi, Ini Penjelasannya!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Banyak yang mengira Pertamax tergolong dalam BBM bersih. Padahal, meski kandungan RON (Research Octane Number) Pertamax termasuk tinggi, namun sulfurnya tidak jauh berbeda dengan Pertalite sehingga jauh dari standar internasional.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mengatakan, kandungan sulfur di Pertamax masih 400 ppm (parts per million) atau tak beda jauh dari Pertalite yang 500 ppm.
Dari data Kemenko Marves, hanya ada tiga jenis BBM Pertamina yang masuk kategori bersih dan sesuai standar Euro 4. Yakni Pertamax Green, Pertamax Turbo, dan Pertadex 53. “Hanya saja memang BBM itu tidak tersedia secara luas di semua BBM,” ungkap Rachmat.
Maka, menjadi PR besar pemerintah dan Pertamina untuk menghadirkan BBM subsidi dengan kandungan rendah sulfur yang setidaknya sesuai dengan standar Euro IV.
Standar ini terus berkembang untuk mengurangi dampak negatif emisi gas buang kendaraan terhadap lingkungan dan kesehatan. Berikut rangkuman standar sulfur BBM internasional:
Euro 2 (1996): Bensin maks. 500 ppm, Diesel maks. 500 ppm
Euro 3 (2000): Bensin maks. 150 ppm, Diesel maks. 350 ppm
Euro 4 (2005): Bensin maks. 50 ppm, Diesel maks. 50 ppm
Euro 5 (2009): Bensin maks. 10 ppm, Diesel maks. 10 ppm
Euro 6 (2014): Bensin maks. 10 ppm, Diesel maks. 10 ppm
Standar Euro 6 juga mengatur emisi gas buang lainnya seperti nitrogen oksida (NOx)danpartikulat.
Lihat Juga: Berusia Lebih dari 100 Tahun, Kilang Plaju Kini Berkapasitas Pengolahan Hingga 126.000 Barel Per Hari
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mengatakan, kandungan sulfur di Pertamax masih 400 ppm (parts per million) atau tak beda jauh dari Pertalite yang 500 ppm.
Dari data Kemenko Marves, hanya ada tiga jenis BBM Pertamina yang masuk kategori bersih dan sesuai standar Euro 4. Yakni Pertamax Green, Pertamax Turbo, dan Pertadex 53. “Hanya saja memang BBM itu tidak tersedia secara luas di semua BBM,” ungkap Rachmat.
Maka, menjadi PR besar pemerintah dan Pertamina untuk menghadirkan BBM subsidi dengan kandungan rendah sulfur yang setidaknya sesuai dengan standar Euro IV.
Standar Sulfur Berbagai Negara
Standar sulfur dalam BBM bervariasi di berbagai negara. Namun secara umum mengacu pada standar Euro yang ditetapkan di Eropa.Standar ini terus berkembang untuk mengurangi dampak negatif emisi gas buang kendaraan terhadap lingkungan dan kesehatan. Berikut rangkuman standar sulfur BBM internasional:
Standar Euro:
Euro 1 (1992): Bensin maks. 1000 ppm, Diesel maks. 2000 ppmEuro 2 (1996): Bensin maks. 500 ppm, Diesel maks. 500 ppm
Euro 3 (2000): Bensin maks. 150 ppm, Diesel maks. 350 ppm
Euro 4 (2005): Bensin maks. 50 ppm, Diesel maks. 50 ppm
Euro 5 (2009): Bensin maks. 10 ppm, Diesel maks. 10 ppm
Euro 6 (2014): Bensin maks. 10 ppm, Diesel maks. 10 ppm
Standar Euro 6 juga mengatur emisi gas buang lainnya seperti nitrogen oksida (NOx)danpartikulat.
Lihat Juga: Berusia Lebih dari 100 Tahun, Kilang Plaju Kini Berkapasitas Pengolahan Hingga 126.000 Barel Per Hari
(dan)