Siasat Jitu Suzuki Menghadapi Badai Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 memporak porandakan perekonomian nasional. Banyak sektor yang terpukul cukup dalam, salah satunyaotomotif. Pasar domestik dilanda ketidakpastian dan cenderung melemah sejak Maret 2020 silam. Alhasil, para Agen Pemegang Merek (APM) memutar otak agar produk terus bisa dijual. Selain tetap berharap pada membaiknya kondisi di dalam negeri, karena upaya keras pemerintah mengatasi pandemi, pasar luar negeri semakin dilirik karena beberapa negara memberikan insentif bagi warganya dalam kepemilikan mobil. Seperti di Malaysia dan Thailand.
“Memang kondisi pasar luar negeri cukup bagus. Namun demikian kami juga menperhatikan pasar domestik yang mulai pulih,”ujar 4W Marketing Director PTSuzukiIndomobil Sales (SIS) Donny Saputra saat acara Ngobrol Virtual (Ngovid) Forwot.(Baca juga : Suzuki Jimny Kalah, Waiting List Trabant Sampai 13 Tahun )
Data Suzuki menunjukkan, pada Juli 2020, pabrikan berlogo huruf S itu mengapalkan total sebanyak 5.030 unitmobildalam bentuk utuh (Completely Built Up) maupun terurai (Completely Knock Down). Angka ini lebih tinggi 329% dibanding bulan sebelumnya.Model-model yang berkontribusi besar terhadap peningkatan tersebut di antaranya adalah XL7 dan All New Ertiga.
Pasa Juli 2020 ekspor Suzuki didominasi oleh XL7 dan All New Ertiga. Mobil jenis SUV terbaru Suzuki, XL7, menyumbang sebanyak 2.694 unit atau setara dengan 54% terhadap total volume ekspor Suzuki. Kemudian All New Ertiga, yang terjual sebanyak 1.871 unit atau 37%. Produk lain seperti New Carry dan APV juga berkontribusi dalam ekspor Suzuki.
Produk-produk tersebut banyak diekspor ke berbagai negara Asia maupun Amerika Latin, seperti Vietnam, Filipina, dan Mexico yang menjadi tiga negara pengimpor terbesar di samping Thailand, Taiwan, dan Myanmar. Hal ini memperlihatkan bahwa pasar otomotif dan ekonomi di negara lain juga berangsur pulih, sehingga membangun optimisme Suzuki Indonesia untuk terus mengembangkan pasar ekspor melalui produk lokal berkualitas global.
Donny menilai pasar otomotif hingga akhir tahun 2020 cenderung stabil. Alasannya, pasar domestik mengalami rebound (meningkat) mulai Semester II 2020. Suzuki menilai, kontraksi pasar mobil nasional dipengaruhi oleh kondisi ekonomi nasional di awal tahun 2020 yang negatif akibat Pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap volume penjualan pada semester pertama. Karenanya, untuk menggairahkan pasar diperlukan stimulus tak hanya dari pemerintah tetapi juga dari pabrikan. “Salah satunya dengan meluncurkan varian baru,”ungkap Donny.
Insentif berupa pengurangan Bea Balik Nama (BBN) juga dinilai mampu memberikan angin segar bagi penjualan mobil nasional.
Donny menilai, pada kuartal IV 2020, dengan beragam stimulus yang ada recovery industri automotif nasional bisa lebih cepat. Apalagi, di beberapa negara seperti Thailand, Malaysia dan Singapura sudah memberikan stimulus berkaitan dengan kemudahan untuk pembelian kendaraan bermotor.(Baca juga : Batman Pilih Chevrolet Corvette Stingray Klasik Buat Harian )
Pasar ekspor digadang-gadang menjadi penopang industri otomotif nasional agar terus bertumbuh. “Ekspor kita sangat bagus dan memang salah satu penyokong industri automotif nasional,”ujar Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara di Jakarta, kemarin. Dia memaparkan, untuk semakin meningkatkan ekspor perlu dukungan dari prinsipal dan pemerintah.
“Dari prinsipal perlu ada kebijakan penambahan varian dan peningkatan volume produksi di Indonesia,”ucapnya. Saat ini, kapasitas pabrik mobil di dalam negeri mencapai 2,4 juta unit per tahun. Sedangkan produksi mobil di dalam negeri hanya mencapai 1,3 juta unit per tahun. “Sehingga masih ada kapasitas yang belum digunakan. Kami berharap prinsipal mengambil langkah strategis,”ucapnya. Selain itu, lanjut dia, prinsipal perlu untuk membuka pasar baru untuk mobil-mobil yang diproduksi di Indonesia.
“Memang kondisi pasar luar negeri cukup bagus. Namun demikian kami juga menperhatikan pasar domestik yang mulai pulih,”ujar 4W Marketing Director PTSuzukiIndomobil Sales (SIS) Donny Saputra saat acara Ngobrol Virtual (Ngovid) Forwot.(Baca juga : Suzuki Jimny Kalah, Waiting List Trabant Sampai 13 Tahun )
Data Suzuki menunjukkan, pada Juli 2020, pabrikan berlogo huruf S itu mengapalkan total sebanyak 5.030 unitmobildalam bentuk utuh (Completely Built Up) maupun terurai (Completely Knock Down). Angka ini lebih tinggi 329% dibanding bulan sebelumnya.Model-model yang berkontribusi besar terhadap peningkatan tersebut di antaranya adalah XL7 dan All New Ertiga.
Pasa Juli 2020 ekspor Suzuki didominasi oleh XL7 dan All New Ertiga. Mobil jenis SUV terbaru Suzuki, XL7, menyumbang sebanyak 2.694 unit atau setara dengan 54% terhadap total volume ekspor Suzuki. Kemudian All New Ertiga, yang terjual sebanyak 1.871 unit atau 37%. Produk lain seperti New Carry dan APV juga berkontribusi dalam ekspor Suzuki.
Produk-produk tersebut banyak diekspor ke berbagai negara Asia maupun Amerika Latin, seperti Vietnam, Filipina, dan Mexico yang menjadi tiga negara pengimpor terbesar di samping Thailand, Taiwan, dan Myanmar. Hal ini memperlihatkan bahwa pasar otomotif dan ekonomi di negara lain juga berangsur pulih, sehingga membangun optimisme Suzuki Indonesia untuk terus mengembangkan pasar ekspor melalui produk lokal berkualitas global.
Donny menilai pasar otomotif hingga akhir tahun 2020 cenderung stabil. Alasannya, pasar domestik mengalami rebound (meningkat) mulai Semester II 2020. Suzuki menilai, kontraksi pasar mobil nasional dipengaruhi oleh kondisi ekonomi nasional di awal tahun 2020 yang negatif akibat Pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap volume penjualan pada semester pertama. Karenanya, untuk menggairahkan pasar diperlukan stimulus tak hanya dari pemerintah tetapi juga dari pabrikan. “Salah satunya dengan meluncurkan varian baru,”ungkap Donny.
Insentif berupa pengurangan Bea Balik Nama (BBN) juga dinilai mampu memberikan angin segar bagi penjualan mobil nasional.
Donny menilai, pada kuartal IV 2020, dengan beragam stimulus yang ada recovery industri automotif nasional bisa lebih cepat. Apalagi, di beberapa negara seperti Thailand, Malaysia dan Singapura sudah memberikan stimulus berkaitan dengan kemudahan untuk pembelian kendaraan bermotor.(Baca juga : Batman Pilih Chevrolet Corvette Stingray Klasik Buat Harian )
Pasar ekspor digadang-gadang menjadi penopang industri otomotif nasional agar terus bertumbuh. “Ekspor kita sangat bagus dan memang salah satu penyokong industri automotif nasional,”ujar Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara di Jakarta, kemarin. Dia memaparkan, untuk semakin meningkatkan ekspor perlu dukungan dari prinsipal dan pemerintah.
“Dari prinsipal perlu ada kebijakan penambahan varian dan peningkatan volume produksi di Indonesia,”ucapnya. Saat ini, kapasitas pabrik mobil di dalam negeri mencapai 2,4 juta unit per tahun. Sedangkan produksi mobil di dalam negeri hanya mencapai 1,3 juta unit per tahun. “Sehingga masih ada kapasitas yang belum digunakan. Kami berharap prinsipal mengambil langkah strategis,”ucapnya. Selain itu, lanjut dia, prinsipal perlu untuk membuka pasar baru untuk mobil-mobil yang diproduksi di Indonesia.