Fiat dan Peugeot Diharapkan Bisa Bergabung Paruh Pertama Tahun Depan
loading...
A
A
A
PARIS - Pada September 2020 lalu, Fiat Chrysler Automobile (FCA) dan Groupe PSA mengubah perjanjian kolaborasinya. Di dalamnya tertuang bahwa perjanjian merger keduanya diharapkan rampung pada kuartal pertama 2021.
Kedua grup perusahaan itu setuju agar Groupe PSA melepas sebagian kepemilikan sahamnya di Faurecia, tetapi tidak lebih dari 7%, seiring dengan sisa saham sebesar 46% agar bisa segera didistribusikan ke semua pemegang saham Stellantis.
FCA dan PSA juga telah mendapat lampu hijau untuk merger dengan nilai USD38 miliar atau Rp554,743 triliun dari Uni Eropa, demi mewujudkan ambisi menjadi pabrikan otomotif terbesar keempat dunia secara volume.
Pada paruh ketiga tahun ini, FCA mencatat penjualan 554.000 unit kendaraan atau turun 8%, terutama karena rendahnya pengiriman Ram 1500 Classic menjelang produksi Grand Wagoneer. Penurunan juga disebabkan karena FCA menghentikan Dodge Grand Caravan.
Meski begitu, FCA tetap mengantongi laba bersih EUR1,205 miliar atau Rp20,507 triliun. Angka tersebut lebih baik dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu, karena mengalami kerugian EUR179 juta atau Rp3,046 miliar.
Kedua grup perusahaan itu setuju agar Groupe PSA melepas sebagian kepemilikan sahamnya di Faurecia, tetapi tidak lebih dari 7%, seiring dengan sisa saham sebesar 46% agar bisa segera didistribusikan ke semua pemegang saham Stellantis.
FCA dan PSA juga telah mendapat lampu hijau untuk merger dengan nilai USD38 miliar atau Rp554,743 triliun dari Uni Eropa, demi mewujudkan ambisi menjadi pabrikan otomotif terbesar keempat dunia secara volume.
Pada paruh ketiga tahun ini, FCA mencatat penjualan 554.000 unit kendaraan atau turun 8%, terutama karena rendahnya pengiriman Ram 1500 Classic menjelang produksi Grand Wagoneer. Penurunan juga disebabkan karena FCA menghentikan Dodge Grand Caravan.
Meski begitu, FCA tetap mengantongi laba bersih EUR1,205 miliar atau Rp20,507 triliun. Angka tersebut lebih baik dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu, karena mengalami kerugian EUR179 juta atau Rp3,046 miliar.
(wbs)