Memahami Perbedaan Mobil Listrik dan Mobil Hybrid
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pasar mobil Tanah Air sudah diramaikan dengan kehadira mobil bertenaga listrik dan hybrid. Namun, tak sedikit yang masih mengira bahwa keduanya merupakan jenis mobil yang sama, padahal berbeda.
Tujuan utama pembuatan kedua jenis kendaraan tersebut di industri otomotif memang mirip, yaitu untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak sebagai sumber tenaga.
Meski tujuannya serupa, tetapi mobil listrik dan hybrid adalah jenis yang berbeda. Berikut penjelasannya, dilansir dari laman Auto2000, Selasa (6/7/2021).
Mobil listrik
Ide pembuatan mobil listrik sudah muncul sejak abad ke-19. Namun realisasi ide ini hingga menjadi produk yang dapat digunakan oleh masyarakat luas memang memakan waktu sangat lama.
Bahkan hingga saat ini, mobil listrik belum dapat dinikmati oleh seluruh kalangan. Tidak hanya soal perihal harga saja, tetapi juga infrastruktur untuk mengisi daya dari mobil listrik ini.
Mobil listrik menjadi populer karena diklaim bebas emisi gas buang. Sebab, mobil ini tidak menggunakan bahan bakar minyak sebagai sumber tenaga.
Sebagai pengganti bahan bakar minyak, mobil listrik menggunakan tenaga listrik untuk sumber tenaga utama dan baterai sebagai sumber tenaga cadangan.
Perlu diingat, semakin tinggi kecepatan mobil, maka semakin tinggi pula konsumsi sumber tenaganya. Mobil akan lebih cepat kehabisan daya jika dipacu dalam kecepatan tinggi terus-menerus.
Mobil hybrid
Untuk memahami perbedaan mobil listrik dan hybrid, ketahui pula seluk-beluk mobil hybrid secara mendalam. Gagasan untuk merancang mobil hybrid pun sudah ada sejak lama.
Pada 1902, mobil hybrid pertama resmi ditemukan. Namun, mobil hybrid baru diproduksi massal pada 1997. Sama seperti mobil listrik, hybrid pun kembali populer belakangan ini.
Jika mobil listrik mengandalkan sumber tenaga eksternal atau listrik, maka sumber tenaga hybrid justru berasal dari dalam mesin. Hybrid mendapatkan sumber tenaga dari proses pengolahan sisa putaran bahan bakar mobil ditambah dengan energi dari motor listrik.
Meski masih memanfaatkan proses pembakaran di dalam mesin sebagai sumber tenaga penggerak, hybrid diklaim mampu mengurangi polusi udara.
Mobil plug-in hybrid
Pengembangan hybrid menghasilkan inovasi baru bernama plug-in hybrid. Mobil jenis ini mampu menyalurkan energi yang dihasilkan motor listrik, tanpa harus menunggu proses pengolahan sisa putaran bahan bakar mobil. Jadi, kapasitas baterai yang ada pada plug-in hybrid pun otomatis lebih besar.
Plug-in hybrid dibagi menjadi dua jenis, yaitu plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) dan extended range electric vehicle (EREV).
PHEV mengombinasikan motor listrik dan bahan bakar sebagai sumber tenaga. Pengendara bisa memilih mana sumber tenaga yang ingin digunakan saat mengendarai mobil.
Sementara itu, EREV mengandalkan motor listrik sebagai sumber tenaga utama mobil.
Tujuan utama pembuatan kedua jenis kendaraan tersebut di industri otomotif memang mirip, yaitu untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak sebagai sumber tenaga.
Meski tujuannya serupa, tetapi mobil listrik dan hybrid adalah jenis yang berbeda. Berikut penjelasannya, dilansir dari laman Auto2000, Selasa (6/7/2021).
Mobil listrik
Ide pembuatan mobil listrik sudah muncul sejak abad ke-19. Namun realisasi ide ini hingga menjadi produk yang dapat digunakan oleh masyarakat luas memang memakan waktu sangat lama.
Bahkan hingga saat ini, mobil listrik belum dapat dinikmati oleh seluruh kalangan. Tidak hanya soal perihal harga saja, tetapi juga infrastruktur untuk mengisi daya dari mobil listrik ini.
Mobil listrik menjadi populer karena diklaim bebas emisi gas buang. Sebab, mobil ini tidak menggunakan bahan bakar minyak sebagai sumber tenaga.
Sebagai pengganti bahan bakar minyak, mobil listrik menggunakan tenaga listrik untuk sumber tenaga utama dan baterai sebagai sumber tenaga cadangan.
Perlu diingat, semakin tinggi kecepatan mobil, maka semakin tinggi pula konsumsi sumber tenaganya. Mobil akan lebih cepat kehabisan daya jika dipacu dalam kecepatan tinggi terus-menerus.
Mobil hybrid
Untuk memahami perbedaan mobil listrik dan hybrid, ketahui pula seluk-beluk mobil hybrid secara mendalam. Gagasan untuk merancang mobil hybrid pun sudah ada sejak lama.
Pada 1902, mobil hybrid pertama resmi ditemukan. Namun, mobil hybrid baru diproduksi massal pada 1997. Sama seperti mobil listrik, hybrid pun kembali populer belakangan ini.
Jika mobil listrik mengandalkan sumber tenaga eksternal atau listrik, maka sumber tenaga hybrid justru berasal dari dalam mesin. Hybrid mendapatkan sumber tenaga dari proses pengolahan sisa putaran bahan bakar mobil ditambah dengan energi dari motor listrik.
Meski masih memanfaatkan proses pembakaran di dalam mesin sebagai sumber tenaga penggerak, hybrid diklaim mampu mengurangi polusi udara.
Mobil plug-in hybrid
Pengembangan hybrid menghasilkan inovasi baru bernama plug-in hybrid. Mobil jenis ini mampu menyalurkan energi yang dihasilkan motor listrik, tanpa harus menunggu proses pengolahan sisa putaran bahan bakar mobil. Jadi, kapasitas baterai yang ada pada plug-in hybrid pun otomatis lebih besar.
Plug-in hybrid dibagi menjadi dua jenis, yaitu plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) dan extended range electric vehicle (EREV).
PHEV mengombinasikan motor listrik dan bahan bakar sebagai sumber tenaga. Pengendara bisa memilih mana sumber tenaga yang ingin digunakan saat mengendarai mobil.
Sementara itu, EREV mengandalkan motor listrik sebagai sumber tenaga utama mobil.
(wbs)