Kisah Intrik Antar Eksekutif di Balik Gurihnya Penjualan Porsche Cayenne

Kamis, 17 Desember 2020 - 13:15 WIB
loading...
A A A
Hanya saja dia masih harap-harap cemas karena produk kedua sebuah SUV bernama Cayenne kemungkinan akan ditolak mentah-mentah. “Merupakan keputusan yang berani untuk membangun SUV pada akhir 1990-an, tetapi keputusan ini berarti bahwa Porsche dapat melampaui semua ekspektasi beberapa saat kemudian,” kenang Wöhler, salah satu karyawan pabrik Porsche di Zuffenhausen, Jerman waktu itu. (Baca juga : Pesaing Toyota Land Cruiser, Hyundai Palisade Hadir di Indonesia )

Kisah Intrik Antar Eksekutif di Balik Gurihnya Penjualan Porsche Cayenne


Hanya saja rasa pesimis Wendelin justru tidak menjadi kenyataan. Para penggemar fanatik Porsche yang mengkritik Wendelin terpaksa gigit jari. Pasalnya Porsche Cayenne justru laris bak kacang goreng. Wendelin pun menang pertaruhan dan berhasi mengangkat Porsche dari jurang kehancuran.

Tapi tetap saja apa yang dicapai Wendelin justru tidak pernah diterima oleh penggemar fanatik Porsche. Wendelin dianggap sebagai sosok yang hanya berorientasi pada uang ketimbang menjaga warisan orisinalitas Porsche itu sendiri. Sebaliknya Wendelin menganggap profit adalah tujuan utama dari bisnis otomotif. "Kalau tidak fokus pada profit sebaiknya tidak usah berbisnis otomotif," ucap Wendelin seperti dikutip CNN Money.

Determinasi Wendelin pada profit memang diakui oleh anak-anak buahnya yang kelak menjadi bos-bos produsen mobil dunia. Misalnya Wolfgang Durheimer yang pernah jadi orang nomor satu Bugatti. "Dia sangat kuat dalam pengaturan waktu, jadwal dan tentunya profit. Dia orang yang tidak pernah berhenti," jelasnya.

Keinginan Wendelin membawa Porsche mendapatkan profit yang sangat besar baru terbentur ketika dia ingin Porsche mengambilalih Volkswagen. Keinginan ini justru kembali membuat gusar Ferdinand Piech. Ferdinand merasa Wendelin ingin membuat Porsche menjadi sebuah mobil produksi massal layaknya Volkswagen.

(Baca juga : Paige Spiranac Masih Tetap Cantik saat Marah Dikritik )

Sosok Ferdinand Piech memang bertolakbelakang dengan Wendelin. Jika Wendelin orientasinya profit, Ferdinand Piech justru fokus pada pengembangan performa. Dia melanglang buana dari satu merek ke merek lainnya untuk membuat mobil sport yang kencang. Berbeda dengan Wendelin yang team player, Ferdinand Piech justru bekerja dalam gelap. Dia hanya bekerja dengan orang-orang yang dia pilih.

Tidak heran ketika Ferdinand Piech mendengar Wendelin ingin mengambil alih Volkswagen dengan bendera Porsche, dia langsung gusar. Dia yang saat itu memegang jabatan Chairman Volkswagen langsung bermanuver mengomandoi banyak orang penting Volkswagen untuk menolak proposal Wendelin.

Kisah Intrik Antar Eksekutif di Balik Gurihnya Penjualan Porsche Cayenne
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3452 seconds (0.1#10.140)