Diserbu Merek China, Penjualan Mobil Tesla Terjun Bebas

Minggu, 05 Januari 2025 - 17:25 WIB
loading...
Diserbu Merek China,...
Mobil Tesla. FOTO/ AUTOPRO
A A A
BEIJING - Serangan mobil listrik asal China memberikan dampak besar kepada seluruh produsen, termasuk Tesla. Untuk pertama kalinya dalam satu dekade, penjualan mobil listrik asal Amerika Serikat itu turun signifikan.



Melansir Carscoops, Tesla menutup 2024 dengan catatan buruk dengan mengirimkan 495.570 unit pada kuartal keempat ke seluruh dunia. Catatan tersebut sebenarnya meningkat dibandingkan tahun lalu. Tapi tak bisa mendongkrak penjualan dalam setahun.

Secara umum, Tesla hanya mengirim 1,7 jutaan unit mobil listrik sepanjang 2024. Angka tersebut turun sekitar 100 ribu unit dibandingkan tahun sebelumnya. Penjualan tersebut didominasi oleh Model Y dan Model 3 yang mencatatkan sebesar 90 persen.

Sementara Model S, Model X, dan Cybertruck menyumbangkan kurang dari 5 persen total penjualan. Ini menandakan bahwa Tesla bergantung pada penjualan Model Y dan Model 3 di pasar global.

Selain pengiriman kendaraannya, Tesla melaporkan kinerja yang kuat dalam bisnis energinya. Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka telah menghasilkan produk penyimpanan energi sebesar 11,0 GWh pada kuartal keempat tahun 2024.

Perusahaan tersebut belum merilis hasil keuangan yang dapat memberikan petunjuk tambahan tentang kinerja merek tersebut. Itu akan dirilis pada 29 Januari setelah pasar tutup.

Laporan penjualan Tesla belum mampu membantu memulihkan saham perusahaan yang menurun. Kini, atau ketika artikel dibuat, saham Tesla telah turun 6,8 persen. Selama lima hari perdagangan terakhir, TSLA telah turun dari harga tertinggi US$ 465 per saham menjadi hanya 375 dolar AS.

Salah satu faktor yang bisa menyelamatkan Tesla dari penurunan penjualan adalah kemunculan Model Y versi terbaru dengan kode proyek Juniper. Kendaraan tersebut digadang-gadang akan meluncur bulan depan dan menjadi jagoan baru perusahaan di pasar global.

Chief Executive Officer (CEO) Tesla Elon Musk memprediksi penjualan mobil listriknya akan meningkat 20 persen pada tahun ini. Lebih lagi, pihaknya juga berencana menjual kendaraan dengan banderol lebih terjangkau.

Sebelumnya, BYD, raksasa otomotif asal China mencatatkan penjualan besar sepanjang 2024. Secara global, mereka berhasil memasarkan kendaraan energi baru (NEV) sebanyak 4,2 juta unit, termasuk di Indonesia.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1864 seconds (0.1#10.140)