Kebiasaan Merokok di Dalam Mobil Ternyata Bikin Harga Jual Kendaraan Anjlok
loading...
A
A
A
JAKARTA - Asap rokok disebut dapat merusak interior dan mengurangi harga jual mobil. Asap yang menempel di interior juga mengganggu kesehatan pengguna mobil.
Hal itu terungkap saat Terios Rush Club Indonesia (TeRuCi) menggelar nongkrong virtual antar chapter bertema “Perawatan Kendaraan dalam Keseharian Komunitas,” Sabtu 4 September 2021. BACA JUGA - Cepat Hapus 8 Aplikasi Ini, Karena Disusupi Virus Joker dan Bisa Curi Uang Anda
Acara dihadiri humas pengurus pusat TeRuCi (2017-2019) Reza Dado, Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) Ariyo Bimmo serta puluhan anggota dari chapter Jakarta, Bekasi, Depok, dan Tangerang.
Dalam sambutannya, Reza menyambut baik inisiatif untuk menjaga tali silaturahmi antar anggota di masa pandemi ini. Menurutnya semangat kekeluargaan harus tetap terjaga meski tidak bisa bertemu secara fisik. “Hari ini kita kumpul untuk merawat hubungan antar anggota. Sama seperti mobil, biarpun intensitas bertemu (fisik) menurun, kualitas harus tetap bagus,” kata Reza.
Dalam acara tersebut Reza juga berbagi tips perawatan interior agar tetap prima. Ia menyebut interior tetap harus dirawat meski mobilitas selama pandemi dibatasi.
Menurut Reza, rutin membuka kaca jendela dan pintu baik untuk memberikan sirkulasi udara segar ke dalam interior mobil. Ia juga mengajak para anggota TeRuCi menghentikan kebiasaan merokok di dalam mobil.
“Merokok di dalam mobil bisa menimbulkan bau, merusak interior, dan berpengaruh kepada harga jual mobil nantinya,” tutur Reza.
Ketua KABAR Ariyo Bimmo menyebut kebiasaan merokok di dalam mobil sering dianggap sepele, padahal sangat berbahaya dari aspek keselamatan berkendara maupun kualitas udara. Tidak hanya pada pengemudi, namun juga penumpang.
“Asap rokok mengandung ribuan zat kimia berbahaya yang akan menempel di interior mobil. Asap ini sangat berbahaya dan bisa terhirup orang lain di sekitar perokok dan berbahaya bagi kesehatan,” kata Ariyo.
Ariyo menyebut cara terbaik mengurangi bahayanya adalah tidak merokok sama sekali. Ia mengingatkan, menggunakan produk tembakau saat mengemudi tidak disarankan karena berisiko dari aspek keselamatan berkendara.
“Penggunaan produk tembakau alternatif dibandingkan dengan lanjut merokok adalah upaya pengurangan bahaya atau harm reduction. Sama dengan tidak merokok sambil berkendara, atau penggunaan sabuk keselamatan, itu juga untuk mengurangi bahaya,” kata Ariyo.
Hal itu terungkap saat Terios Rush Club Indonesia (TeRuCi) menggelar nongkrong virtual antar chapter bertema “Perawatan Kendaraan dalam Keseharian Komunitas,” Sabtu 4 September 2021. BACA JUGA - Cepat Hapus 8 Aplikasi Ini, Karena Disusupi Virus Joker dan Bisa Curi Uang Anda
Acara dihadiri humas pengurus pusat TeRuCi (2017-2019) Reza Dado, Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) Ariyo Bimmo serta puluhan anggota dari chapter Jakarta, Bekasi, Depok, dan Tangerang.
Dalam sambutannya, Reza menyambut baik inisiatif untuk menjaga tali silaturahmi antar anggota di masa pandemi ini. Menurutnya semangat kekeluargaan harus tetap terjaga meski tidak bisa bertemu secara fisik. “Hari ini kita kumpul untuk merawat hubungan antar anggota. Sama seperti mobil, biarpun intensitas bertemu (fisik) menurun, kualitas harus tetap bagus,” kata Reza.
Dalam acara tersebut Reza juga berbagi tips perawatan interior agar tetap prima. Ia menyebut interior tetap harus dirawat meski mobilitas selama pandemi dibatasi.
Menurut Reza, rutin membuka kaca jendela dan pintu baik untuk memberikan sirkulasi udara segar ke dalam interior mobil. Ia juga mengajak para anggota TeRuCi menghentikan kebiasaan merokok di dalam mobil.
“Merokok di dalam mobil bisa menimbulkan bau, merusak interior, dan berpengaruh kepada harga jual mobil nantinya,” tutur Reza.
Ketua KABAR Ariyo Bimmo menyebut kebiasaan merokok di dalam mobil sering dianggap sepele, padahal sangat berbahaya dari aspek keselamatan berkendara maupun kualitas udara. Tidak hanya pada pengemudi, namun juga penumpang.
“Asap rokok mengandung ribuan zat kimia berbahaya yang akan menempel di interior mobil. Asap ini sangat berbahaya dan bisa terhirup orang lain di sekitar perokok dan berbahaya bagi kesehatan,” kata Ariyo.
Ariyo menyebut cara terbaik mengurangi bahayanya adalah tidak merokok sama sekali. Ia mengingatkan, menggunakan produk tembakau saat mengemudi tidak disarankan karena berisiko dari aspek keselamatan berkendara.
“Penggunaan produk tembakau alternatif dibandingkan dengan lanjut merokok adalah upaya pengurangan bahaya atau harm reduction. Sama dengan tidak merokok sambil berkendara, atau penggunaan sabuk keselamatan, itu juga untuk mengurangi bahaya,” kata Ariyo.
(wbs)