Dibicarakan Luhut dan Prabowo, Produksi Rare Earth Dunia Dikuasai China
loading...
A
A
A
JAKARTA - Logam tanah jarang atau rare earth adalah mineral yang sedang ramai dibicarakan. Namanya muncul setelah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengadakan pertemuan pekan lalu, yang membahas mengenai potensi rare earth di Indonesia.
Luhut menjelaskan, rare earth merupakan komoditas mineral hasil ekstrak tin atau timah. Komoditas itu kemudian bisa dijadikan campuran kebutuhan pembuatan magnet, elektronik, hingga senjata. )
Meski bernama rare earth, tetapi sebenarnya mineral ini tidak langka. Mengutip dari Geology, Rabu (24/6/2020), pengelolaan elemen rare earth yang tidak mudah adalah faktor penyebab kelangkaan tersebur.
Banyak elemen-elemen yang masuk ke dalam kategori rare earth, misalnya lanthanum, cerium, praseodymium, neodymium, dysprosium dan lain sebagainya.
Indonesia memiliki potensi cukup besar terkait mineral ini. Mengingat Bangka Belitung merupakan salah satu wilayah penghasil timah di dunia. Namun, pengelolaan rare earth belum banyak di Tanah Air.
China disebut sebagai negara penghasil rare earth terbesar di dunia. Sepanjang tahun lalu, Negeri Tirai Bambu berhasil memproduksi sebanyak 132 ribu metrik ton rare earth.
Meski Amerika Serikat juga memproduksi mineral seruap, tetapi menurut data Mining, rare earth yang dimiliki AS masih kalah dari China. Tahun lalu, Negeri Paman Sam hanya berhasil memproduksi 26 ribu metrik ton rare earth, dan menjadikannya nomor dua di bawah China.
Luhut menjelaskan, rare earth merupakan komoditas mineral hasil ekstrak tin atau timah. Komoditas itu kemudian bisa dijadikan campuran kebutuhan pembuatan magnet, elektronik, hingga senjata. )
Meski bernama rare earth, tetapi sebenarnya mineral ini tidak langka. Mengutip dari Geology, Rabu (24/6/2020), pengelolaan elemen rare earth yang tidak mudah adalah faktor penyebab kelangkaan tersebur.
Banyak elemen-elemen yang masuk ke dalam kategori rare earth, misalnya lanthanum, cerium, praseodymium, neodymium, dysprosium dan lain sebagainya.
Indonesia memiliki potensi cukup besar terkait mineral ini. Mengingat Bangka Belitung merupakan salah satu wilayah penghasil timah di dunia. Namun, pengelolaan rare earth belum banyak di Tanah Air.
China disebut sebagai negara penghasil rare earth terbesar di dunia. Sepanjang tahun lalu, Negeri Tirai Bambu berhasil memproduksi sebanyak 132 ribu metrik ton rare earth.
Meski Amerika Serikat juga memproduksi mineral seruap, tetapi menurut data Mining, rare earth yang dimiliki AS masih kalah dari China. Tahun lalu, Negeri Paman Sam hanya berhasil memproduksi 26 ribu metrik ton rare earth, dan menjadikannya nomor dua di bawah China.
(wbs)