Permintaan Lithium Tinggi, Suzuki Akan Pakai Hidrogen

Kamis, 05 Agustus 2021 - 10:01 WIB
loading...
Permintaan Lithium Tinggi, Suzuki Akan Pakai Hidrogen
Suzuki Hanare. FOTO/ IST
A A A
NEW DELHI - Bahan bakar minyak yang semakin tak bersahabat terhadap lingkungan hidup membuat produsen otomotif mencari bahan bakar altenatif salah satunya hidrogen.

“Penggunaan tenaga hidrogen untuk keperluan mobilitas dipandang sebagai alternatif yang menarik bagi India karena dapat mengurangi ketergantungannya pada impor bahan baku lithium,” kata Direktur Maruti Suzuki, R.C. Bhargava seperti dilansir dari Reuters. BACA JUGA - Varian Delta Meletus, China Akui Lebih Ganas dari COVID-19 Wuhan

Permintaan lithium melonjak karena banyak pemerintah di seluruh dunia mendesak produsen kendaraan untuk mematuhi standar emisi karbon yang semakin ketat, sementara pada saat yang sama menghentikan produksi mobil dengan mesin pembakaran internal secara perlahan.

Di India, transisi ke mobil listrik (EV) terlihat lambat karena biaya baterai yang tinggi dan kurangnya infrastruktur pengisian daya. India juga tidak memiliki cadangan lithium yang mayoritas dikuasai China.

Situasi tersebut membuat EV sulit dijual di negara-negara seperti India yang pendapatan per kapitanya hanya sekitar USD2.000 atau sekitar lima persen di Eropa dan Jepang di mana 95 persen mobil dijual dengan harga di bawah USD20.000.

“Kita perlu mengidentifikasi strategi untuk terus bergerak maju. Target nol emisi juga perlu konsisten dengan kondisi ekonomi dan infrastruktur di dalam negeri,” kata Bhargava.

Untuk mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi, Maruti kini memprioritaskan penjualan mobil yang menggunakan gas alam terkompresi (CNG), selain berinvestasi pada teknologi hybrid. Penggunaan hidrogen juga dipandang sebagai alternatif yang menarik.

Suzuki Motor Corp, yang mengendalikan Maruti, kini aktif mengembangkan teknologi bersih yang cocok untuk pasar India.

Pernyataan dari Bhargava muncul setelah EV mendapatkan perhatian yang meningkat di India dengan Tesla mencoba melobi pemerintah untuk mengurangi bea masuk pada EV. Permintaan Tesla memicu perdebatan di industri otomotif ketika Hyundai Motor Co. juga mendukung pemotongan pajak untuk mobil impor.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1243 seconds (0.1#10.140)