SOS Children’s Villages Bagikan Kiat Mengasuh Anak saat Pandemi COVID-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi COVID-19 telah membuat banyak orang tua khawatir dan cemas. Pasalnya, banyak anak-anak yang rentan stres karena diharuskan di rumah, tidak dapat pergi ke sekolah dan tidak boleh bermain dengan teman-temannya. Hal-hal ini bisa menjadi pemicu kecemasan atau stres. Saat ini, di tengah virus corona yang semakin masif, orang tua harus bekerja ekstra untuk membuat anak-anak merasa aman dan nyaman.
Anak-anak diajak untuk menerapkan semua tindakan yang diperlukan di rumah sebagai upaya pencegahan penularan virus corona, seperti tidak pergi ke luar rumah, rajin cuci tangan dengan sabun, makan makanan yang bergizi, dan minum vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh. Selain mengajarkan budaya hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada anak-anak, orang tua juga harus menghadapi anak-anak dalam menyampaikan informasi tentang virus corona.
“Emosi dapat lebih menular daripada virus corona. Orang tua yang bahagia dapat membuat anak-anak mereka bahagia juga. Jaga diri dan perhatikan kesehatan pikiran sendiri terlebih dahulu, dengan begitu, anak-anak juga akan baik-baik saja,” ungkap Teresa Ngigi, spesialis psikolog anak dari SOS Children’s Villages International.
SOS Children’s Villages adalah organisasi sosial yang fokus memberikan pengasuhan berkualitas kepada anak-anak yang telah kehilangan pengasuhan orang tua. Menghadapi krisis corona ini, anak-anak semakin rentan mengalami kecemasan. Untuk itu, sebagai spesialis di bidang pengasuhan alternatif, SOS Children’s Villages menyampaikan kiat-kiat mengasuh anak selama pandemi COVID-19.
Berikut adalah beberapa tips untuk para orang tua dan pengasuh di rumah:
1. Pastikan kebahagiaan diri sendiri
Orang tua seringkali terlalu fokus merawat anak sehingga kerap melupakan diri sendiri. Padahal, semakin orang tua bahagia dan terlepas dari stres, kebahagiaan itu juga akan menular ke anak-anak. Orang tua dapat melakukan aktivitas positif yang membuat mereka bahagia untuk memulai hari.
2. Tetap tenang dan jangan menyebarkan hal negatif
Emosi tidak memiliki batas. Sama seperti virus, emosi juga dapat menyebar. Contohnya, ketika membagikan ketakutan, kepanikan, prasangka, dan hal-hal negatif di media sosial, orang yang jauh pun dapat terpengaruh serta ikut takut dan panik hanya dengan melihat atau membaca hal-hal negatif yang dibagikan tersebut—dan itu tidak membantu melewati masa sulit ini.
3. Biarkan anak-anak membuat keputusan sendiri
Duduk bersama anak, jelaskan apa yang sedang terjadi, bagaimana perkembangan virus corona di luar sana, kemudian tanyakan pendapat mereka apa yang menurut mereka perlu dilakukan. Dari jawaban anak, orang tua biasanya akan menemukan masukan dan ide-ide baru.
4. Lakukan sekarang apa yang disenangi
Lakukan hal-hal yang telah ditunda karena tidak punya waktu atau energi untuk melakukannya. Misalnya, orang tua ingin menggambar, melukis, atau merajut? Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menjadi kreatif! Setiap kali mulai khawatir karena keadaan pandemi, tarik napas, dan ingatlah, meski situasi sedang tidak kondusif, fokuslah untuk menciptakan momen-momen baik hari ini.
5. Jangan mengonsumsi informasi secara berlebihan
Pegang kendali atas informasi-informasi yang dapat diterima. Pilih dengan hati-hati apa yang ingin kamu tonton, dengar, dan baca. Apabila itu bisa memicu kepanikan, stop konsumsi informasi tersebut!
6. Lakukan rutinitas harian seperti biasa
Anak-anak membutuhkan keseharian yang terstruktur dan rutin. Mereka perlu merasa bahwa hidup dapat diprediksi karena hal itu akan membuat mereka merasa aman. Meski kita semua telah keluar dari rutinitas biasa, tetapi kita dapat menciptakan rutinitas baru dan melakukannya secara terus-menerus.
7. Tetap bersosialisasi
Social distancing bukan berarti berhenti bersosialisasi. Oleh karena itu, tetaplah berhubungan dan berbagi cerita dengan teman-teman atau keluarga melalui chat, telepon, email, dan lain-lain.
8. Jangan menyalahkan keadaan
Ini bukan waktunya menyalahkan. Tidak masalah bagaimana atau di mana virus ini dimulai, yang terpenting adalah kita bersama-sama menghadapi ini sekarang. Bersyukurlah atas hal-hal baik yang terjadi. Investasikan energi untuk hal-hal positif, tingkatkan kapasitas diri, jadilah individu yang murah hati dan penuh kasih.
9. Lakukan sesuatu yang baik
Kondisi krisis ini harus mendorong kita untuk melakukan hal baik kepada orang lain, dengan begitu, kita juga akan mendapatkan energi positif untuk diri kita sendiri.
10. Ingatlah, semuanya akan baik-baik saja
Di Italia, orang-orang telah melakukan karantina mandiri selama berminggu-minggu. Anak-anak SOS Children’s Villages Italia membuat poster pelangi dengan tagar #andràtuttobene (semuanya akan baik-baik saja). Ini pesan yang sangat penting untuk kita ingat.
Pada akhirnya hidup akan kembali normal. Kita dapat melalui ini semua dengan baik. Jaga diri, jaga kesehatan!
Anak-anak diajak untuk menerapkan semua tindakan yang diperlukan di rumah sebagai upaya pencegahan penularan virus corona, seperti tidak pergi ke luar rumah, rajin cuci tangan dengan sabun, makan makanan yang bergizi, dan minum vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh. Selain mengajarkan budaya hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada anak-anak, orang tua juga harus menghadapi anak-anak dalam menyampaikan informasi tentang virus corona.
“Emosi dapat lebih menular daripada virus corona. Orang tua yang bahagia dapat membuat anak-anak mereka bahagia juga. Jaga diri dan perhatikan kesehatan pikiran sendiri terlebih dahulu, dengan begitu, anak-anak juga akan baik-baik saja,” ungkap Teresa Ngigi, spesialis psikolog anak dari SOS Children’s Villages International.
SOS Children’s Villages adalah organisasi sosial yang fokus memberikan pengasuhan berkualitas kepada anak-anak yang telah kehilangan pengasuhan orang tua. Menghadapi krisis corona ini, anak-anak semakin rentan mengalami kecemasan. Untuk itu, sebagai spesialis di bidang pengasuhan alternatif, SOS Children’s Villages menyampaikan kiat-kiat mengasuh anak selama pandemi COVID-19.
Berikut adalah beberapa tips untuk para orang tua dan pengasuh di rumah:
1. Pastikan kebahagiaan diri sendiri
Orang tua seringkali terlalu fokus merawat anak sehingga kerap melupakan diri sendiri. Padahal, semakin orang tua bahagia dan terlepas dari stres, kebahagiaan itu juga akan menular ke anak-anak. Orang tua dapat melakukan aktivitas positif yang membuat mereka bahagia untuk memulai hari.
2. Tetap tenang dan jangan menyebarkan hal negatif
Emosi tidak memiliki batas. Sama seperti virus, emosi juga dapat menyebar. Contohnya, ketika membagikan ketakutan, kepanikan, prasangka, dan hal-hal negatif di media sosial, orang yang jauh pun dapat terpengaruh serta ikut takut dan panik hanya dengan melihat atau membaca hal-hal negatif yang dibagikan tersebut—dan itu tidak membantu melewati masa sulit ini.
3. Biarkan anak-anak membuat keputusan sendiri
Duduk bersama anak, jelaskan apa yang sedang terjadi, bagaimana perkembangan virus corona di luar sana, kemudian tanyakan pendapat mereka apa yang menurut mereka perlu dilakukan. Dari jawaban anak, orang tua biasanya akan menemukan masukan dan ide-ide baru.
4. Lakukan sekarang apa yang disenangi
Lakukan hal-hal yang telah ditunda karena tidak punya waktu atau energi untuk melakukannya. Misalnya, orang tua ingin menggambar, melukis, atau merajut? Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menjadi kreatif! Setiap kali mulai khawatir karena keadaan pandemi, tarik napas, dan ingatlah, meski situasi sedang tidak kondusif, fokuslah untuk menciptakan momen-momen baik hari ini.
5. Jangan mengonsumsi informasi secara berlebihan
Pegang kendali atas informasi-informasi yang dapat diterima. Pilih dengan hati-hati apa yang ingin kamu tonton, dengar, dan baca. Apabila itu bisa memicu kepanikan, stop konsumsi informasi tersebut!
6. Lakukan rutinitas harian seperti biasa
Anak-anak membutuhkan keseharian yang terstruktur dan rutin. Mereka perlu merasa bahwa hidup dapat diprediksi karena hal itu akan membuat mereka merasa aman. Meski kita semua telah keluar dari rutinitas biasa, tetapi kita dapat menciptakan rutinitas baru dan melakukannya secara terus-menerus.
7. Tetap bersosialisasi
Social distancing bukan berarti berhenti bersosialisasi. Oleh karena itu, tetaplah berhubungan dan berbagi cerita dengan teman-teman atau keluarga melalui chat, telepon, email, dan lain-lain.
8. Jangan menyalahkan keadaan
Ini bukan waktunya menyalahkan. Tidak masalah bagaimana atau di mana virus ini dimulai, yang terpenting adalah kita bersama-sama menghadapi ini sekarang. Bersyukurlah atas hal-hal baik yang terjadi. Investasikan energi untuk hal-hal positif, tingkatkan kapasitas diri, jadilah individu yang murah hati dan penuh kasih.
9. Lakukan sesuatu yang baik
Kondisi krisis ini harus mendorong kita untuk melakukan hal baik kepada orang lain, dengan begitu, kita juga akan mendapatkan energi positif untuk diri kita sendiri.
10. Ingatlah, semuanya akan baik-baik saja
Di Italia, orang-orang telah melakukan karantina mandiri selama berminggu-minggu. Anak-anak SOS Children’s Villages Italia membuat poster pelangi dengan tagar #andràtuttobene (semuanya akan baik-baik saja). Ini pesan yang sangat penting untuk kita ingat.
Pada akhirnya hidup akan kembali normal. Kita dapat melalui ini semua dengan baik. Jaga diri, jaga kesehatan!
(wbs)